Mendaraskan Doa dan Usaha Menemukan Emmeril di Swiss
Emmeril Khan Mumtadz (23), putra sulung Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, belum ditemukan. Doa terus didaraskan dan usaha terus dilakukan di Swiss dan Jawa Barat.
Oleh
CORNELIUS HELMY HERLAMBANG
·6 menit baca
Menginjak hari ketiga, Sabtu (28/5/2022), pencarian Emmeril Khan Mumtadz (23), putra sulung Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, yang terseret arus Sungai Aare di Bern, Swiss, masih dilakukan. Beragam cara dilakukan, mulai dari mengerahkan teknologi terkini hingga laporan warga di sekitar lokasi kejadian. Solidaritas warga bermunculan sebagai bentuk sayang kepada sesama.
Elpi Nazmuzzaman berulang kali tidak dapat menahan haru saat mewakili keluarga besar Ridwan Kamil berbicara kepada media, Sabtu siang, di Kota Bandung, Jawa Barat. Adik Gubernur Jabar itu berusaha tegar. Dia masih optimistis bakal ada kabar baik dari Swiss perihal keberadaan Emmiril atau kerap disapa Eril, keponakannya.
Eril dilaporkan terseret arus saat berenang di Sungai Aare, Kamis (26/5/2022) pagi. Eril yang bersama keluarga tengah berada di Swiss untuk mencari sekolah dan beasiswa strata 2 berenang bersama adiknya, Camillia Laetitia Azzahra, dan seorang rekannya. Saat bersamaan, Ridwan Kamil tengah berada di Inggris dalam rangka kunjungan kerja.
Naas, ketika hendak naik ke permukaan, tubuh Eril terseret arus sungai yang kala itu cukup deras. Dia sempat meneriakkan ”tolong” sebelum hanyut menjauh.
Hingga kini, Elpi yakin, keputusan Eril berenang di Aare tidak gegabah. Keponakannya itu sosok penuh perhitungan dan peduli pada orang di sekitarnya. Dari laporan keluarga di Swiss, hal itu juga dilakukan sebelum memutuskan berenang.
Eril disebut sudah memastikan titik aman. Ia tidak memulai perjalanan dari jembatan, tetapi dari tangga khusus yang disediakan pengelola kawasan. Dengan begitu, ia tidak perlu meloncat dari jembatan untuk berada di air. Meloncat dari jembatan kerap dilakukan pengunjung lain di Aare untuk menambah adrenalin.
”Di lokasi dia masuk ke sungai juga ada lansia dan anak-anak sehingga dipandang cukup aman bagi semua orang,” katanya.
Berenang juga bukan hal baru bagi Eril yang gemar berolahraga. Bahkan, ia memiliki sertifikat menyelam (diving). Dengan bekal itu, Elpi yakin Eril bisa mengukur arus Sungai Aare dan memastikan hanya orang yang layak yang boleh berenang. ”Ibunya (Atalya Praratya) tidak diperbolehkan ikut berenang dan diminta menunggu di sisi sungai,” katanya.
Bahkan, Elpi menambahkan, saat berenang, Eril berada di belakang adik dan rekannya. Dia ingin memastikan keamanan mereka. ”Intinya, secara fisik dan mental, Eril sudah siap. Namun, ada hal tidak terduga terjadi di lokasi. Saat itu, debit air dilaporkan memang lebih tinggi dari biasanya,” katanya.
Terus dicari
Saat musim semi atau panas, godaan berenang di Sungai Aare sulit ditolak. Tidak hanya wisatawan, tetapi juga warga lokal. Setiap tahun, disebut ada ribuan orang berenang di sungai yang terkenal jernih itu.
Berada di kota tua Bern, dibangun awal abad ke-12 dan terdaftar dalam kawasan Warisan Dunia UNESCO, sungai dengan panjang sekitar 290 kilometer atau sedikit lebih panjang dibandingkan dengan Citarum di Jabar itu dengan mudah menjadi primadona.
Paduan gedung megah dan lawas dengan sungai besar yang mengelilinginya adalah sajian memesona bagi banyak orang. Berfoto di media sosial menjadi kebutuhan banyak orang yang datang ke sana.
Akan tetapi, Sungai Aare bukan tanpa risiko. Data yang dikutip Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Swiss, dalam setahun tercatat ada kejadian 15-20 orang terseret arus. Dari laporan otoritas keamanan setempat, apabila terseret, titik krusial ada di tiga hari pertama. Namun, banyak kejadian korban baru ditemukan setelah pencarian tiga minggu.
Karakteristik Sungai Aare memang berbeda dengan banyak sungai di Indonesia. Sumber airnya langsung berasal dari Pegunungan Alpen yang diselimuti es dan salju. Saat musim semi dan menuju panas seperti saat ini, debit airnya memang terbilang lebih deras karena es yang mencair.
Oleh karena membawa kristal es, airnya juga terlihat lebih keruh dengan suhu air yang masih rendah. Diduga, Eril berenang di suhu air sekitar 16 derajat celsius. Suhu itu jauh lebih dingin ketimbang suhu di Lembang, Bandung utara, akhir-akhir ini.
Terus berharap
Di antara beragam tantangan, semangat memperoleh yang terbaik belum usai. Eril masih terus dicari. Sabtu adalah hari ketiga proses pencariannya. Duta Besar Indonesia untuk Swiss Muliaman Hadad berharap Eril segera ditemukan pada Sabtu atau Minggu (29/5/2022). Alasannya, saat akhir pekan ada lebih banyak orang berenang di Sungai Aare.
”Sejak hari pertama, pencarian dilakukan dengan saksama oleh otoritas setempat. Harapannya, Sabtu-Minggu ini ada banyak mata yang bisa ikut membantu melihat Eril,” kata Muliaman.
Pencarian langsung dilakukan setelah Eril dilaporkan hilang pada Kamis sekitar pukul 11.24. Diperkirakan Eril hanyut pukul 09.40.
Di 15 menit awal pencarian, otoritas keamanan mendeteksi keberadaan Eril lewat drone yang dilengkapi pemindai panas suhu tubuh. Pencarian juga dilakukan menggunakan perahu dan susur sungai. ”Keluarga juga ikut mencari di sepanjang sungai. Namun, hingga Kamis sore belum membuahkan hasil,” kata Muliaman. Salah satu titik pencarian di sekitar kawasan Marzili yang memang dikunjungi banyak orang.
Di hari kedua pada Jumat, sedikitnya 20 personel gabungan diterjunkan. Mereka terdiri dari polisi, medis, hingga pemadam kebakaran.
Lokasi pencarian diperluas menggunakan perahu dengan area sekitar 17 kilometer, dari Jembatan Tiefenau hingga pintu air Danau Walen (Walensee), salah satu muara Sungai Aare. Namun, Eril belum juga ditemukan.
Pencarian Eril dilanjutkan pada Sabtu mulai pukul 08.30. Bakal ada 20 polisi, medis, dan pemadam kebakaran yang akan diturunkan di kawasan sepanjang 8 km di sekitar Danau Walen.
Metode pencarian hari ketiga disebut lebih lengkap. Selain perahu dan drone permukaan bakal dilakukan juga penyelaman dengan tetap mempertimbangkan kondisi arus dan kekeruhan sungai.
”Di akhir pencarian hari kedua, Gubernur Jabar sempat berkomunikasi dengan tim SAR. Tim SAR tidak menyebutkan sampai kapan batas waktu pencarian. Sejauh ini, Eril adalah prioritas utama,” kata Muliaman.
Elpi mengatakan, keterlibatan banyak pihak, mulai dari KBRI Swiss hingga otoritas lainnya di Bern, juga sangat melegakan. Semuanya menjadi kekuatan bagi keluarga untuk tetap sabar dan tabah.
”Gubernur juga menyampaikan belasungkawa bagi kepergian Buya Syafii Maarif. Keduanya punya hubungan khusus. Gubernur mohon maaf belum bisa menyampaikan hal itu langsung,” katanya.
Doa dan perhatian warga, baik di Indonesia maupun Swiss, juga berarti besar. Di Indonesia, beragam doa untuk keselamatan Eril dikumandangkan berbagai pihak. Media sosial juga ramai dengan simpati untuk Ridwan Kamil dan keluarga.
Sebagian warga Bern juga punya peran. Elpi mencontohkan, polisi menerima laporan tentang kehilangan Eril lebih dulu sebelum disampaikan keluarga. ”Saat Eril minta tolong, keluarga berusaha berlari mencarinya. Saat itu ternyata ada warga yang mendengar teriakan itu. Mereka lalu melaporkannya ke polisi,” kata Elpi.
Semangat untuk terus mencari Eril masih terus menyala. Kabar terbaik masih diharapkan datang dari Swiss. Di tengah upaya itu, terselip solidaritas yang hidup untuk sesama di sekitarnya.