Ayah dan Anak Tewas Tenggelam Saat Melaut di Perairan Dadap, Indramayu
Tarno (50) dan anaknya, Triono (19), tewas tenggelam saat melaut di perairan Dadap, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Minimnya alat keselamatan turut memicu kecelakaan.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·2 menit baca
INDRAMAYU, KOMPAS — Kasus kecelakaan laut yang menelan korban jiwa kembali terulang di perairan Dadap, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Kali ini, Tarno (50) dan anaknya, Triono (19), tewas tenggelam saat melaut. Minimnya alat keselamatan turut memicu kecelakaan.
Kuwu (Kepala Desa) Dadap Asyriqin Syarif Wahadi mengatakan, kejadian itu bermula ketika Tarno, Triono, dan seorang rekannya ingin mencari ikan di laut, Kamis (9/6/2022) dini hari. ”Saat menebar jaring talinya putus dan menyambar Triono. Anak itu jatuh ke laut. Bapaknya nyusul turun mau nyelamatin. Tapi, ikut terbawa arus,” ujarnya, Jumat (10/6/2022).
Menurut Asyriqin, kedua korban tidak memakai pelampung sehingga tenggelam. Mesin kapal yang terus menyala juga membuat arus kian kuat. Rekan korban, Agus, yang masih berada di perahu langsung menelepon keluarganya untuk datang menolong. Namun, keberadaan korban belum diketahui.
Keluarga baru menemukan Tarno pada Kamis sekitar pukul 06.28 dalam kondisi tak bernyawa. Kantor SAR Bandung yang menerima laporan tersebut pada pukul 09.30 langsung memberangkatkan satu tim penyelamat. Tim sampai lokasi sekitar pukul 11.45 untuk membantu pencarian Triono. Akan tetapi, korban belum juga ditemukan hari itu.
Pada Jumat pagi, tim yang terdiri dari Pos SAR Cirebon, TNI, polisi, hingga nelayan setempat membagi tiga lokasi pencarian. Tim pertama menyisir dari tempat pelelangan ikan Dadap hingga lokasi kejadian sekitar 81 nautikal mil. Pencarian via darat juga dilakukan dari TPI Dadap hingga TPI Tegal Agung sepanjang 22 kilometer.
Tim selanjutnya mengecek dari TPI Dadap ke TPI Tegal Agung dengan area 74,3 nautikal mil. ”Pukul 10.34, Tim SAR gabungan menemukan korban (Triono) dalam keadaan meninggal dunia dengan jarak kurang lebih 1 nautikal mil atau 1,8 kilometer dari lokasi kejadian. Korban sudah dievakuasi ke rumah duka sekitar pukul 11.00,” ujar Komandan Tim Pos SAR Cirebon Ghandi.
Asyriqin menambahkan, kasus kecelakaan laut di perairan Dadap bukan kali ini saja. Akhir Mei 2020 lalu, Sowedi (17) dan Jaka (17), warga setempat tewas tenggelam setelah berenang bersama teman-temannya di laut. Pada Januari 2020, Masroni (35), seorang nelayan, tenggelam saat terjatuh dari kapal akibat diterjang gelombang tinggi.
”Memang masih banyak masyarakat yang abai dalam safety (keselamatan). Misalnya, tidak pakai pelampung. Tapi, kami juga mengakui belum bisa memenuhi kebutuhan alat keselamatan itu,” ungkap Asyriqin. Pihaknya berharap pemerintah daerah dan pusat bisa membantu meningkatkan keselamatan nelayan.