Internet Tersambung Turut Mengangkat Martabat Ikan Asin Leupung
Bagi pedagang ikan asin di Leupung, digitalisasi adalah hal baru. Namun, mereka tidak menolak kehadiran digitalisasi. Ini bagian dari meningkatkan martabat ikan asin Leupung.
Digitalisasi produk usaha kecil menengah mulai manjangkau hingga akar rumput. Melalui digitalisasi, produk usaha kecil kini lebih mudah diakses konsumen.
Saat melintasi lapak-lapak ikan asin di tepi jalan nasional Banda Aceh-Meulaboh, tepatnya di Kecamatan Leupung, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, ada pemandangan berbeda dari biasanya.
Di tepi jalan dipasangi poster-poster bertuliskan promosi ikan asin dengan bahasa anak milenial. Misalnya, ”Jangan lupa makan ikan, karena menghalu juga butuh protein. Leupung pusat ikan asin”.
Perubahan tampilan itu menghadirkan kesan meriah kala melintasi pusat penjualan ikan asin Leupung.
Baca juga: Selamatkan UMKM untuk Perkuat Ekonomi Aceh
Di setiap lapak ikan asin itu dipasangi plang berisi nama usaha, nomor Whatsapp, dan nama akun Instagram @pasarlautaceh. Kini produk ikan asin Leupung dijual juga melalui toko daring dengan nama outlet Pasar Laut Aceh.
Kecamatan Leupung sejak puluhan tahun telah menjadi pusat pengolahan dan penjualan ikan asin. Sebagai daerah pesisir mayoritas warga berprofesi sebagai nelayan. Ikan tangkapan sebagian dijual segar sebagian diasinkan.
Leupung juga dikenal dengan obyek wisata bahari yang memesona. Pada akhir pekan, banyak warga dari Kota Banda Aceh yang berkunjung ke sana.
Suarni (41), pengolah dan penjual ikan asin, telah berjualan sejak tahun 2000. Dulu semua tradisional, dia tidak pernah mencatat penjualan dan pengeluaran. Kini, melalui aplikasi, dia sudah bisa membuat pembukuan sederhana. Ketersediaan pembukuan memperlancar proses kredit di perbankan.
”Pembeli juga bisa bayar nontunai, pakai QRIS,” ujar Suarni saat ditemui pada Selasa (21/6/2022).
Baca juga: Pemprov Aceh Akan Salurkan Rp 27,5 Miliar untuk 1.660 Pelaku UMKM
Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) adalah standardisasi pembayaran menggunakan metode pindai kode batang Bank Indonesia. Dengan cara ini, transaksi lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya.
Bagi pedagang ikan asin di Leupung, digitalisasi adalah hal baru. Maklum, para pedagang itu rata-rata usia di atas 40 tahun atau disebut generasi tua. Mereka tidak familiar dengan penggunaan aplikasi digital.
Digitalisasi produk ikan asin Leupung merupakan program Natural Aceh, sebuah lembaga swadaya masyarakat lokal yang fokus pada isu kelautan dan perikanan. Program ini dimulai Desember 2021.
Saat awal program digitalisasi diperkenalkan kepada para penjual ikan asin, Suarni kagok bukan main. Dia tidak paham cara gunakan fitur-fitur yang terdapat pada gadget. ”Kalau HP tit-tut (handpone jadul) saya pandai,” katanya tertawa.
Meski demikian, mereka tidak menolak kehadiran digitalisasi. Suarni belajar menggunakan Whatsapp, aplikasi pembukuan, hingga media sosial.
”Sekarang ada juga yang pesan lewat Whatsapp dan Instagram,” ujar Suarni.
Tidak jauh dari lapak Suarni terdapat lapak ikan asin milik Safaruddin (51). Lelaki setengah abad ini menceritakan pengalaman menggunakan QRIS. ”Bulan lalu ada wisatawan Malaysia, uangnya tidak cukup, akhirnya dia bayar pakai QRIS. Lebih mudah,” kata Safaruddin.
Baca juga: UMKM Digital Berdaya Saing
Para pedagang ikan asin Leupung tergabung dalam koperasi yang jumlahnya 38 usaha. Dari usaha itulah mereka bertahan hidup, bahkan membiayai sekolah anak.
Suarni, misalnya, anaknya yang sulung kini sedang kuliah. Meski hanya bersekolah sampai SMP, dia mau anaknya menjadi sarjana.
Pandemi
Saat pandemi melanda, para pedagang ikan asin di Leupung jatuh tersungkur. Nyaris tidak ada pembeli. Penutupan lokasi wisata di daerah itu membuat mereka kehilangan pembeli. Mereka nyaris putus asa.
Kondisi tersebut membuat tim Natural Aceh tergerak membantu penjualan melalui daring. Natural Aceh mengajarkan pedagang berjualan lewat Whatsapp, Instagram, dan membuka outlet di toko daring.
Dihubungi terpisah, Direktur Natural Aceh Zainal Abidin menuturkan, meski belum setahun, mulai ada pesanan melalui toko daring. ”Beberapa hari lalu, seekor gurita asin terjual Rp 200.000 pesanan lewat Instagram. Kami yakin ke depan bakal lebih berkembang,” ujar Zainal.
Zainal menuturkan, saat pandemi Covid-19 banyak toko luar jaringan tutup, sebaliknya toko dalam jaringan tumbuh. Gaya belanja berubah ke online. Akan tetapi, pelaku usaha di akar rumput tidak tahu cara beralih ke digital.
Baca juga: Saatnya Gaet Konsumen lewat Jalur Digital
Saat rencana program itu dipresentasikan kepada penjual ikan asin, mereka langsung tertarik. Mereka belajar cepat. Namun, di sana terkendala sinyal yang lemah sehingga aplikasi di gadget sukar dibuka. Mereka berharap suatu saat Telkomsel akan membangun tower di sana.
Produk olahan ikan asin Leupung yang dipasarkan melalui toko daring Pasar Laut Aceh tetap menggunakan merek pemilik agar jelas produk siapa terjual. Pasar Laut Aceh ibarat toko bersama.
Saat ini toko daring Pasar Laut Aceh masih dikelola oleh staf Natural Aceh. Namun, beberapa anak muda dari Leupung sedang dilatih cara mengelola toko daring itu agar mereka bisa kelola sendiri.
Natural Aceh juga menggandeng finalis duta wisata Aceh Besar untuk mempromosikan ikan asin Leupung melalui media sosial. Ini adalah usaha untuk meningkatkan citra ikan asin. Selama ini ada anggapan ikan asin adalah makanan orang tua, padahal juga tidak ada salahnya dikonsumsi oleh anak muda.
”Ini bagian dari meningkatkan martabat ikan asin Leupung,” kata Zainal.
Dosen Kewirausahaan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Aceh, Mimi Asri, menuturkan, belanja daring sudah menjadi gaya hidup, terutama warga urban. Pelaku usaha di perkotaan mayoritas sudah menggunakan toko daring.
Namun, Mimi melihat masih banyak usaha kecil di pedesaan yang belum melek digital. Padahal, kualitas produk mereka tidak kalah bagus. Mimi berharap ada gerakan digitalisasi terhadap UMKM di Aceh.
Pilihan memasarkan produk secara daring bentuk adaptasi bisnis saat ini. Jika tidak mau tertinggal, UMKM di Aceh harus bertransformasi ke arah itu.
Digitalisasi ikan asin Leupung adalah contoh. Selain daya jangkau pasar semakin jauh, citra ikan asin Leupung semakin terangkat.
Baca juga: Masyarakat Diajak Adaptasi