Peternak di Kota Bandung Diimbau Terbuka dengan Kondisi Kesehatan Ternak
Peternak di Kota Bandung diimbau terbuka dengan kondisi kesehatan hewannya kepada masyarakat. Selain membangun kepercayaan bisnis, hal itu dilakukan untuk menekan penularan penyakit mulut dan kuku.
Oleh
CORNELIUS HELMY HERLAMBANG
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Peternak di Kota Bandung diimbau terbuka dengan kondisi kesehatan hewannya kepada masyarakat. Selain membangun kepercayaan bisnis, hal itu dilakukan untuk menekan penularan penyakit mulut dan kuku.
”Masyarakat harus mendapat informasi yang tepat. Selain itu, terapkan pola hidup sehat seperti rutin menyemprotkan disinfektan di peternakan sebagai langkah pencegahan penularan penyakit,” kata Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna saat mengikuti proses vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kecamatan Cicendo, Rabu (29/6/2022).
Vaksinasi bagi 10 sapi itu dilakukan setelah sebelumnya digelar di Babakan Ciparay (66 sapi), Arcamanik (2 sapi). Hanya dilakukan di peternakan sapi, target vaksinasi PMK di Kota Bandung sebanyak 200 dosis.
“Sejauh ini, prioritas vaksinasi dilakukan di peternakan. Tujuannya, menepis keraguan masyarakat tentang kondisi kesehatan hewan di sana,” katanya.
Ema tidak memungkiri dosis vaksin PMK masih jauh dari cukup. Namun, kuota vaksinasi merupakan kewenangan pemerintah pusat dan provinsi. ”Kita sedang berupaya meminta tambahan, kalau berbicara kebutuhan kita ini masih kurang. Dengan dosis yang lebih banyak, jangkauan vaksinnya lebih luas,” lanjutnya.
Ade Anwar, peternak sapi di Cicendo, menjamin 14 sapi miliknya sehat dan tidak terpapar PMK. Ke depan, ia berharap semakin banyak sapinya divaksin agar kuat menghadapi potensi penularan PMK.
”Semoga vaksinasi seperti ini terus dilakukan agar ternak tidak ada lagi yang terkena (penyakit PMK),” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kota Bandung Gin Gin Ginanjar mengatakan, sedikitnya ada 4.000 ternak yang akan diperiksa tim Satgas Pemeriksa Hewan Kurban menjelang Idul Adha. Angka itu diperkirakan sesuai jumlah hewan kurban di Kota Bandung.
”Pemeriksaan dilakukan pada hewan yang akan diperjualbelikan sampai hewan yang akan dipotong. Setelah pemeriksaan, hewan yang sehat akan diberikan nametag, tanda kalung sehat,” katanya.
Kalung tersebut, kata Gin Gin, akan berisi barcode yang dapat dipindai melalui aplikasi e-selamat. Aplikasi ini memuat data hewan kurban yang telah diperiksa oleh satgas. ”Informasi detail itu akan menjadi informasi bagi calon konsumen,” katanya.