Tahun ini, shalat Idul Fitri menjadi pengalaman tak terlupakan bagi sebagian warga di Yogyakarta. Mereka bisa menunaikan ibadah bersama Presiden Joko Widodo di kompleks Gedung Agung.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·4 menit baca
Tahun ini, shalat Idul Fitri menjadi pengalaman tak terlupakan bagi sebagian warga di Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tak disangka, mereka bisa menunaikan ibadah di hari kemenangan bersama orang nomor satu di Indonesia, Presiden Joko Widodo. Momen itu tambah istimewa mengingat ibadah berjamaah kembali digelar setelah dua tahun pembatasan ketat akibat pandemi Covid-19.
Matahari belum terbit di kawasan trotoar depan Gedung Agung Yogyakarta, atau Istana Negara Yogyakarta, di Jalan Malioboro, Senin (2/5/2022). Suparman (38), warga Bantul, duduk-duduk di kawasan itu sambil menahan dingin yang cukup menusuk. Sesekali tangannya dimasukkan ke saku celana jinsnya.
Meski memakai bawahan jins, pakaian atasan Suparman rapi. Kemeja koko dan kopiah putih dikenakan. Sajadah biru disampirkan di bahu. Ia datang di Gedung Agung untuk shalat Id bersama Pak Presiden.
”Saya dapat informasi dari teman. Katanya, di Gedung Agung (Yogyakarta) mau ada shalat Idul Fitri. Langsung saya ke sini. Harapannya bisa ikut shalat di dalam juga nanti,” kata Suparman, yang datang sejak pukul 05.00.
Suparman memang sudah meniatkan hati untuk bisa mengikuti shalat Idul Fitri di tempat tersebut. Pasalnya, ibadah shalat Id tersebut diadakan karena Presiden Joko Widodo sedang merayakan Lebaran di Yogyakarta. Sebagai salah satu rakyatnya, Suparman punya keinginan untuk melihat kepala negara dari dekat.
Ternyata, tak hanya Suparman yang punya pemikiran seperti itu. Sejumlah warga lain juga tampak duduk-duduk di kawasan trotoar depan Istana. Pria dan wanita. Yang pria mengenakan baju koko, sedangkan wanita mengenakan mukena.
Waktu menunjukkan pukul 06.30. Namun, belum ada tanda apakah warga diperbolehkan masuk. Mereka yang sudah menunggu di depan Gedung Agung pun satu per satu menggelar sajadah. Saat mereka bersiap shalat, petugas keamanan akhirnya membuka pintu gerbang. Salah seorang di antaranya memberitahukan warga boleh masuk. Tanpa pikir panjang, para warga mengambil kembali sajadahnya dan berbondong-bondong memasuki halaman gedung kenegaraan tersebut.
”Senang sekali akhirnya keinginan lihat langsung Pak Jokowi kesampaian. Rasanya dekat sekali. Jarak saya hanya lima saf dari beliau. Rasanya lega sekali sudah diperbolehkan masuk dan shalat bersama beliau,” kata Suparman, yang sehari-hari bekerja sebagai penjaga indekos.
Bagi Suparman, momen shalat bersama Presiden itu sangat berarti. Apalagi, ia mengaku sebagai salah seorang penggemar berat Presiden Joko Widodo. Bisa bertemu langsung dengan sang idola membuat hatinya bungah. Matanya bersinar cerah selepas shalat. Ia juga menyempatkan diri berfoto di depan gerbang istana negara.
”Kalau ditanya kenapa saya mengidolakan beliau? Beliau itu orangnya baik. Senang berbagi dengan rakyat kecil. Kalau bisa ke depan presidennya seperti beliau lagi,” kata Suparman disambung tawa.
Sama seperti Suparman, Kus Margono (54), warga Sleman, juga datang ke kawasan Gedung Agung Yogyakarta agar bisa dapat kesempatan shalat bersama Presiden. Informasi itu diketahuinya dengan membaca sejumlah berita. Ia tiba di kawasan tersebut sejak pukul 05.30.
”Sebenarnya, kalau shalat di depan gedung ini juga tidak apa-apa. Ternyata malah diperbolehkan masuk. Kami sebagai warga biasa ini merasa terhormat juga dipersilakan ikut shalat bersama beliau (Presiden),” ujar Kus.
Pesan solidaritas
Di Gedung Agung Yogyakarta, shalat Idul Fitri dilakukan di halaman depan. Presiden menghadiri shalat bersama Ibu Negara Iriana dan putra bungsunya, Kaesang Pangarep. Shalat berlangsung khusyuk dipimpin Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY Masmin Afif. Ia sekaligus menjadi khotib dalam shalat Idul Fitri itu.
Tema yang diambil Masmin dalam khotbahnya ialah ”Solidaritas Sosial di Masa Pandemi”. Ia memilih tema tersebut menyesuaikan dengan suasana Idul Fitri yang sebenarnya masih dirayakan di tengah pandemi Covid-19. Tema itu dianggapnya tepat mengingat bulan Ramadhan menjadi waktu tepat mengawali amalan nilai-nilai keagamaan, seperti pengendalian nafsu dan solidaritas sosial.
”Idul Fitri adalah momentum emas untuk memperkuat solidaritas kemanusiaan kita dengan saling peduli, berbagi, dan menghargai. Saling merajut silaturahmi, menyapa, dan memaafkan, serta mengaktualisasikan nilai-nilai fitrah dalam perbuatan nyata dan perilaku mulia,” ucap Masmin, dalam khotbahnya.
Alhamdulillah kita semuanya bisa melaksanakan Idul Fitri tahun ini. Tadi pagi juga kita pantau di semua kota, semua provinsi, semuanya berjalan baik. (Presiden Jokowi)
Sementara itu, Presiden mengungkapkan, shalat yang berlangsung di Gedung Agung Yogyakarta dapat berlangsung dengan baik. Ia bersyukur, semua warga bisa merayakan kembali perayaan Idul Fitri dengan meriah meski tetap menerapkan protokol kesehatan. Kondisi serupa terjadi pula di daerah-daerah lainnya.
”Tadi shalat Idul Fitri berjalan lancar. Semuanya baik. Alhamdulillah kita semuanya bisa melaksanakan Idul Fitri tahun ini. Tadi pagi juga kita pantau di semua kota, semua provinsi, semuanya berjalan baik. Alhamdulillah,” kata Presiden.