Pergelaran Perdana BWCC 2022 Dimeriahkan Komunitas Seni Gamelan Bali
BWCC dilangsungkan di dalam jaringan (daring) dan juga di luar jaringan (luring). BWCC diisi pergelaran 20 komunitas seni dari Bali dan luar negeri, di antaranya, dari Jepang, China, Taiwan, Belgia, Belanda, dan lainnya.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Bali menggelar ajang Bali World Culture Celebration (BWCC), atau Perayaan Kebudayaan Dunia di Bali, serangkaian Pesta Kesenian Bali ke-44. Perayaan Kebudayaan Dunia (BWCC) 2022 di Bali berlangsung mulai Selasa (14/6/2022) sampai Sabtu (25/6/2022). Ajang BWCC 2022 perdana dimeriahkan penampilan tiga komunitas gamelan dari Bali, yang sudah bereputasi nasional, bahkan internasional.
Pergelaran BWWC 2022 di area luar Monumen Perjuangan Rakyat Bali Bajra Sandhi, Kota Denpasar, Selasa (14/6) malam, diisi penampilan sekaa (kelompok seni) gong Belaluan Sadmerta dari Kota Denpasar, komunitas Roras Ensemble, dan Jes Gamelan Fusion. Sekaa gong Belaluan Sadmerta, yang mencirikan gamelan gong kebyar, menghadirkan gamelan klasik Bali.
Adapun komunitas Roras Ensemble, yang didirikan komposer I Wayan Gde Yudana, mengangkat ensembel perkusi musik baru dengan gamelan eksperimental dan kontemporer. Begitu pula Jes Gamelan Fusion, yang hadir dengan memadukan gamelan jegog dan gamelan semar pagulingan dikolaborasikan dengan ragam musik non-gamelan, termasuk jazz.
Mengawali pergelaran dalam BWCC 2022, Selasa (14/6) malam, sekaa gong Belaluan Sadmerta memainkan komposisi Kebyar Ding, yakni gamelan kebyar klasik yang dibuat I Made Regog pada 1920-an. Sekaa gong Belaluan Sadmerta melanjutkan penampilan mereka dengan menghadirkan gamelan Kebyar Duduk dan tari Kebyar Duduk gaya Belaluan.
Komunitas Roras Ensemble memainkan gamelan kontemporer berjudul Word in Iron karya komponis Yudane. Sebagai penutup pergelaran perdana BWCC 2022, Selasa (14/6), Jes Gamelan Fusion yang didirikan I Nyoman Windha pada 2006 menampilkan tiga komposisi gamelan kontemporer, di antaranya, tabuh Goak Ngolol dan Bima Kroda.
Pergelaran perdana itu disaksikan sejumlah pejabat Pemerintah Provinsi Bali, seniman dan budayawan, perwakilan negara asing di Bali, dan juga khalayak umum. Meskipun diwarnai turunnya gerimis sejak Selasa sore, pergelaran dalam BWCC 2022 dapat berlangsung lancar sampai selesai.
Penyelenggaraan BWCC, menurut Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Gede Arya Sugiartha, menjadi komitmen Pemprov Bali dalam memajukan kebudayaan dan menjadikan Bali sebagai pusat kebudayaan dunia. ”BWCC menjadi bentuk apresiasi kepada kebudayaan dunia,” kata Sugiartha seperti ditayangkan dalam video pembukaan BWCC 2022, Selasa (14/6) malam.
BWCC dilangsungkan di dalam jaringan (daring) dan juga di luar jaringan (luring). BWCC diisi pergelaran 20 komunitas seni dari Bali dan luar negeri, di antaranya, dari Jepang, China, Taiwan, Belgia, Belanda, Perancis, dan Amerika Serikat. Selain pergelaran seni, BWCC 2022 juga diisi dialog budaya dengan menghadirkan sejumlah pembicara dari Indonesia dan juga mancanegara.
Selaras dengan tema PKB ke-44, yakni, ”Danu Kerthi, Huluning Amreta”, yang dimaknai memuliakan air sumber kehidupan, BWCC 2022 juga mengangkat tema ”Danu Kerthi, Resilience and Harmony (Resiliensi dan Harmoni)”.
Kurator BWCC 2022 I Made Bandem menyebutkan, penyelenggaraan BWCC kali pertama menjadi sebentuk perayaan terhadap perkembangan kesenian global. Seni, menurut Bandem, menjadi aspek penting dalam upaya menjaga perdamaian dunia, menumbuhkan rasa saling menghormati antarbangsa, dan juga menyerukan kesadaran bersama untuk menjaga dan melindungi alam secara berkelanjutan. (COK)