Keindonesiaan Menggerakkan Diaspora Mencari Eril, Putra Ridwan Kamil, di Sungai Aare
Solidaritas tidak hilang meski Emmeril Kahn Mumtadz, anak Ridwan Kamil, belum ditemukan. Doa terbaik tetap diberikan meski tidak saling kenal bagi sesama anak bangsa Indonesia.
Saat mendengar kabar Emmeril Khan Mumtadz (23), putra Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, terseret arus Sungai Aare, Jumat (27/5/2022), Baruno Wiro Nugroho tidak butuh waktu lama menyambut ajakan rekannya untuk menyusuri sungai terpanjang di Swiss itu.
Hati Baruno, yang sudah tinggal selama 16 tahun di Swiss, terusik saat ada sesama warga Indonesia tertimpa musibah di negeri orang. Keindonesiaan menggerakkan banyak diaspora di Swiss seperti dia sukarela ikut mencari Emmeril atau akrab disapa Eril di Sungai Aare.
”Bukan karena anak pejabat, tapi lebih pada nasib sesama warga Indonesia yang tertimpa kesulitan,” kata Baruno, yang kerap menyusuri Sungai Aare dari atas perahu setiap musim panas, saat dihubungi dari Bandung, Selasa (31/5/2022).
Emmeril atau biasa disapa Eril dilaporkan terseret arus saat berenang di Sungai Aare, Kamis (26/5/2022) pagi. Eril berada di Swiss untuk mencari sekolah dan beasiswa strata dua.
Di sungai yang menjadi destinasi wisata di Swiss itu, Eril berenang bersama adiknya, Camillia Laetitia Azzahra, dan seorang rekannya. Pada saat bersamaan, Ridwan Kamil atau biasa disapa Emil, tengah dalam rangka kunjungan kerja Eropa, seperti Italia, Inggris, dan Swiss.
Di Italia, dia datang ke Roundtable Assisi & Rome 2022. Kompas ikut hadir dalam acara itu termasuk saat bertemu perwakilan Tahta Suci Vatikan.
Baca juga: Mendaraskan Doa dan Usaha Menemukan Emmeril di Swiss
Pada Sabtu (28/5/2022), kerelawanan Baruno berlayar di Aare bersama tiga warga negara Indonesia (WNI) lainnya. Mereka menggunakan dua perahu karet. Setiap perahu diisi dua orang. Di setiap perahu, setiap orang bergantian mendayung dan mencari lewat pandangan mata.
”Saat itu, komposisinya dua orang dari Bern, seorang dari Ticino (Swiss), dan seorang lagi dari Jerman. Beliau (dari Jerman) kebetulan teman SMA-nya Pak Ridwan Kamil,” kata Baruno, tenaga teknologi dan informasi di salah satu Sekretariat Organisasi Internasional di Bern.
Ditemani suhu 17 derajat celsius, perjalanan dimulai dari kawasan Schönausteg di Bern, sekitar pukul 12.00 waktu setempat. Perahu didayung bergantian melintasi pintu air Matt Sill hingga pintu air Engehalde. Kecepatan air sekitar 10 kilometer per jam.
”Saat tiba di Engehalde, pintu air besar, kami sempat naik ke darat membawa perahu, lalu melanjutkan perjalanan di air sekitar 1 km, sebelum gelap sekitar pukul 19.00,” katanya.
Pencarian di hari pertama, kata Baruno, menempuh jarak total sekitar 5 km. Tidak sekadar mendayung, pemetaan dan pencarian intensif di titik rawan juga dilakukan.
”Pantulan cahaya matahari di atas permukaan air menjadi kendala utama. Hal itu membuat kami kesulitan melihat ke dalam sungai, lebih dari 1 meter,” katanya.
Pencarian dilanjutkan keesokan harinya, Minggu (29/5/2022) siang. Kali ini, dua perahu diisi dua warga Bern, seorang warga Ticino, dan seorang dari Luzern (Swiss). ”WNI asal Jerman ikut mencari dari perahu polisi,” katanya.
Rutenya dari Schönausteg hingga tepat sebelum pintu air Engehalde, memakan waktu sekitar empat jam. Hingga pencarian usai pukul 19.00, sungai yang saat pencarian bersuhu sekitar 13 derajat celsius itu belum juga memberi kabar tentang keberadaan Eril.
”Untuk sementara, baru dua hari. Banyak dari kami harus kembali bekerja. Namun, upaya pencarian Eril masih terus dilakukan otoritas keamanan dan SAR di Bern,” katanya.
Tidak hanya di atas perahu, Baruno mengatakan, solidaritas juga dibangun WNI lain di jalur darat. Belasan orang ikut mencari dengan menyusuri sisi sungai. Sebagian warga lainnya menyediakan konsumsi hingga makanan bagi tim pencari. Tim dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Swiss juga aktif mendampingi Emil dan keluarga dalam mencari kabar tentang Eril.
”Solidaritas sesama perantauan di Swiss terjalin erat. Banyak pertemuan dan kegiatan sosial yang kami lakukan sebelum kejadian ini. Untuk kejadian ini, kami sangat berharap ada kabar baik bagi Eril dan keluarga besar Kang Emil,” katanya. Hingga hari ketujuh setelah dilaporkan hilang, Eril belum ditemukan.
Simpati warga
Selain WNI di Bern, simpati bagi keluarga besar Emil juga datang dari warga setempat. Pada Senin (30/5/2022), pelukan Heinrich, warga Bern, kepada Emil menjadi buktinya.
Kali ini, Heinrich bukan warga biasa. Dia diketahui menolong Camillia, anak kedua Emil, saat Eril dihanyutkan air sungai. Bersama Wali Kota Bern Alec Van Graffenried, Senin pagi waktu setempat, mereka mengungkapkan simpati atas musibah yang menimpa Eril.
Sebagai ayah, Emil tetap tegar meski dibalut gelisah saat bercerita dengan Graffenried. Emil menyatakan, anaknya seorang perenang yang mengantongi sertifikat menyelam (diving). Dengan pengetahuan itu, Emil yakin anaknya punya bekal pengetahuan sebelum berenang.
Graffenried menyampaikan dukungan optimal dalam upaya pencarian Eril. Upaya penelusuran jalur sungai dilakukan dengan intensif. Pencarian menggunakan berbagai metode, mulai dari pemantauan udara dengan pesawat nirawak, perahu, menyelam, hingga berjalan kaki menelusuri bantaran sungai.
Penelusuran pada Senin, misalnya, mencakup area Eichholz sampai Wolensee (Danau Wolen). Fokus pencarian juga dilakukan di sekitar pintu air Schwelenmaetelli.
”Berbagai unsur dilibatkan, mulai dari tim pencarian dan pertolongan (SAR), kepolisian maritim, hingga pemadam kebakaran,” kata Graffenried.
Baca juga: Pencarian Eril Masih Dilakukan, Presiden Jokowi Berikan Dukungan bagi Ridwan Kamil
Seperti sukarelawan WNI, otoritas keamanan, dan pejabat daerah di Bern, ratusan orang di Masjid At-Taqwa Kota Cirebon, Jawa Barat, juga tidak mengenal Eril. Namun, Senin (30/5/2022), mereka tetap bersila, menundukkan kepala, dan mengangkat tangan seraya berdoa demi keselamatan Eril. Terpisah sekitar 14.000 kilometer, kedua belah pihak memanjatkan maksud serupa.
”Harapan kami, semoga Mas Eril bisa segera ditemukan dalam keadaan selamat,” ucap Muhammad Kemal (17), siswa kelas XI IPS SMAN 2 Kota Cirebon.
Kemal bersama sekitar 30 rekannya datang ke Masjid At-Taqwa untuk mendoakan Eril. Selain siswa, warga, aparatur sipil negara, hingga pejabat Pemkot Cirebon juga turut hadir di masjid yang didirikan pada 1918 itu.
Kemal belum pernah berjumpa langsung dengan Eril. Ia hanya melihat wajah putra sulung Emil itu di media sosial, portal berita, dan spanduk terkait acara doa bersama. Meski tak mengenal dekat, ia bisa merasakan kesedihan keluarga.
”Saya juga kecewa kalau baca berita ramalan tentang Eril. Jodoh dan kematian itu, kan, bukan di tangan manusia,” ujarnya.
Beberapa hari terakhir, muncul sejumlah berita mengenai ramalan tentang penemuan Eril. Celakanya, ada media daring menuliskan Eril meninggal dunia. Padahal, tim SAR masih berupaya mencari korban. Dewan Pers pun mengimbau media dari berbagai platform agar tidak memuat berita yang berkaitan dengan ramalan tragedi kemanusiaan.
”Kami mengajak semua pihak berhati-hati. Setiap peristiwa atau musibah itu banyak hoaks. Kita harus mengembangkan sikap berbaik sangka kepada Allah SWT dan kepada sesama. Jangan sampai kita berkata-kata yang tidak tepat dan merenggangkan keharmonisan dalam bermasyarakat serta berbangsa,” papar Ketua At-Taqwa Center Ahmad Yani.
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Kota Cirebon Habib Hasanain bin Muhammad bin Yahya mendoakan agar Eril segera ditemukan dalam keadaan selamat. ”Tidak ada yang mustahil buat Allah SWT. Kita berikhtiar batin dengan doa. Dalam pandangan Islam, (ramalan) itu tidak dibenarkan. Kita harus tetap berusaha sampai betul-betul ada hasilnya,” ujarnya.
Sutisna, Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Masyarakat Sekretariat Daerah Kota Cirebon, prihatin terkait kejadian yang menimpa Eril. ”Semoga keluarga Eril juga diberi ketabahan dalam musibah ini. Mudah-mudahan beliau (Eril) ditemukan dalam keadaan sehat. Upaya kita saat ini hanya berdoa dan terus berharap yang terbaik,” ujarnya.
Simpati medsos
Solidaritas serupa bergema di dunia maya. Banyak orang berharap Eril kembali.
Ketikan berisi harapan mencuat dari berbagai lini. Kata kunci Eril menjadi tren di Twitter selama beberapa hari. Jumlah cuitan mencapai lebih dari 42.000 cuitan hingga Selasa (31/5/2022) pukul 15.30. Berbagai kanal berita dalam dan luar negeri hingga warganet memanjatkan doa dan berharap Eril dapat ditemukan dengan keadaan baik-baik saja.
Cuitan Ridwan Kamil di akun resminya, @ridwankamil, yang berbunyi ”Dan, terima kasih dari kami sekeluarga kepada semua yang sudah ikhlas mendoakan dan melaksanakan doa bersama”, dibanjiri dukungan. Konten yang diunggah Senin (30/5/2022) ini disukai lebih dari 183.000 akun dan diteruskan (retweet) lebih dari 32.000 akun.
Doa dan dukungan juga mengalir di media sosial Instagram. Akun resmi Emil, @ridwankamil, yang mengunggah konten kutipan serupa dengan twitter, menjangkau simpati jutaan warganet. Lebih dari 1,4 juta akun menyukai konten yang diunggah dalam kurun waktu 20 jam dengan komentar lebih dari 100.000 akun.
Sejumlah komentar berupa dukungan moril juga dipanjatkan dari pejabat, pesohor, dan warga di akun dengan pengikut 15,7 juta pengguna tersebut. Mereka berharap Eril dapat ditemukan dan dalam keadaan terbaik.
Akun Twiitter @fahmiahdf_, misalnya, menulis ”Keluarga kamu, temen-temen kamu, orang yang sayang sama kamu, Jawa Barat dan Indonesia doain kamu, nungguin kabar baik Eril”.
Sebagian warganet turut bersimpati karena keutuhan keluarga itu begitu berharga. Beberapa akun bahkan menyertakan video Emil, Eril, beserta anggota keluarga lainnya tampak akrab dan bermain bersama.
”Tadi bundaku nanya, ’Eril udah ketemu belum?’. Di situ aku baru sadar kalau nyawa seorang anak tuh berharga, bahkan bagi orang tua yang bukan orang tua kandungnya,” tulis akun Twitter @grandbabyo.
Solidaritas dan doa terbaik tidak mengenal jarak, waktu, atau status manusia. Meski masih terus dicari keberadaannya, Eril telah muncul mengingatkan kembali pelajaran berharga tentang kesetiakawanan antaranak bangsa yang harus terus ada dan dijaga.
Baca juga: Sungai Aare, Swiss, antara Keelokan Alam dan Bahaya yang Mengintai