Suka Menolong, Sosok Tjahjo Kumolo di Mata Keluarga dan Tetangga di Semarang
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tjahjo Kumolo meninggal karena sakit, Jumat (1/7/2022). Warga di sekitar rumah masa kecilnya di Kota Semarang, Jateng, merasa turut kehilangan.
SEMARANG, KOMPAS
—
Kabar terkait meninggalnya Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tjahjo Kumolo mengejutkan keluarga dan para tetangganya di Kota Semarang, Jawa Tengah. Tjahjo dikenal keluarga dan tetangganya sebagai pribadi yang ramah dan suka menolong.
Tjahjo meninggal pada Jumat (1/7/2022) sekitar pukul 11.00 setelah dirawat intensif di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Jakarta, selama dua pekan terakhir. Menurut keluarga, Tjahjo menderita infeksi paru-paru dan diabetes.
”Kondisi beliau sempat membaik sekitar empat hari yang lalu. Namun, sejak dua hari lalu kondisinya terus menurun sampai akhirnya meninggal, siang ini,” kata Adrin Rahmatsyah (27), keponakan Tjahjo, saat ditemui di Kelurahan Mlatiharjo, Kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang, Jumat siang.
Meski tak bisa menengok langsung Tjahjo, Adrin mengaku sering menanyakan kondisi terbaru pamannya itu lewat sepupunya atau anak-anak Tjahjo. Kabar terkait wafatnya Tjahjo baru diterima Adrin sekitar pukul 12.00, setelah dirinya selesai menunaikan ibadah shalat Jumat.
Baca Juga: Menteri Tjahjo Kumolo Berpulang, Sore Ini Dimakamkan di TMP Kalibata
Sehari-hari, Adrin tinggal di rumah masa kecil Tjahjo di Kelurahan Mlatiharjo bersama ayahnya atau adik ipar Tjahjo Kumolo. Menurut Adrin, rumah itu ditinggali Tjahjo sejak sekolah dasar hingga menyelesaikan studinya di Universitas Diponegoro. Setelah selesai kuliah, Tjahjo lalu merantau ke Jakarta dan hanya sesekali pulang ke rumahnya di Kota Semarang tersebut.
Teman masa kecil
Berdasarkan pantauan, Jumat siang-petang, rumah bercat merah itu sepi. Sesekali, ada dua sampai tiga orang datang menanyakan kebenaran terkait kabar meninggalnya Tjahjo. Mereka adalah tetangga dan teman-teman masa kecilnya.
Di mata keluarga, Tjahjo dikenal sebagai pribadi yang baik, suka berbagi, dan tegas. ”Meski sudah menjadi menteri, Pakde (Tjahjo) itu orangnya rendah hati. Beliau tidak terlalu suka tampil atau bikin heboh, apalagi yang sampai menyita perhatian publik,” ucap Adrin.
Kami semuanya bangga punya tokoh asal Semarang yang sukses di dunia politik ataupun ketokohan di tingkat nasional.
Sementara itu, tetangga dan warga lingkungannya menilai, Tjahjo memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan. Mantan Menteri Dalam Negeri itu juga dinilai banyak membantu warga di lingkungannya.
Suasana rumah masa kecil Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tjahjo Kumolo datang ke rumah Tjahjo di Kelurahan Mlatiharjo, Kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (1/7/2022). Rumah itu sepi karena jenazah Tjahjo akan dimakamkan di Jakarta.
”Meski sudah pindah (alamat di) kartu tanda penduduk dari sekitar 5 tahun lalu, Pak Tjahjo masih peduli dengan warga di sini. Setiap pulang ke Semarang, beliau menyempatkan ketemu kami untuk menanyakan kondisi lingkungan dan permasalahan yang dihadapi. Tak jarang, beliau membantu menyampaikan keluhan kami ke dinas-dinas terkait,” ujar Hari Bowo, ketua rukun warga setempat.
Salah satu jasa Tjahjo yang dinilai tak terlupakan bagi warga adalah pembangunan jalan di salah satu kompleks perumahan di Kelurahan Mlatiharjo.
Menurut Hari, warga sudah berulang kali mengajukan permintaan perbaikan jalan di kawasan tersebut kepada pemerintah setempat. Namun, permintaan warga tak kunjung direalisasikan. Setelah keluhan itu disampaikan ke Tjahjo, perbaikan jalan langsung dilakukan.
”Kami sebagai tetangga sekaligus teman masa kecil Pak Tjahjo merasa sangat kehilangan. Rencananya, kami akan menggelar tahlilan, tetapi masih menunggu konfirmasi dari pihak keluarga Pak Tjahjo,” tutur Bowo.
Sementara itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo juga turut berduka atas meninggalnya Tjahjo. Setelah mengetahui kabar meninggalnya Tjahjo, Ganjar yang sedang dalam perjalanan kerja ke Kebumen langsung putar arah menuju Bandara Ahmad Yani Semarang dan terbang ke Jakarta untuk melayat.
”Beliau orangnya luar biasa rendah hati dan grapyak. Sebagai senior di PDI-P, beliau selalu mendorong dan memotivasi generasi muda. Saat menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri, beliau mau mendengarkan suara dari bawah, termasuk dari para bupati/wali kota ataupun gubernur,” tutur Ganjar.
Tak jarang, beliau membantu menyampaikan keluhan kami ke dinas-dinas terkait.
Pada peringatan Hari Ulang Tahun Kota Semarang, awal Mei lalu, Tjahjo datang untuk menerima penghargaan dari Pemerintah Kota Semarang. Kala itu, Tjahjo menerima penghargaan sebagai Warga Kehormatan Kota Semarang.
”Kami semuanya bangga punya tokoh asal Semarang yang sukses di dunia politik ataupun ketokohan di tingkat nasional,” ucap Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi.
Hendrar menuturkan, ia dan warga Kota Semarang merasa sangat kehilangan Tjahjo. Ia berharap hal-hal baik yang dilakukan Tjahjo semasa hidupnya bisa diteladani oleh masyarakat di Kota Semarang.