Makam ”Husnul Khotimah”, Peristirahatan Terakhir Pesan Langsung Buya Syafii
Jenazah mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif akan dimakamkan di Taman Makam Husnul Khotimah Muhammadiyah di Kulon Progo, DI Yogyakarta. Lokasi itu pilihan Buya Syafii sendiri saat masih hidup.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·3 menit baca
KULON PROGO, KOMPAS — Jenazah mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif akan dimakamkan di Taman Makam Husnul Khotimah Muhammadiyah di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (27/5/2022) sore. Berdasarkan keterangan pengurus makam, lokasi pemakaman itu merupakan pilihan Buya Syafii sendiri saat masih hidup.
Taman Makam Husnul Khotimah Muhammadiyah berlokasi di Desa Donomulyo, Kecamatan Nanggulan, Kulon Progo. Pemakaman tersebut dikelola Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta serta RS PKU Muhammadiyah Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Wakil Ketua Pelayanan Rukti Jenazah Husnul Khotimah Umar Said Prawoto mengatakan, sebelum meninggal, Buya Syafii memang berpesan untuk dimakamkan di Taman Makam Husnul Khotimah Muhammadiyah. ”Memang beliau menghendaki untuk pemakaman di tempat ini,” tuturnya saat ditemui pada Jumat siang di Taman Makam Husnul Khotimah Muhammadiyah.
Seperti diberitakan, Syafii Maarif yang merupakan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah meninggal pada Jumat pukul 10.15 WIB di RS PKU Muhammadiyah Gamping. Setelah dari rumah sakit, jenazah Syafii dibawa ke Masjid Gede Kauman, Kota Yogyakarta, untuk disemayamkan. Menurut rencana, jenazah Syafii akan dimakamkan di Pemakaman Husnul Khotimah Muhammadiyah sore ini.
Menurut Prawoto, semasa hidupnya, Buya Syafii memang mendorong agar Muhammadiyah memiliki lokasi pemakaman sendiri. Hal ini karena kondisi Makam Karangkajen di Kota Yogyakarta yang menjadi tempat pemakaman banyak tokoh Muhammadiyah sudah penuh. Salah satu yang dimakamkan di Makam Karangkajen adalah pendiri Muhammadiyah, Kiai Haji Ahmad Dahlan.
”Setelah beliau melihat Makam Karangkajen, yang di situ banyak tokoh-tokoh Muhammadiyah sejak Kiai Haji Ahmad Dahlan sampai generasi yang sekarang, sudah sangat padat, beliau berkeinginan agar kita memiliki makam sendiri,” ujar Prawoto.
Prawoto menuturkan, Taman Makam Husnul Khotimah Muhammadiyah diresmikan sekitar dua tahun lalu. Lokasi pemakaman tersebut memiliki luas sekitar 1 hektar. Sebelum Buya Syafii, ada 26 orang yang dimakamkan di pemakaman itu. Oleh karena itu, Buya Syafii merupakan orang ke-27 yang dimakamkan di Taman Makam Husnul Khotimah Muhammadiyah.
Dalam kesempatan sebelumnya, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, dirinya mendampingi Syafii Maarif pada saat-saat terakhir sebelum meninggal. ”Kami juga tadi mendampingi Buya Syafii Maarif sekitar setengah jam sebelum Allah memanggil beliau,” katanya.
Haedar mengatakan, dirinya sedang dalam perjalanan dari Yogyakarta menuju ke Bandung, Jawa Barat, saat mendengar kondisi Buya yang kritis. Haedar yang saat itu berada di wilayah Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, pun memutuskan tak melanjutkan perjalanan ke Bandung dan menuju ke RS PKU Muhammadiyah Gamping.
”Kebetulan saya sedang dalam perjalanan ke Bandung dan sampai Klaten, tapi dapat kabar Buya kondisinya kritis sehingga saya kembali lagi dan masih bisa menjumpai beliau,” tutur Haedar.
Sebelum meninggal, Ahmad Syafii Maarif dirawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping selama 13 hari. Tokoh bangsa yang kerap dipanggil Buya Syafii itu dirawat sejak 14 Mei 2022 karena mengalami serangan jantung.
Menurut Haedar, tim dokter yang merawat Buya Syafii sudah berusaha dengan optimal. Tim yang merawat Buya Syafii berasal dari RS PKU Muhammadiyah Gamping dan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Tim itu juga berkoordinasi dan didukung oleh tim dokter kepresidenan.
Keterlibatan tim dokter kepresidenan itu, kata Haedar, merupakan instruksi dari Presiden Joko Widodo. ”Tim sudah berusaha sesuai dengan pekerjaan dan tanggung jawab medis yang sangat optimal. Tapi, Buya Syafii Maarif dipanggil oleh Allah dalam usia 87 tahun,” ujarnya.