Di Balik Kunjungan Senyap Presiden ke Rumah Buya Syafii Maarif
Presiden Joko Widodo berkunjung ke rumah mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif. Di balik kunjungan itu, negara memberi perhatian besar bagi para tokoh kebangsaan dan toleransi seperti Buya Syafii.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·4 menit baca
Presiden Joko Widodo berkunjung ke rumah mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ahmad Syafii Maarif di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (26/3/2022). Kunjungan untuk menjenguk Syafii yang beberapa waktu lalu dirawat di rumah sakit itu berlangsung senyap tanpa diikuti banyak pejabat ataupun seremoni. Bahkan, sebagian warga setempat tak tahu bahwa Presiden sedang berkunjung.
Dari pantauan Kompas, iring-iringan mobil Presiden Joko Widodo tiba di kediaman Syafii Maarif di Desa Nogotirto, Kecamatan Gamping, Sleman, Sabt, sekitar pukul 11.25. Saat rombongan Presiden datang, para wartawan tidak diperkenankan mendekat dan hanya boleh menunggu beberapa ratus meter dari rumah tokoh yang akrab disapa Buya Syafii itu.
Selama kunjungan Presiden, tampak petugas keamanan dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polri berjaga di sekitar rumah Buya Syafii. Lalu lintas di jalan kecil menuju rumah Buya Syafii juga dialihkan sehingga warga harus melewati jalan lain. Sejumlah warga yang tahu Presiden sedang berkunjung kemudian berkumpul di jalan dekat rumah Buya Syafii. Mereka membawa telepon seluler untuk memotret suasana terkini.
Namun, sebagian warga lain ternyata tak tahu Presiden sedang berkunjung ke rumah Buya Syafii. Seorang warga yang keheranan melihat banyak polisi dan tentara pun bertanya-tanya kepada para wartawan. ”Itu ada apa, ya, Mas? Kok, banyak tentara dan polisi?” kata warga tersebut. Setelah tahu bahwa Presiden sedang menjenguk Buya Syafii, warga itu sontak terkejut.
Kunjungan Presiden ke rumah Buya Syafii itu berlangsung tanpa seremoni. Pejabat yang hadir pun sangat terbatas. Presiden hanya didampingi Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno. Adapun Buya Syafii didampingi Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir.
Kunjungan Presiden di rumah Buya Syafii itu berlangsung sekitar satu jam. Sekitar pukul 12.20, iring-iringan mobil Presiden terlihat meninggalkan kediaman Buya. Dalam perjalanan pulang itu, Presiden membuka kaca jendela mobilnya dan melambaikan tangan ke arah masyarakat yang menunggu di jalan. Bahkan, Presiden membagikan kaus ke warga yang menunggu di pinggir jalan.
Dalam pernyataan seusai kunjungannya, Presiden Joko Widodo mengatakan, Buya Syafii dalam kondisi sehat. Presiden mendoakan Buya Syafii tetap dalam kondisi sehat. ”Siang hari ini saya menjenguk Buya Syafii Maarif dan Alhamdulillah beliau saat ini dalam keadaan sehat walafiat,” kata Presiden dalam video di akun Youtube Sekretariat Presiden.
Beberapa waktu sebelumnya, Buya Syafii dirawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman, karena mengalami serangan jantung ringan. Namun, karena kondisinya telah membaik, Buya Syafii diizinkan pulang ke rumah.
”Karena saya mendengar beliau beberapa minggu yang lalu dirawat di rumah sakit, oleh sebab itu saya perlukan untuk datang, dan saya senang Buya sehat, dan kita berdoa bersama selalu diberikan kesehatan oleh Allah SWT,” ujar Presiden.
Tokoh bangsa
Haedar Nashir mengatakan, mewakili keluarga Buya Syafii dan keluarga besar Muhammadiyah, pihaknya mengucapkan terima kasih atas kunjungan Presiden. Kunjungan itu menunjukkan perhatian besar Presiden Joko Widodo terhadap Buya Syafii.
”Alhamdulillah hari ini Pak Presiden berkenan menjenguk Buya sebagai orang tua. Tentu kami, atas nama keluarga Buya Syafii Maarif dan keluarga besar Muhammadiyah, menyampaikan terima kasih atas atensi dan kehadiran Bapak Presiden bersama Bapak Mensesneg di tengah kesibukannya meluangkan waktu untuk menjenguk Buya,” ujar Haedar.
Haedar memaparkan, dalam kunjungan itu, Presiden mendoakan agar Buya Syafii tetap dalam kondisi sehat. Dengan begitu, Buya Syafii diharapkan tetap bisa menjadi seorang tokoh bangsa yang bisa menyampaikan masukan dan bimbingan tentang berbagai hal.
”Tadi beliau juga mendoakan agar Buya tetap sehat dan bisa terus menjadi bapak bangsa yang bisa terus membimbing bangsa ini,” kata Haedar saat diwawancarai seusai kunjungan Presiden.
Haedar menuturkan, kunjungan Presiden itu menunjukkan hubungan kekeluargaan antara pejabat negara dan tokoh bangsa. Dia pun berharap hubungan kekeluargaan semacam itu bisa terus dirawat.
”Selain terima kasih, kami juga menyampaikan doa agar bangsa Indonesia dan seluruh elite bangsa diberikan kekuatan untuk menyelesaikan pandemi (Covid-19) dan juga berbangsa dan bernegara dengan penuh kekeluargaan. Karena ini, kan, simbol dari negara menghadirkan kekeluargaan. Hal-hal seperti ini harus kita rawat bersama,” tutur Haedar.
Seusai menerima kunjungan Presiden, Buya Syafii terlihat berdiri di teras rumahnya dengan bantuan tongkat berkaki tiga. Saat ditanya wartawan, Buya Syafii mengaku masih lemas. ”Masih lemas saya,” katanya singkat.
Kunjungan Jokowi menyiratkan besarnya perhatian pemerintah kepada tokoh-tokoh bangsa, termasuk Buya Syafii Maarif, yang terus menyuarakan kokohnya kebangsaan dan toleransi di Indonesia. Melalui Presiden, segenap warga pun ikut mendoakan kesembuhan Buya.