Jalur Mudik, Bersiap Macet dan Menikmati Kuliner Lokal
Mudik dengan berkendara lewat Jalan Tol Trans-Jawa, misalnya, menghadirkan risiko kemacetan sekaligus menawarkan pelipurnya lewat tempat kuliner dan pemandangan.
Oleh
NORBERTUS ARYA DWIANGGA MARTIAR
·4 menit baca
Ketika jutaan orang mudik Lebaran secara hampir bersamaan, kemacetan lalu lintas amat sukar ditepis. Namun, rencana perjalanan yang matang akan membuat pemudik siap menghadapi kondisi-kondisi tak terduga, bahkan menikmatinya.
Mudik dengan berkendara lewat Jalan Tol Trans-Jawa, misalnya, menghadirkan risiko kemacetan sekaligus menawarkan pelipurnya lewat tempat kuliner dan pemandangan. Itu tergambar saat harian Kompas menyusuri jalur mudik dengan rute Jakarta-Salatiga (Jawa Tengah), pergi-pulang pada Rabu-Sabtu (20-23/4/2022).
Di ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek, titik rawan macet antara lain tempat istirahat dan pelayanan (TIP) atau rest area Km 57, terutama akibat antrean pengisian bahan bakar. Kerap ada pengendara asal Jakarta yang tidak memastikan tangki bahan bakar penuh ketika memulai perjalanan sehingga harus mengisi dulu di rest area terdekat, yakni di rest area Km 57.
Guna menghindarinya, pemudik dari Jakarta disarankan mengisi bahan bakar kendaraan sampai penuh dengan perhitungan baru mengisi kembali di ruas Tol Cipali atau sesudahnya. Tidak hanya bahan bakar, pemudik sejak sebelum berangkat sebaiknya juga telah menyiapkan logistik, seperti makanan kecil dan minuman, untuk bekal selama perjalanan.
Titik potensi kepadatan lainnya adalah Gerbang Tol (GT) Cikampek Utama di Km 70. Di sini, kendaraan harus berhenti untuk melakukan transaksi. Meski transaksi dengan uang elektronik hanya memakan waktu 3-4 detik, melimpahnya kendaraan yang mengantre pembayaran akan menimbulkan barisan panjang. Apalagi jika ada pengendara yang kartu uang elektroniknya bersaldo kurang.
Saran bagi pemudik adalah memastikan saldo uang elektronik cukup untuk perjalanan jauh. Sebagai gambaran, untuk kendaraan kecil atau golongan I yang menempuh perjalanan dari Jakarta menuju Semarang, tarif tol yang harus dibayar adalah sebesar Rp 359.500.
Setelah GT Cikampek Utama, titik yang berisiko padat atau macet adalah di gerbang-gerbang tol yang mengarah keluar Tol Trans-Jawa. Arus kendaraan diperkirakan mulai terpecah secara bertahap mulai dari kendaraan yang mengarah ke Bandung, kemudian di Cikampek, lalu yang keluar di sekitar Cirebon, juga yang mengarah ke selatan Jawa, yakni Purwokerto, sampai Semarang.
Jika pemudik berkendara melewati jalan nontol, khususnya jalur pantai utara (pantura), kemacetan berpotensi terjadi di sepanjang Simpang Cikopo sampai Simpang Jomin, Jawa Barat. Arus kendaraan keluar atau masuk Tol Jakarta-Cikampek ataupun Tol Cipali, adanya terminal bayangan, pertemuan arus kendaraan di Simpang Jomin, serta aktivitas masyarakat di sepanjang jalur tersebut dapat menjadi pemicunya.
Titik-titik rawan macet di Jalur Pantura berikutnya ialah lokasi-lokasi pasar tumpah di wilayah Indramayu dan Cirebon, Jawa Barat. Pasar itu antara lain Pasar Eretan, Patrol, Parean Kandanghaur, Palimanan, Weru, serta Pasar Tegalgubug. Kemacetan dapat terjadi karena melubernya pasar ke badan jalan, parkir kendaraan di pinggir, hingga kendaraan yang hendak putar balik. Beberapa titik putar balik di sekitar pasar kini telah ditutup oleh petugas.
Tidak perlu khawatir tarif tol bertambah akibat keluar lalu masuk lagi, karena tarif dihitung berdasarkan jarak tempuh.
Tempat istirahat
Terkait tempat istirahat, pemudik via jalan tol umumnya memfavoritkan rest area. Tersedianya SPBU, tempat ibadah, penjual makanan dan minuman yang beragam, toilet, hingga oleh-oleh khas daerah setempat di satu lokasi memang memanjakan. Masalahnya, polisi bersama operator jalan tol berencana melakukan buka-tutup rest area jika terjadi kepadatan di sana.
Sebagai alternatif, pemudik dapat keluar di gerbang tol terdekat untuk beristirahat ataupun mengisi bahan bakar. Contohnya, jika hendak beristirahat sekaligus menjajal kuliner lokal, pemudik dapat keluar di GT Tegal Jawa Tengah. Ada kuliner khas Tegal Jateng yang patut dicoba, seperti soto berbumbu tauco atau sate kambing muda khas Tegal. Tidak perlu khawatir tarif tol bertambah akibat keluar lalu masuk lagi, karena tarif dihitung berdasarkan jarak tempuh.
Namun, tidak ada salahnya mampir ke rest areainstagrammable ketika sempat dan situasi lalu lintas memungkinkan. Salah satunya, rest area Km 456 di ruas Tol Semarang-Solo, Jateng.
Jika singgah saat pagi hari, pemudik bisa menyaksikan keindahan Gunung Merbabu yang menjulang tinggi. Di sebelahnya terdapat gunung yang lebih kecil, yakni Telomoyo dan Ungaran. Rest area tersebut dekat GT Salatiga.
Pemudik yang memang berniat melewati jalur pantura bisa beristirahat di Pantai Eretan di Indramayu. Di sana, pelaku perjalanan bisa datang ke tempat-tempat makan yang menawarkan boga bahari sembari menikmati pemandangan pesisir utara Pulau Jawa.
Mudik bisa jadi akan diwarnai dengan kejutan-kejutan. Namun, perjalanan dapat tetap menyenangkan jika pemudik mempersiapkan diri.