Dalam jumpa pers di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Yogyakarta, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyatakan, berpulangnya Buya Syafii Maarif menjadi kehilangan besar bagi bangsa Indonesia.
Oleh
HARIS FIRDAUS, GREGORIUS MAGNUS FINESSO
·2 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Pengurus Pusat Muhammadiyah menggelar jumpa pers di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, sekitar pukul 11.00. Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan keterangan kepada pers didampingi Direktur Utama RS PKU Muhammadiyah Gamping Ahmad Faesol.
Haedar mengaku mendengar kabar Buya kritis pada Jumat pagi. Dia yang sebenarnya hendak ke Bandung akhirnya kembali ke Yogyakarta untuk mendampingi Buya. Dia bersyukur sempat mendampingi Buya menjelang dipanggil Sang Khalik pukul 10.15. Ahmad Syafii Maarif meninggal pada usia 87 tahun.
Haedar menyatakan, Ahmad Syafii Maarif sebelumnya memang dua kali dirawat di RS PKU karena gangguan jantung. Jenazah Buya diberangkatkan ke Masjid Gede Kauman sekitar pukul 11.00. Pemakaman akan dilakukan di Tempat Pemakaman Husnul Khotimah, Sentolo, Kulon Progo. ”Ini kehilangan besar bangsa Indonesia,” katanya.
Sebelumnya diberitakan bahwa mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syafii Maarif meninggal hari ini, Jumat (27/5/2022) pukul 10.15. Tokoh bangsa yang kerap dipanggil Buya Syafii itu meninggal di Rumah Sakit PKU Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Buya kemudian disemayamkan di Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta, sebelum nanti dimakamkan.
Salah satu tokoh yang hadir awal di Masjid Kauman adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Dia tiba sekitar pukul 11.30 dengan baju putih dan peci. Dia langsung mengucapkan dukacita kepada keluarga, kemudian berdoa bersama warga di sekitar jenazah Syafii Maarif.
Seperti halnya Ganjar, Haedar juga berharap Buya Syafii meninggal dalam kondisi husnul khatimah dan diampuni segala kesalahannya.
”Semoga beliau husnul khatimah, diterima amal ibadahnya, diampuni kesalahannya, dilapangkan di kuburnya, dan ditempatkan di jannatun na’im. Mohon dimaafkan kesalahan beliau dan doa dari semuanya. Pemakaman dan lain-lain, informasinya menyusul,” ujar Haedar.
Buya Syafii dirawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman, karena mengalami serangan jantung ringan. Namun, karena kondisinya telah membaik, Buya Syafii diizinkan pulang ke rumah. Kondisinya membaik pada akhir Maret 2022. Saat itu, dia dijenguk sejumlah kolega, termasuk Presiden Joko Widodo. Pada pertengahan Mei 2022, Buya kembali dirawat di rumah sakit.
Kunjungan Jokowi kepada Buya Syafii Maarif pada Maret lalu menyiratkan besarnya perhatian pemerintah kepada tokoh-tokoh bangsa. Dia berharap semakin banyak tokoh yang terus menyuarakan kokohnya kebangsaan dan toleransi di Indonesia selayaknya Buya Syafii Maarif.