Jaringan Listrik Tersambung, Pengungsi Erupsi Semeru Didorong Kian Produktif
Kehadiran fasilitas listrik di lokasi hunian sementara dan hunian tetap pengungsi Semeru tidak hanya menambah kenyamanan tempat tinggal. Kehadiran listrik mendorong produktivitas pengungsi dan menggerakkan ekonomi.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·5 menit baca
LUMAJANG, KOMPAS — Sebanyak 1.951 hunian sementara dan hunian tetap warga terdampak erupsi Gunung Semeru di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, mulai teraliri listrik. Kehadiran fasilitas tersebut tidak hanya menambah kenyamanan tempat tinggal, tetapi diharapkan mendorong produktivitas pengungsi dan menggerakkan ekonomi lokal.
Penyambungan jaringan listrik di hunian sementara dan hunian tetap tersebut dilakukan Senin (27/6/2022). Dalam kesempatan itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa didampingi Bupati Lumajang Thoriqul Haq dan General Manajer PLN Unit Induk Distribusi Jawa Timur (UID Jatim) Lasiran secara simbolis menyalakan lampu penerangan di salah satu rumah pengungsi erupsi Semeru.
Lasiran mengatakan, untuk menyalurkan listrik kepada 1.951 pelanggan penghuni hunian sementara dan hunian tetap, pihaknya menyiapkan suplai dari penyulang Pronojiwo. Selain itu, PLN membangun jaringan listrik dengan menambah 79 tiang tegangan menengah (TM), 133 tiang tegangan rendah (TR), dan 3.158 kilometer sirkuit (kms) jaringan saluran udara tegangan menengah (SUTM). Selain itu juga dibangun jaringan saluran udara tegangan rendah (SUTR) sepanjang 6,447 kms, serta 7 unit gardu distribusi.
”Semoga dengan adanya fasilitas listrik ini menambah kenyamanan seluruh warga terdampak erupsi Gunung Semeru yang mulai menempati hunian sementara dan hunian tetap,” ujar Lasiran.
Dia mengatakan, untuk membangun jaringan listrik di lokasi tempat tinggal pengungsi Semeru, PLN mengeluarkan dana investasi sebesar Rp 4,8 miliar. Dana itu, antara lain, untuk membiayai sambungan listrik tahap pertama bagi 250 pelanggan yang nilainya mencapai Rp 276 juta dan sambungan tahap kedua untuk 1.701 pelanggan yang nilainya Rp 1,7 miliar.
Penyambungan listrik tahap pertama dilakukan pada April 2022. Adapun penyambungan tahap kedua dilakukan pada 20 Juni 2022. Penyambungan listrik ini diyakini sangat bermanfaat bagi masyarakat karena meningkatkan kenyamanan tempat tinggal. Selain itu, kehadiran listrik diharapkan bisa memantik aktivitas ekonomi warga.
Selain menuntaskan penyambungan listrik, PLN juga telah menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada korban erupsi Gunung Semeru melalui Baznas Lumajang, bantuan posko pengungsian dan pembuatan akses jalan berbahan fly ash bottom ash (FABA) atau abu sisa pembakaran batubara dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
Khofifah Indar Parawansa mengatakan, dengan dukungan suplai listrik, masyarakat penyintas erupsi Semeru diyakini semakin betah menetap. Selain itu, para pengungsi bisa melakukan kegiatan produktif yang mampu mengungkit taraf perekonomian mereka.
Penyambungan listrik ini diyakini sangat bermanfaat bagi masyarakat karena meningkatkan kenyamanan tempat tinggal. Selain itu, kehadiran listrik diharapkan juga bisa memantik aktivitas ekonomi warga.
”Jika suplai listrik sudah masuk, kebutuhan air tercukupi, berikutnya sambungan internet juga sangat penting untuk disegerakan. Karena di tengah zaman yang serba cepat ini, kita tidak boleh ketinggalan informasi meskipun tinggal di desa. Pun anak-anak kita akan sangat membutuhkannya untuk mendukung belajar mereka,” ucap Khofifah.
Percepatan pembangunan hunian sementara dan hunian tetap berikut seluruh fasilitanya merupakan buah dari sinergi yang kuat oleh banyak pihak. Oleh karena itu, Pemprov Jatim menyampaikan terima kasih setinggi-tingginya kepada semua pihak atas setiap energi yang dicurahkan untuk pemulihan pascabencana awan panas guguran atau APG Semeru.
Program elektrifikasi, lanjut Khofifah, akan tetap menjadi komitmen agar seluruh warga Jatim mendapatkan suplai listrik yang cukup. Pada 2022, Pemprov mengalokasikan bantuan Instalasi Rumah dan Sambungan Rumah (IRSR) kepada sejumlah 2.700 kepala keluarga (KK). Melalui program tersebut, sejak 2019, sebanyak 14.921 KK yang tersebar di Jawa Timur telah menikmati bantuan IRSR.
Salah satu penyintas erupsi Semeru, Junaedi (40), mengatakan, telah menempati hunian tetap selama tiga bulan belakangan. Pihaknya merasa nyaman karena sejumlah fasilitas penunjang telah terpenuhi. Warga Desa Curahkobokan itu mengaku betah tinggal di tempat baru bersama keluarganya.
Benahi Sistem Kelistrikan Bali
Sementara itu, menjelang KTT G20 yang rencana berlangsung pada November tahun ini di Pulau Bali, PLN terus melakukan pembenahan sistem kelistrikan untuk menjamin keandalan penyaluran ke Bali. PLN yang merupakan penyuplai energi listrik pada kegiatan tersebut berupaya agar keandalan sistem kelistrikan terus optimal dengan memelihara serta menambah infrastruktur dari sistem 20 kV menjadi sistem besar 150 kV.
General Manager PLN UIT JBM Didik F Dakhlan mengatakan, setelah melakukan pekerjaan pada dua pekan lalu, PLN Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Timur & Bali (UIT JBM) kembali melaksanakan pemeliharaan serta penambahan infrastrukur pada sistem Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) yang mengalirkan energi listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton ke sistem kelistrikan Bali melalui Saluran Kabel Laut Tegangan Tinggi (SKLT) 150 kV Ketapang-Gilimanuk.
Pekerjaan ini berlangsung selama tiga hari (24-26 Juni). Hasilnya, PLN UIT JBM selesai mengerjakan beberapa kegiatan preventif untuk memastikan kesiapan instalasi transmisi tegangan tinggi, seperti pemeliharaan peralatan GI outdoor, pemeliharaan Cable Head SKLT Jawa-Bali, pembersihan isolator di jaringan transmisi, pembangunan Bus Section, dan penguatan sistem proteksi.
Selain itu, pihaknya juga telah merampungkan pekerjaan pembersihan isolator sejumlah 176 tower transmisi sepanjang 187 kms dari Paiton-Situbondo- Banyuwangi dengan menerjunkan 96 personel. Tujuannya agar sistem pertahanan di Jaringan Transmisi (JT) tetap optimal dan menghindari terjadinya korosi pada isolator. PLN UIT JBM juga melaksanakan pemeliharaan pada Gardu Induk (GI) di Situbondo, Banyuwangi dan Gilimanuk.
”Dari GI Paiton, kami juga berhasil melakukan penambahan Bus Section 150 kV agar keandalan sistem di Jawa Timur meningkat dan suplai listrik ke Bali terus optimal. Di Bali pun ada beberapa pekerjaan yang seperti penggantian isolator, pengukuran tahanan isolasi, dan penggantian Ground Steel Wire (GSW),” papar Didik.