Banjir Rob di Semarang Masih Rendam Permukiman, Perbaikan Tanggul Dikebut
Permukiman warga di sekitar Pelabuhan Tanjung Emas Kota Semarang, Jawa Tengah, masih terendam banjir rob. Sebagian besar warga memilih bertahan di rumah masing-masing.
Oleh
GREGORIUS MAGNUS FINESSO
·2 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Hari ketiga setelah jebolnya tanggul laut di sekitar Pelabuhan Tanjung Emas, Kota Semarang, Jawa Tengah, banjir rob masih melanda dengan ketinggian sekitar 50 sentimeter, Rabu (25/5/2022). Banjir rob juga masih merendam rumah-rumah warga. Meski demikian, sebagian besar warga masih memilih bertahan di rumah masing-masing di tengah perbaikan tanggul.
Hingga Rabu (25/5/2022), beberapa warga memilih mengungsi ke rumah saudara, tetangga, atau tempat yang lebih aman. Sebagian lainnya memilih tinggal untuk menjaga barang-barang yang tersisa. Mereka takut ada penjarahan jika ditinggal mengungsi.
Warga tidak sempat menyelamatkan barang-barang ketika banjir datang. Akibatnya, peralatan rumah tangga dan barang-barang elektronik rusak terendam banjir rob.
Beberapa barang dagangan pun ikut hanyut dan tidak layak dijual lagi. Kerusakan barang diperparah dengan adanya mobil, truk, dan kendaraan lain yang melaju kencang di permukiman warga yang terendam banjir.
”Ada mobil lewat depan warung kencang sekali sehingga arus menjadi besar dan menghantam warung sampai etalase saya pecah,” kata Prapti, pedagang di Kelurahan Tanjung Mas.
Di Kampung Tambaklorok, keadaan tidak jauh berbeda. Limpasan air laut masuk ke permukiman dan sebagian menggenangi rumah warga. Hanya rumah-rumah yang sudah ditinggikan selamat dari ancaman banjir rob.
Namun, jalanan tetap saja terendam banjir setinggi 40 sentimeter. Dari pantauan sekitar pukul 13.00, air laut dengan arus yang cukup deras mulai masuk ke permukiman menambah ketinggian banjir. Laju air masuk itu tak sebanding dengan laju air keluar. Hal ini karena kontur permukiman warga yang berada di daerah cekungan atau rendah.
”Masuknya (air laut ke daratan) cepat, keluarnya lambat,” kata Nur Sholeh, warga Tambaklorok.
Tanggul darurat
Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas Semarang Retno Widyaningsih menjelaskan, tingginya rob terjadi karena fenomena perige, yakni saat jarak bumi dan bulan ada di posisi terdekat. Ditambah tinggi gelombang di perairan utara Jawa Tengah dalam kategori sedang, yaitu 1,25-2,5 meter.
”Kondisi akhir bulan Syawal di mana masa itu adalah mendekati fase puncak pasang. Tanggal 23 Mei 2022 pukul 16.00 WIB tercatat tinggi pasang 210 cm,” jelas Retno.
Retno menambahkan, BMKG memperpanjang peringatan dini banjir rob dari semula berakhir hari ini menjadi Kamis (26/5/2022).
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkapkan, ada tiga tanggul jebol di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang yang menyebabkan banjir rob terbilang ekstrem. Pembuatan tanggul darurat dikejar agar bisa selesai Rabu ini.
Menurut dia, dari tiga tanggul jebol, satu titik sudah teratasi dan dua lainnya ditargetkan segera selesai. Pengerjaan tanggul masih dilakukan. Karung-karung pasir dibawa dari Tambaklorok menuju ke dua lokasi tanggul jebol menggunakan perahu nelayan.