Kabupaten Magelang Tidak Buka Layanan Vaksinasi Khusus Pemudik
Pemerintah Kabupaten Magelang tidak secara khusus membuka layanan vaksinasi bagi pemudik di posko-posko Lebaran. Namun, para pemudik mempersiapkan diri lebih dahulu untuk melakukan vaksinasi di kota asal masing-masing.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Selama masa libur Lebaran, Pemerintah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, memastikan tidak akan membuka layanan vaksinasi khusus bagi pemudik. Vaksinasi dianggap sebagai kebutuhan pribadi yang sepatutnya dilakukan sebagai syarat perjalanan mudik.
”Jika memang merasa membutuhkan layanan vaksinasi untuk keamanan dan kesehatan selama mudik, sekaranglah waktunya untuk mempersiapkan diri sendiri dengan mencari menjalani vaksinasi di kota masing-masing terlebih dahulu,” ujar Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Magelang Iwan Sutiarso, Rabu (27/4/2022).
Pemerintah Kabupaten Magelang tidak akan membuka layanan vaksinasi di semua posko layanan mudik. Adapun layanan vaksinasi tetap tersedia di seluruh puskesmas dan rumah sakit. Layanan tersebut terbuka bagi siapa saja, baik warga Kabupaten Magelang maupun penduduk luar. Namun, layanan itu tidak terbuka 24 jam dan hanya bisa dilakukan sesuai jam operasional serta tergantung pada ketersediaan vaksin yang ada.
Mengikuti kebijakan kelonggaran yang digariskan pemerintah pusat, dalam masa libur Lebaran tahun ini, Pemerintah Kabupaten Magelang tidak akan menyekat jalan, mengawasi, memeriksa, dan mengecek apakah setiap pemudik sudah melakukan vaksinasi atau belum. Berbeda dengan kondisi di dua tahun sebelumnya, tahun ini pun juga tidak akan ada tes antigen secara acak kepada wisatawan yang datang ke sejumlah destinasi wisata seperti Taman Wisata Candi Borobudur.
”Tahun ini, wisatawan bebas datang, berkunjung tanpa harus melalui pemeriksaan apa pun,” ujarnya.
Kendati demikian, dia mengingatkan, aktivitas wisata harus tetap dilaksanakan sesuai protokol kesehatan. Setiap pengelola destinasi wisata harus tetap membatasi jumlah wisatawan sesuai dengan status level PPKM saat menerima kunjungan.
”Jumlah wisatawan masih harus menyesuaikan ketentuan sesuai Inmendagri (Instruksi menteri dalam negeri) yang berlaku saat itu,” ujarnya.
Selama musim libur Lebaran, Iwan mengatakan, pihaknya juga akan tetap mengawasi aktivitas wisata di destinasi-destinasi wisata. Para pengelola yang tidak melakukan pembatasan akan tetap ditegur dan diingatkan untuk mematuhi ketentuan.
Sebelumnya, Sekretaris PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, Emilia Eny Utari, mengatakan, selama masa libur Lebaran, pihaknya tidak akan membatasi jumlah wisatawan yang berkunjung ke Taman Wisata Candi Borobudur. Kebijakan ini diterapkan karena pembatasan tidak lagi diberlakukan di banyak tempat termasuk di moda transportasi seperti kereta api.
Namun, dia pun memastikan aktivitas wisata akan tetap aman, bebas dari kerumunan karena aktivitas keluar masuk pengunjung akan tetap diatur agar terus mengalir dan tidak dibiarkan berhenti, berjubel di satu waktu saja.
Di tengah kelonggaran, Iwan juga mengimbau agar tiap-tiap desa kembali mengaktifkan Satgas Jogo Tonggo untuk kembali berperan mengawasi dan memeriksa kondisi kesehatan setiap pemudik yang datang ke desanya masing-masing.
”Di tengah situasi serba longgar, kami berharap Satgas Jogo Tonggo, dengan strateginya masing-masing, tetap mau bekerja mengawasi pemudik,” ujarnya.
Imbauan tersebut tentu tidak mudah dilaksanakan, dan tidak serta- merta dipatuhi oleh tiap-tiap desa. Sekretaris Desa Borobudur Ichsanusi mengatakan, Satgas Jogo Tonggo masih tetap ada, tetapi Satgas tersebut tidak akan dipaksa menjalankan tugas untuk mengawasi dan memeriksa pemudik. Selain karena merasa kasus Covid-19 saat ini sudah relatif landai, hal itu sengaja dilakukan agar warga dapat kembali merasakan kegembiraan berkumpul bersama keluarga dan merayakan Lebaran seperti tahun-tahun sebelum pandemi.
”Kalau kasus Covid-19 kembali meledak, ya biarlah. Kita hadapi semuanya dengan santai, tetapi tetap waspada agar tidak tertular,” ujarnya.