Ajang Selancar Internasional Bangkitkan Wisata dan UMKM di Pesisir Barat
Kabupaten Pesisir Barat, Lampung, terus mempromosikan pantai-pantainya sebagai destinasi wisata bahari dan selancar kepada dunia. Sektor UMKM diharapkan ikut terdongkrak dengan meningkatnya aktivitas wisata.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
KRUI, KOMPAS - Kejuaraan selancar internasional World Surf League Krui Pro tahun 2022 yang sedang berlangsung di Kabupaten Pesisir Barat, Lampung, diharapkan menjadi momentum membangkitkan sektor pariwisata dan usaha mikro, kecil, dan menengah di daerah itu. Pemerintah daerah juga akan terus mempromosikan Krui sebagai destinasi selancar kepada dunia internasional.
World Surf League Krui Pro di Pesisir Barat berlangsung pada 11-17 Juni 2022. Kejuaraan itu diikuti 216 peserta dari 17 negara, antara lain Australia, Jepang, Inggris, Selandia Baru, Thailand, dan Amerika Serikat.
Kepala Dinas Pariwisata Pesisir Barat Nyoman Setiawan menuturkan, Pesisir Barat memiliki potensi wisata bahari yang layak dipromosikan kepada wisatawan lokal dan mencanegara. Bukan hanya pantai dengan pasir putih yang indah, daerah itu juga memiliki pantai-pantai dengan ombak besar karena berbatasan langsung dengan Samudra Hindia.
”Kegiatan ini kami jadikan momentum untuk mempromosikan Pesisir Barat sebagai salah satu lokasi selancar terbaik di Indonesia, bahkan dunia. Kami juga berupaya membangkitkan sektor UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) yang sudah tiga tahun terdampak pandemi,” kata Nyoman, saat dihubungi dari Bandar Lampung, Minggu (12/6/2022).
Selain Pantai Tanjung Setia yang menjadi lokasi kejuaraan, masih ada pantai-pantai lain yang bisa menjadi lokasi olahraga selancar. Pantai-pantai tersebut antara lain Pantai Mandiri, Pantai Labuhan Jukung, dan Pantai Pugung. Ketinggian ombak di sana berkisar 1,5 meter-4 meter.
Menurut Nyoman, pemkab menyiapkan lokasi pameran agar UMKM lokal bisa mempromosikan produk kepada wisatawan lokal dan mancanegara yang hadir ke acara tersebut. Produk unggulan yang ditampilkan antara lain kain tapis, tas, dan pakaian. Selain itu, ada juga produk makanan seperti kopi, keripik pisang, kue tar, dan olahan ikan marlin yang dikenal dengan nama ikan ”tughuk” oleh masyarakat di Pesisir Barat.
Nyoman berharap kegiatan ini bisa menggairahkan kembali sektor pariwisata di Pesisir Barat. Kunjungan wisata ke Pesisir Barat selama kejuaraan selancar ditargetkan bisa mencapai 1.000 orang. Saat ini sebanyak 70 hotel dan penginapan yang ada di Pesisir Barat telah penuh dipesan oleh peserta dan wisatawan yang mengikuti kejuaraan tersebut. Berdasarkan data Dinas Pariwisata Pesisir Barat, jumlah kamar di seluruh penginapan dan hotel di Pesisir Barat sebanyak 800 unit.
Selama pandemi Covid-19, menurut dia, sektor pariwisata di daerah itu terpukul. Kunjungan wisata menurun hingga 80 persen. Pemasaran produk UMKM juga terdampak karena sebagian besar penjualan masih bergantung pada kunjungan wisatawan.
Ia berharap, pemerintah pusat bisa membantu membuka akses transportasi udara ke Pesisir Barat. Pasalnya, saat ini hanya ada layanan pesawat perintis dari Bandara Radin Inten II, Lampung Selatan, menuju Bandara Taufiq Keimas di Pesisir Barat. Sementara papan selancar tidak memungkinkan diangkut menggunakan pesawat perintis. Kondisi itu membuat wisatawan harus menempuh jalur darat mengunakan kendaraan travel selama delapan jam.
Yanti (35), pelaku UMKM di Pesisir Barat, berharap pemerintah daerah bisa menggelar berbagai kegiatan pariwisata tahunan untuk meningkatkan kunjungan wisata ke daerah itu. Dengan begitu, pelaku UMKM bisa memiliki peluang yang lebih besar untuk mempromosikan produk-produknya.
Selama enam tahun terakhir, Yanti merintis usaha pembuatan keripik pisang dan kopi bubuk. Selama pandemi, penjualan sempat merosot karena sepinya aktivitas wisata. Ia bersyukur tahun ini kegiatan pariwisata sudah mulai berlangsung sehingga UMKM bisa kembali bergeliat.