Kematian di Lokasi Wisata Berulang, Fasilitas Keselamatan Perlu Diperkuat
Tiga wisatawan asal Sumatera Utara tewas terseret ombak saat berekreasi di Pantai Lampuuk, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh.
Oleh
ZULKARNAINI
·3 menit baca
JANTHO, KOMPAS — Tiga wisatawan asal Sumatera Utara tewas terseret ombak saat berekreasi di Pantai Lampuuk, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Fasilitas keselamatan di lokasi wisata harus diperkuat agar kasus serupa tidak kembali terulang.
Peristiwa tewasnya tiga wisatawan itu terjadi pada Rabu (18/5/2022). Ketiga korban adalah Dzaky Al Khairi (14), Ibnu (18), dan Ahmad Fahriza Sufi (18). Semua korban adalah santri Yayasan Raushan Fikri Islamic School, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Para santri itu berwisata ke Pantai Lampuuk saat mengisi kegiatan study tour ke Provinsi Aceh.
Dihubungi dari Banda Aceh, Kamis (19/5/2022), Kepala Sekolah Raushan Fikri Islamic School, Rafis, mengatakan, ketiga korban telah dikebumikan di rumah masing-masing pada Kamis pagi. Dia mengatakan, musibah itu menghadirkan duka yang sangat mendalam bagi keluarga besar Raushan Fikri Islamic School.
Jumlah santri yang ikut dalam study tour itu sebanyak 130 orang. Mereka berangkat dari Langkat menggunakan bus. Mereka mengunjungi Museum Tsunami, Masjid Raya Baiturrahman, dan Makam Ulama Syiah Kuala. Pada hari terakhir, mereka mengunjungi pantai untuk rekreasi.
Musibah itu berawal dari salah seorang santri, Fatih Rasyid (16), yang mandi-mandi di pantai. Tiba-tiba Fatih diseret ombak. Teman-temannya berusaha menolong korban. Namun, justru tiga santri yang berupaya menolong itu meninggal. Adapun Fatih dalam kondisi kritis.
Para korban bermain di pantai tanpa menggunakan baju pelampung. Di pantai itu tidak diwajibkan menggunakan pelampung. Namun, di sana terdapat jasa sewa baju pelampung. ”Padahal, kami sudah ingatkan untuk hati-hati jika mandi di laut,” kata Rafis.
Ketua Perhimpunan Taman Rekreasi Indonesia (Putri) Aceh Zulfitri mengatakan, persoalan keselamatan masih diabaikan, baik oleh pengunjung maupun pengelola lokasi wisata. Dia mengusulkan agar para pengunjung yang ingin mandi di laut diwajibkan mengenakan baju pelampung. ”Kecelakaan di dalam air sangat berisiko kehilangan nyawa, apalagi Pantai Lampuuk dikenal dengan arus bawah yang kuat,” katanya.
Di Pantai Lampuuk terdapat regu penolong jika terjadi kecelakaan di laut. Mereka adalah para pengelola banana boat dan penyedia jasa sewa baju pelampung. Akan tetapi, pengawasan menjadi sulit saat jumlah pengunjung banyak.
Peristiwa meninggalnya wisatawan di Pantai Lampuuk telah terjadi beberapa kali. Pada 16 Agustus 2021, seorang anak berusia tujuh tahun tewas terseret ombak. Sebelumnya, pada 22 Juli 2018, seorang mahasiswa juga tewas tenggelam di pantai itu. Pada 1 November 2013, seorang pelajar juga meninggal saat mandi di pantai.
Zulfitri menuturkan, peristiwa tersebut harus menjadi pelajaran bagi pemerintah setempat dan pengelola lokasi wisata. Menurut dia, keselamatan adalah poin paling penting yang harus diperhatikan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Besar Ridwan Jamil mengatakan, para pedagang sebagai pengelola pantai harus mengawasi para pengunjung yang mandi di laut. Setiap pengunjung harus diingatkan batas-batas boleh mandi. ”Sudah cukup kasus ini, jangan sampai bertambah lagi korban,” katanya.
Pantai Lampuuk merupakan lokasi wisata bahari yang paling banyak dikunjungi. Selain karena pantainya yang bersih dan landai, Lampuuk juga mudah dijangkau. Dari ibu kota Aceh, hanya butuh waktu 15 menit.