Hari Raya Waisak Momentum Kuatkan Moderasi Beragama
Pangeran Siddharta mengajarkan arti penting praktik kehidupan beragama yang berprinsip jalan tengah atau moderat. Prinsip tersebut dibutuhkan untuk menjaga kerukunan dan kedamaian.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Umat Buddha mengikuti penyalaan pelita di pelataran replika stupa Borobudur dalam rangkaian puja bakti detik-detik Waisak 2566/2022 di Wihara Vipassana Kusalacitta, Kota Bekasi, Jawa Barat, Minggu (15/5/2022).
JAKARTA, KOMPAS – Prinsip jalan tengah atau moderat dalam praktik kehidupan beragama sangat dibutuhkan dalam menjaga kerukunan dan kedamaian. Karena itu, hari raya Waisak hendaknya dijadikan momentum untuk memperkuat moderasi beragama. Sebab, pembangunan masyarakat yang rukun, damai, dan sejahtera dapat dilakukan dengan memahami hakikat kebenaran dharma.
Trisuci Waisak senantiasa mengingatkan umat Buddha pada tiga peristiwa penting, yaitu lahirnya Pangeran Siddharta, Pangeran Siddharta mencapai penerangan agung dan menjadi Buddha, serta Buddha Gautama Parinibbana.
”Pangeran Siddharta telah mengajarkan umat Buddha tentang majjhima patipada, ajaran tentang pentingnya praktik kehidupan beragama yang berprinsip jalan tengah atau moderat,” kata Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas saat mengucapkan selamat memperingati hari Trisuci Waisak 2566 Tahun Buddhis yang ditayangkan kanal Youtube Kementerian Agama, Senin (16/5/2022).
TANGKAPAN LAYAR KANAL YOUTUBE KEMENTERIAN AGAMA
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas saat mengucapkan selamat memperingati hari Trisuci Waisak 2566 Tahun Buddhis yang ditayangkan kanal Youtube Kementerian Agama, Senin (16/5/2022).
Menurut Yaqut, prinsip ini sangat dibutuhkan dalam menjaga kerukunan dan kedamaian. Seluruh umat Buddha Indonesia tentu mempunyai tanggung jawab yang sama untuk ikut membangun masyarakat yang rukun, damai, dan sejahtera. ”Dan, itu bisa dilakukan dengan memahami kebenaran dharma yang hakiki,” ujarnya.
Menag Yaqut juga mengajak untuk terus memperkuat moderasi beragama dan merekatkan tali persaudaraan antarsesama. Hal ini sebagaimana diajarkan juga dalam Kitab Suci Dhammapada, syair 194.
”Bahwa kelahiran para Buddha merupakan sebab kebahagiaan, pembabaran ajaran benar merupakan sebab kebahagiaan, persatuan merupakan sebab kebahagiaan, dan usaha perjuangan mereka yang telah bersatu merupakan sebab kebahagiaan. Selamat hari raya Trisuci Waisak kepada seluruh umat Buddha Indonesia,” kata Yaqut.
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Biksu mengikuti peringatan detik-detik Waisak 2561 BE/2017 di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Kamis (11/5/2017) dini hari.
Presiden Joko Widodo melalui akun Twitter resmi mengunggah ucapan selamat hari raya Waisak. ”Kesehatan dan kemajuan adalah impian terbesar yang hendak kita gapai saat ini dalam hidup yang penuh kedamaian dan kebersamaan. Semoga cahaya kebahagiaan senantiasa menerangi jalan kita semua,” katanya.
Sarhunta di Borobudur
Sementara itu, menjelang perayaan Waisak tahun ini, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyiapkan sarana hunian pariwisata (sarhunta) Borobudur. Umat Buddha yang datang ke perayaan Waisak ataupun para wisatawan yang berkunjung ke Candi Borobudur diharapkan dapat menginap di sarhunta itu.
Merujuk informasi dan data Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR, Minggu (15/5/2022), program Sarhunta merupakan rangkaian kegiatan program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) yang dilaksanakan Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas rumah menjadi lebih layak huni sekaligus mendorong perekonomian karena rumah bisa dimanfaatkan sebagai homestay bagi para wisatawan yang berkunjung.
Kesehatan dan kemajuan adalah impian terbesar yang hendak kita gapai saat ini dalam hidup yang penuh kedamaian dan kebersamaan. Semoga cahaya kebahagiaan senantiasa menerangi jalan kita semua.
Ada 821 rumah yang mendapat bantuan sarhunta. Bantuan tersebut di antaranya diberikan untuk meningkatkan kualitas 382 rumah dengan fungsi homestay dan usaha pariwisata lainnya yang tersebar di 15 desa. Selain itu, juga untuk meningkatkan kualitas 439 unit rumah swadaya tanpa fungsi usaha di empat desa.
Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Iwan Suprijanto menuturkan, sarhunta yang dibangun Kementerian PUPR memiliki beberapa karakteristik yang membedakan dengan hunian masyarakat lainnya. Ciri khas elemen fisik dapat dilihat dari pembangunan atap tradisional Jawa kerakyatan dengan bubungan kalpataru, keberadaan teras homestay, pintu dan jendela dengan motif kawung, serta pigura bata ekspos.
Selain itu, juga kamar tidur dengan bata ekspos, fasilitas penginapan memadai, kamar mandi standar yang bersih, serta adanya pot atau gentong untuk cuci tangan. ”Diharapkan kehadiran sarhunta dapat mendorong perekonomian masyarakat di sekitar Candi Borobudur serta meningkatkan kualitas hunian,” kata Iwan.
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Lampion yang diterbangkan difoto dengan kecepatan rendah menjelang perayaan Waisak 2561 BE/2017 di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Rabu (10/5/2017) malam.
Salah satu penerima manfaat sarhunta Candi Borobudur, Suripto, mengatakan, kehadiran sarhunta mampu meningkatkan kualitas hunian, mendorong perekonomian masyarakat, sekaligus mendukung sektor pariwisata di Borobudur.
”Pada masa liburan Lebaran lalu banyak wisatawan memilih menginap di sarhunta ketimbang di hotel. Pada perayaan Waisak tahun ini sarhunta yang dikelola langsung oleh masyarakat juga sudah terisi penuh sehingga mendorong geliat perekonomian dan pariwisata di Magelang,” kata Suripto.