Operator Baru Jaringan Kereta Komuter Surabaya Raya
PT Kereta Commuter Indonesia menjadi operator baru jaringan kereta perkotaan dan komuter Surabaya Raya dengan harapan peningkatan kapasitas dan kualitas layanan.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·3 menit baca
KOMPAS/DEFRI WERDIONO
Hujan lokal membasahi kawasan Stasiun Malang, Jawa Timur, yang masih lengang oleh penumpang, Rabu (13/4/2022) siang. Memasuki 10 hari kedua Bulan Ramadhan sebanyak 24 persen kereta api jarak jauh untuk masa Lebaran 1443 H telah terjual di Malang.
SURABAYA, KOMPAS — Pengelola layanan kereta di Jawa Timur berganti. PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 8 Surabaya tidak lagi mengelola layanan kereta rel diesel dan KA lokal. Operator baru ialah PT Kereta Commuter Indonesia, anak usaha KAI yang berpengalaman mengelola KRL CommuterLine Jabodetabek dan Jogja-Solo.
Demikian diutarakan oleh pejabat teras KAI Daop 8 dan KCI dalam jumpa pers dan buka puasa bersama di Surabaya, Selasa (26/4/2022). “Mulai 1 April 2022 kami ditugaskan dan diberi kepercayaan untuk meningkatkan layanan KA lokal dan KRD di Jatim,” kata Vice President Corporate Communication KCI Anne Purba.
Anne melanjutkan, KCI secara bertahap akan meningkatkan layanan KRD dan KA lokal dengan standar komuter. Jika nantinya KRD dan KA lokal di Surabaya Raya bisa ditingkatkan menjadi KRL, layanan akan distandarkan seperti di Jabodetabek dan Jogja-Solo.
”Spesialisasi KCI itu mengelola KRL dan pembayaran cashless (non tunai). Setidaknya, dalam waktu dekat, kami akan mendorong pembayaran cashless bisa diterapkan,” ujarnya.
Direktur Operasi dan Pemasaran KCI Wawan Ariyanto mengatakan, KRL per hari mengangkut 1,2 juta penumpang dengan 1.053 perjalanan. Di Jogja-Solo, setiap hari terangkut 17.000 penumpang dengan 24 perjalanan KRL dan 4 perjalanan KRD Prambanan Ekspress (Prameks).
”Potensi di Surabaya Raya bisa 30.000 penumpang per hari dengan kondisi eksisting saat ini. Jika dikembangkan dengan elektrifikasi, peningkatan jalur menjadi ganda, dan pengaktifan shelter, mungkin bisa mendekati Jabodetabek,” katanya.
KRL tujuan Solo melintas di kawasan Kecamatan Banguntapan, Bantul, DI Yogyakarta, Rabu (10/2/2021). KRL Yogyakarta-Solo pada hari itu resmi mulai beroperasi secara penuh dengan perjalanan sebanyak 20 kali per hari. Sebelumnya KRL tersebut telah menjalani masa uji coba dengan penumpang sebanyak 7.336 orang.
Komuter
Manajer Hubungan Masyarakat KAI Daop 8 Surabaya Luqman Arif mengatakan, pengelolaan KRD dan KA lokal oleh KCI diyakini akan meningkatkan kapasitas dan kualitas layanan. KAI bisa lebih fokus untuk memberikan pelayanan kepada penumpang KA jarak jauh.
”Layanan kereta commuter terstandar dengan harapan menarik lebih banyak masyarakat untuk memakai angkutan umum terutama kereta,” katanya.
Di Daop 8 Surabaya, kereta perkotaan yang ada dan beroperasi ialah Komuter Surabaya dengan rute Indro (Gresik)-Surabaya Pasarturi-Surabaya Kota-Sidoarjo-Bangil-Pasuruan. Selain itu, komuter Lamongan dengan rute Surabaya Pasarturi-Lamongan, dan Jenggala dengan rute Mojokerto-Surabaya Kota-Sidoarjo.
Selain kereta perkotaan, ada kereta lokal, KA Penataran atau Lin Blitar dengan rute Surabaya-Malang-Blitar dan KA Rapih Dhoho dengan rute Blitar – Kertosono – Surabaya. Juga ada KA Tumapel atau Lin Malang dengan rute Surabaya – Malang. Selain itu, Lin Cepu, Lin Bojonegoro, dan Lin Kertosono yang berelasi dari dan ke Surabaya.
Secara terpisah, Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak pernah mengatakan, pola perjalanan perkotaan di Surabaya Raya sudah sepatutnya dilayani jaringan transportasi umum yang andal dan terintegrasi seperti di Ibu Kota (Jakarta).
Di Jakarta tersedia jaringan KRL, bus (Transjakarta), MRT, dan monorel. Sayangnya, pergerakan komuter di Surabaya Raya belum secara maksimal menggunakan angkutan umum bus dan kereta.
Potensi di Surabaya Raya bisa 30.000 penumpang per hari dengan kondisi eksisting saat ini. Jika dikembangkan dengan elektrifikasi, peningkatan jalur menjadi ganda, dan pengaktifan shelter, mungkin bisa mendekati Jabodetabek. (Wawan Ariyanto)
Berdasarkan survei Sustainable Urban Transport Index (SUTI) 2018, pergerakan komuter Surabaya-Sidoarjo-Mojokerto-Gresik mencapai 1,397 juta orang. Yang menggunakan angkutan umum kereta, bus, dan mobil penumpang cuma 152.000 orang atau 11 persen.
Mayoritas komuter memakai sepeda motor yang 1,18 juta orang atau 84 persen. Komuter memakai mobil pribadi 36.000 orang atau 2,5 persen. Sisanya memakai sepeda dan atau berjalan karena mobilitas relatif dekat.
Dari situasi itu, KAI melalui KCI berupaya mendorong lebih banyak komuter agar beralih menggunakan angkutan umum. Dengan pengelolaan KRD dan KA lokal menjadi angkutan komuter, diharapkan menurunkan pemakaian kendaraan pribadi oleh masyarakat di Surabaya Raya sehingga mobilitas lebih efektif dan efisien dalam aspek waktu dan biaya. Yang lebih penting, menggunakan angkutan umum diharapkan juga menjamin keselamatan, keamanan, dan kenyamanan beperjalanan.