Gagas Kendari Metaverse di HUT Ke-191, Pemkot Kendari Dituntut Tingkatkan Layanan Dasar
Menyambut Hari Ulang Tahun Kota Kendari yang mencapai 191 tahun, pemerintah menggagas program Kendari Metaverse. Namun, pemerintah dituntut untuk meningkatkan layanan dasar, utamanya air bersih yang sering terkendala.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Menyambut Hari Ulang Tahun Kota Kendari Ke-191 tahun, pemerintah menggagas program Kendari Metaverse. Program ini merupakan lanjutan pemanfaatan teknologi yang sebelumnya telah berjalan di berbagai bidang. Di satu sisi, pemerintah dituntut untuk meningkatkan layanan dasar, utamanya air bersih yang sering terkendala.
Pemkot Kendari memperingati HUT kota yang menginjak usia 191 tahun, pada Senin (9/5/2022). Upacara peringatan dilakukan di Kantor Wali Kota Kendari, di mana peserta upacara menggunakan pakaian adat semua etnis di wilayah ini.
Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir mengungkapkan, di usia yang menginjak hampir dua abad, sejumlah tantangan dan perkembangan kota telah dilalui. Salah satu yang terus digagas adalah pemanfaatan teknologi untuk pelayanan publik dan peningkatkan nilai ekonomi masyarakat.
”Salah satu yang kita perkenalkan hari ini adalah Kendari Metaverse, yang merupakan perkembangan dunai terbaru. Di dalamnya nanti ada wajah Kota Kendari, khususnya ikon kota, lokasi wisata, dan pelayanan publik,” kata Sulkarnain, selepas upacara.
Beradaptasi
Penggunaan teknologi ini, ia menambahkan, bukan sekadar mengikuti tren yang berkembang. Teknologi metaverse merupakan hal baru yang harus diikuti semua pihak. Saat teknologi ini semakin maju, pemerintah daerah tidak gagap dan mampu segera beradaptasi.
Dalam beberapa waktu ke depan, akan ada banyak hal yang bisa dimasukkan dalam Kendari Metaverse tersebut. Di tahap awal, pemanfaatan teknologi ini akan dimaksimalkan di sektor pariwisata hingga pelayanan publik.
”Ditargetkan Agustus mendatang berbagai layanan bisa dimaksimalkan di Kendari Metaverse tersebut. Hal ini tentunya lanjutan apa yang telah dikerjakan selama ini, mulai dari layanan pengaduan, layanan terintegrasi, hingga sistem informasi dan pelayanan satu pintu,” kata Sulkarnain.
Meski demikian, ia mengatakan, berbagai layanan dasar masih butuh ditingkatkan. Salah satu hal yang mendasar yang masih bermasalah adalah pelayanan air bersih. Pihaknya berupaya agar masyarakat bisa mengakses air bersih secara maksimal ke depannya.
Ditargetkan Agustus mendatang berbagai layanan bisa dimaksimalkan di Kendari Metaverse tersebut. (Sulkarnain Kadir)
Salah satu upaya yang digagas adalah bekerja sama dengan PT Adhi Karya untuk membangun sistem penyaluran air bersih yang baru. Kerja sama ini dalam Tahap koordinasi dengan total anggaran mencapai Rp 380 miliar.
Menurut Sulkarnain, selama ini, layanan air bersih memang belum bisa ditingkatkan akibat sistem pengairan yang harus diperbarui. ”Kami berharap ke depannya bisa terealisasi dan jika administrasi tuntas, dalam 1,5 tahun sudah bisa beroperasi normal,” katanya.
Riza (40), warga Kendari, mengungkapkan, persoalan air bersih belum pernah tuntas sejak ia kecil hingga saat ini. Warga harus berupaya sendiri untuk memenuhi kebutuhan air bersih, baik dengan sumur bor, maupun membeli air bersih.
”Setiap bulan minimal kita membeli air hingga Rp 500.000. Air dari PDAM Kendari selalu kotor dan bermasalah. Ini persoalan tahunan yang belum pernah ada jalan keluarnya,” ungkapnya.
Wati (37), warga lainnya, berpendapat serupa. Jika air PDAM Tirta Anoa Kendari mengalir, hanya beberapa hari dalam sebulan, dengan kondisi air yang sering kotor. ”Kalau saya, selesaikan dulu yang dasar-dasar, baru maju ke metaverse yang belum kita tahu seperti apa bentuknya,” keluhnya.
Ketua DPRD Kendari M Subhan menyampaikan, upaya peningkatan sarana dan prasarana air bersih ini memang merupakan hal yang mendesak. Sebab, selama ini masyarakat kesulitan untuk mendapatkan air bersih dari sistem PDAM yang ada.
Meski begitu, ia melanjutkan, persoalan ini merupakan sesuatu yang telah menjadi masalah klasik dan berlangsung bertahun-tahun. Oleh karena itu, upaya kerja sama dengan BUMN menjadi salah satu jalan keluar untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
”Di samping itu, kita lihat upaya penanganan banjir dan pelayanan administrasi masyarakat terus membaik. Penggunaan teknologi informasi memang harus dilakukan untuk membuat sistem yang efektif dan transparan,” katanya.