Fenomena Super Full Moon, Masyarakat Pantura Jateng Waspada Banjir Rob
Fenomena Super Full Moon yang terjadi seiring dengan peningkatan muka air laut diprediksi memicu banjir rob di pesisir utara Jateng. Ketinggian gelombang diperkirakan mencapai 3 meter.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Banjir rob berpotensi melanda wilayah pesisir pantai utara Jawa Tengah pada Selasa-Kamis (21-23/6/2022) seiring dengan adanya peningkatan tinggi gelombang yang dibarengi fenomena Super Full Moon atau bulan purnama. Masyarakat di wilayah pesisir diminta waspada karena rob berpotensi mengganggu aktivitas sehari-hari.
Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas mengeluarkan peringatan terkait adanya peningkatan tinggi gelombang di wilayah pesisir pantura hingga Kamis. Hal ini diketahui berdasarkan citra satelit altimetri yang menunjukkan adanya anomali positif pada tinggi muka air laut.
Tinggi gelombang air laut diperkirakan mencapai 3 meter, lebih tinggi dari biasanya 1,5 meter hingga 2 meter.
Peningkatan tinggi gelombang salah satunya disebabkan oleh adanya angin yang berembus konsisten dengan kecepatan cukup tinggi, yakni 46 km/jam. Selain itu, adanya fenomena Super Full Moon, yaitu fase bulan purnama, juga berpotensi menambah tinggi gelombang air laut pada masa tersebut.
”Masyarakat di wilayah pesisir yang berpotensi terdampak banjir rob diharapkan menyiapkan langkah-langkah antisipasi. Sebab, banjir rob ini berpotensi mengganggu aktivitas masyarakat pesisir dan di sekitar pelabuhan, mengganggu aktivitas bongkar muat di pelabuhan, serta dapat mengganggu aktivitas tambak garam dan perikanan darat,” kata Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas Semarang Retno Widyaningsih, Selasa (21/6/2022).
Menurut Retno, sejumlah daerah bakal terdampak, antara lain pesisir utara Brebes, Kota Tegal, Pemalang, Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Kabupaten Kendal, dan Kota Semarang. Pemerintah daerah dan masyarakat perlu bahu-membahu mempersiapkan langkah-langkah antisipasi.
Di Kota Pekalongan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat menyiapkan sejumlah antisipasi, mulai dari patroli di wilayah rawan rob, di daerah pesisir, dan di sekitar daerah aliran sungai. Kegiatan yang dilakukan bersama dengan sejumlah instansi dan lembaga terkait itu untuk memetakan kesiapan sarana pendukung kebencanaan, tanggul, pompa air, dan memastikan rumah pompa berfungsi optimal.
”Jika memang ada tanggul yang rusak, kita akan segera menambalnya dengan karung berisi pasir. Peninggian tanggul sungai juga akan kami lakukan di lokasi-lokasi tertentu untuk mencegah perluasan area terdampak jika sewaktu-waktu sungai limpas,” ujar Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana BPBD Kota Pekalongan Dimas Arga Yudha.
Dimas menambahkan, pihaknya juga sudah mengaktifkan posko kebencanaan. Selain itu, penyiapan titik-titik pengungsian dan titik evakuasi juga dilakukan. Dalam penyiapan titik pengungsian, pihaknya bekerja sama dengan dinas sosial, pemerintah kelurahan, pemerintah kecamatan, TNI-Polri, dan sukarelawan setempat.
”Penyebarluasan informasi terkait adanya peringatan dini potensi banjir rob juga kami lakukan kepada masyarakat dan pihak-pihak terkait. Dengan adanya peringatan dini, masyarakat kami harapkan lebih antisipatif,” ujar Dimas.
Relatif surut
Pada Senin (20/6/2022), banjir rob setinggi 50 sentimeter sempat menggenangi sebagian wilayah di Pelabuhan Tanjung Emas, Kota Semarang. Selasa pagi, banjir di kawasan tersebut relatif surut, yakni sekitar 10 sentimeter. Ketinggian banjir berkurang karena penyedotan dengan pompa air milik PT Pelabuhan Indonesia.
”Sebagai upaya memitigasi banjir rob, kami menyiapkan 56 pompa air. Puluhan pompa air tersebut memiliki kapasitas rata-rata 800 liter. Dengan beroperasinya pompa tersebut, banjir rob surut dalam waktu kurang dari enam jam,” ucap General Manager PT Pelabuhan Indonesia Cabang Semarang Hardianto.
Menurut Harianto, pihaknya membantu mempercepat pembangunan tanggul permanen milik PT Lamicitra yang sempat jebol sekitar sebulan lalu. Sementara menunggu tanggul permanen selesai dibangun, penguatan tanggul eksisting juga terus dilakukan untuk meminimalkan risiko perluasan wilayah terdampak rob.