Kasus bayi kembar siam dengan perut menyatu ditemukan di Kotawaringin Barat. Kedua bayi yang kini berusia satu tahun lebih tujuh bulan itu akan menjalani operasi pemisahan. Donasi untuk pengobatan mereka mengalir.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Bayi kembar siam dengan perut menyatu asal Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, dibawa ke Jakarta untuk menjalani operasi pemisahan. Masyarakat dan pemerintah daerah membantu menanggung semua biaya operasi anak balita tersebut.
Muhammad Ibrahim dan Muhammad Abdullah lahir pada 4 Januari 2020 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Imanuddin, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalteng. Terlahir dalam keadaan perut menyatu membuat anak balita tersebut harus menghadapi operasi.
Kepala Seksi Pelayanan Rawat Inap RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun Aimandinata menjelaskan, ibu dari anak kembar itu, Istiqaroh (30), tiba di rumah sakit setahun lalu. Ia diantar oleh temannya. Istiqaroh merupakan pasien rujukan klinik. Saat dibawa ke rumah sakit, Istiqaroh sudah mengalami pecah ketuban tiga kali.
Kedua anak balita yang kini berumur 1 tahun tujuh bulan itu terlahir dengan total berat badan 4,3 kilogram. ”Melihat kondisi ibu dan posisi bayi juga pertimbangan lainnya, akhirnya proses kelahiran bayi kembar siam itu dilakukan secara caesar,” kata Aimandinata, saat dihubungi dari Palangkaraya, Rabu (25/8/2021).
Aimandinata menjelaskan, Ibrahim dan Abdullah memiliki perut yang berdempetan sehingga perlu operasi besar untuk memisahkannya. Operasi juga tidak bisa dilaksanakan langsung pada saat mereka lahir dengan banyak pertimbangan. Mereka pun dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta.
Dilihat dari beberapa foto dan yang beredar, perut dari kedua anak itu berdempetan hingga membuat wajah mereka terus berhadapan. Direktur RSUD Imanuddin Pangkalan Bun Fachruddin menjelaskan, sebelum diberangkatkan ke Jakarta, pihak rumah sakit telah beberapa kali mengadakan pertemuan daring dengan tim dokter dari RSCM Jakarta.
”Setidaknya ada 30 dokter yang akan menangani operasi pemisahan ini dan semua orang tahu kalau RSCM sudah sangat berpengalaman dalam melaksanakan operasi dengan kasus seperti ini,” kata Fachruddin.
Untuk biaya, lanjut Facruddin, bantuan juga datang dari RSCM. Mereka memiliki dana yang sengaja disiapkan khusus untuk penanganan kasus tertentu.
Satu tahun tujuh bulan berlalu, pada Rabu pagi, Ibrahim dan Abdullah akhirnya dibawa ke Jakarta untuk melakukan operasi. Bupati Kotawaringin Barat Nurhidayah mengungkapkan, berkat masyarakat dan dukungan banyak pihak, operasi bisa segera dilaksanakan.
”Mohon doanya agar rencana operasi pemisahan bisa berjalan lancar,” kata Nurhidayah saat mengantarkan kedua anak balita itu di Bandar Udara Iskandar, Rabu pagi.
Nurhidayah menjelaskan, seluruh proses pemisahan tubuh kedua anak balita tersebut diperkirakan memakan waktu hingga dua bulan, termasuk pemulihan. Ia bersama pihak lainnya akan terus memantau perkembangan dan proses operasi tersebut.
Mohon doanya agar rencana operasi pemisahan bisa berjalan lancar.
Nurhidayah menambahkan, pihaknya berupaya maksimal untuk melakukan pendampingan, termasuk dalam pembiayaan. ”Pembiayaannya nanti bisa melalui jaminan sosial kesehatan,” ujarnya.
Kasus bayi kembar siam itu merupakan yang pertama kali terjadi di Kotawaringin Barat. Hal itu membuat pemerintah turun tangan untuk membantu orangtua anak balita tersebut.
Foto dan video bayi kembar siam itu pun viral di media sosial dan disambut oleh gerakan masyarakat yang menamakan dirinya Peduli Masyarakat Kobar. Donasi pun dikumpulkan untuk proses pemisahan kedua anak balita tersebut. ”Kita semua berharap yang terbaik,” ujar Nurhidayah.