Bebas wabah penyakit kuku dan mulut, NTT terus memasok sapi ke daerah lain untuk perayaan Idul Adha.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
KEFAMENANU, KOMPAS - Ketika wabah penyakit mulut dan kuku menyerang ternak di daerah lain sejak dua bulan terakhir, Nusa Tenggara Timur masih bebas kasus. Sepanjang tahun 2022 hingga pertengahan Juni ini, provinsi itu telah mengirim 6.809 ekor sapi ke sejumlah daerah di Indonesia.
Menurut pantauan Kompas di lokasi penampungan sementara di Wini, Kecamatan Insana Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara, pada Minggu (12/6/2022), sebanyak 380 ekor sapi siap diberangkatkan. Sapi dimaksud dibeli dari sejumlah sentra sapi di Pulau Timor mulai dari Kabupaten Kupang di selatan hingga Kabupaten Belu di bagian utara.
”Sekarang menunggu datangnya kapal ternak sekitar satu-dua hari mendatang. Sapi ini akan dibawa ke Pulau Jawa dan Pulau Kalimantan,” kata Rinos (34), penjaga sapi di tempat itu. Tempat penampungan sementara sapi yang dijaga Rinos itu adalah satu dari empat lokasi penampungan di Wini dan sekitarnya.
Sapi itu sudah menjalani pemeriksaan kesehatan dan dinyatakan bebas dari penyakit mulut dan kuku (PMK). Pemeriksaan dilakukan mulai dari tempat pemeliharaan, pos penjagaan yang dilewati saat pengangkutan, hingga tempat penampungan. Selanjutnya akan diperiksa lagi sebelum naik kapal dan sebelum turun dari kapal.
Menurut dia, sapi dikirim untuk memenuhi kebutuhan Idul Adha. Sebagai salah satu sentra peternakan sapi di Indonesia, NTT menjadi pemasok sapi mengingat di daerah penghasil lain sudah ditemukan wabah PMK. Daerah yang terkena di antaranya Jawa Timur, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, dan Jawa Barat.
Berdasarkan data Kementerian Pertanian, populasi sapi potong tahun 2020 di lima provinsi dengan jumlah terbanyak berturut-turut Jawa Timur sebanyak 4,8 juta ekor; Jawa Tengah 1,8 juta ekor; Sulawesi Selatan sebanyak 1,4 juta ekor; Nusa Tenggara Barat sebanyak 1,2 juta ekor; dan Nusa Tenggara Timur 1,1 juta ekor.
Melky Angsar, Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan NTT, melaporkan, terhitung sejak Januari hingga Juni 2022, sebanyak 6.809 ekor sapi dikirim dari NTT ke sejumlah daerah di Indonesia. Menurut rencana, pekan depan akan dikirim lagi 550 ekor. Pengiriman menggunakan kapal ternak dan kapal kargo.
Melky memperkirakan, permintaan sapi untuk hari Idul Adha akan meningkat mengingat hampir seluruh sentra sapi terserang wabah PMK. ”Dalam pertemuan tingkat nasional, kami menyampaikan bahwa NTT siap memasok sapi. Karena itu, kami berharap proses distribusi dibantu lebih cepat dan tentu ketat dengan pemeriksaan,” ujarnya.
Kendati demikian, proses pemeriksaan di pintu masuk pelabuhan di NTT intensif dilakukan untuk mencegah masuknya wabah PMK. Selain angkutan hewan, Satgas PMK NTT juga memeriksa barang bawaan penumpang kapal. Penumpang dilarang membawa ternak ataupun produk turunan berupa daging dan olahan pangan.
Dalam pertemuan tingkat nasional, kami menyampaikan bahwa NTT siap memasok sapi. Karena itu, kami berharap proses distribusi dibantu lebih cepat dan tentu ketat dengan pemeriksaan.
Gasper Tiran (52), peternak sapi asal Kabupaten Kupang, mengingatkan sesama peternak agar menggunakan pakan alami. Pakan pabrikan dikhawatirkan mengandung virus yang membahayakan ternak mereka. ”Jangan sampai karena banyak pesanan dari luar, peternak pakai makan toko atau obat-obatan untuk penggemukan. Ini berbahaya,” ujarnya.