Kembar Siam dari Asahan, Perut Menempel dan Hanya Dua Kaki Normal
Dua bayi perempuan itu kini dirawat di inkubator dan kondisinya stabil. Berat keduanya 5.060 gram. Kondisi bayi menempel di bagian perut. Kedua bayi mempunyai tiga kaki, dua normal dan satu tidak normal.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Bayi kembar siam dengan perut menempel dan hanya memiliki dua kaki yang normal lahir di Kabupaten Asahan, Sumatera Utara. Keadaan bayi stabil dan sedang ditangani di Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik, Medan. Tim medis masih mengkaji apakah bayi layak dipisah atau tidak.
”Saat ini kami berfokus merawat bayi agar keadaannya stabil. Setelah itu, akan kami lakukan pemeriksaan lengkap untuk mengetahui kondisinya secara menyeluruh,” kata Sekretaris Tim Penanganan Bayi Kembar Siam RSUP H Adam Malik, Rizky Adriansyah, di Medan, Rabu (8/6/2022).
Rizky mengatakan, bayi tersebut lahir dengan operasi sesar dari seorang ibu Sri Swarni (33) di Rumah Sakit Bunda Mulia, Asahan, Senin (7/6/2022). Bayi itu pun langsung dirujuk ke RSUP H Adam Malik untuk mendapat penanganan.
Dua bayi perempuan itu kini dirawat di inkubator dan kondisinya stabil. Berat keduanya 5.060 gram. Kondisi bayi menempel di bagian perut. Kedua bayi mempunyai tiga kaki, dua normal dan satu tidak normal. Kondisi kaki yang tidak normal lebih besar dan diduga dua kaki bayi menempel menjadi satu.
Dalam dua sampai tiga hari ke depan, kata Rizky, tim penanganan akan memeriksa kondisi bayi dengan ultrasonografi (USG), CT Scan, dan pemeriksaan laboratorium lainnya. Pemeriksaan itu sangat penting untuk melihat kondisi organ bagian dalam dari bayi.
Hasil pemeriksaan itu akan sangat menentukan apakah bayi layak atau tidak layak untuk dipisah. Evaluasi akan dilakukan tim medis yang beranggotakan berbagai disiplin ilmu kedokteran, antara lain dokter anak, bedah anak, tulang, saluran dan pencernaan.
Selain melihat kondisi medis, kata Rizky, aspek etika dan agama juga akan menjadi pertimbangan penting. ”Kami mempertimbangkan apakah etis memisahkan bayi yang satu di antaranya sudah pasti cacat. Karena, bayi hanya mempunyai dua kaki yang normal,” kata Rizky.
Berdasarkan beberapa kasus sebelumnya, kata Rizky, ada kemungkinan bayi tidak dipisah dan hanya akan mendapat perawatan agar bisa tumbuh kembang secara baik. Hal tersebut pernah diambil tim RSUP H Adam Malik saat menangani bayi kembar siam dari Deli Serdang pada November 2021.
Bayi yang diberi nama Adam dan Malika itu, kata Rizky, dinyatakan tidak layak untuk dipisah setelah melihat pertimbangan medis dan etika. Bayi itu menempel dari perut hingga ke bawah dan hanya memiliki dua kaki. Jika dipisah, satu di antaranya akan cacat.
Pembiayaan
Rizky mengatakan, aspek pembiayaan sangat penting dalam menangani bayi kembar siam. Sejauh ini, pembiayaan bayi dari Asahan itu dijamin oleh Pemerintah Kabupaten Asahan. ”Kalau mengharapkan pembiayaan pasien, sudah pasti tidak mungkin,” kata Rizky.
Rizky menyebutkan, penanganan bayi kembar siam membutuhkan biaya yang besar karena harus ditangani berbagai disiplin ilmu kedokteran dengan berbagai tindakan medis.
Jumat (45), ayah bayi, mengatakan, mereka sangat membutuhkan bantuan. Keluarganya pun tidak terdaftar sebagai peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. ”Kami sangat membutuhkan bantuan penanganan,” kata Jumat.
Kalau mengharapkan pembiayaan pasien, sudah pasti tidak mungkin.
Jumat menyebutkan, bayi kembar siam itu merupakan anak ke-5 dan ke-6. Selama masa kehamilan, ibu bayi lima kali periksa ke dokter dan melakukan pemeriksaan USG, tetapi tidak ditemukan kelainan.
Keluarga Jumat merupakan warga Desa Urung Pane, Kecamatan Setia Janji, Asahan. Sehari-hari, Jumat bekerja sebagai perajin batu bata. Istrinya sampai saat ini masih dirawat di RS Bunda Mulia, Asahan.