Mudik Lokal Jatim, dari Antarkota hingga Kepulauan
Pergerakan mudik lokal secara besar-besaran juga mendorong Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyiapkan fasilitas mudik gratis ke 15 daerah tujuan.
Kementerian Perhubungan memperkirakan 14,6 juta orang bakal mudik dari daerah-daerah di Jawa Timur ke berbagai tujuan menyambut Idul Fitri 1443 H. Di antara mereka ada pemudik lokal yang pulang kampung tanpa keluar batas wilayah Provinsi Jatim, lewat perjalanan darat antarkota hingga menumpang pesawat dan kapal ke kepulauan.
Lebaran tak hanya dimaknai meraih kemenangan. Bagi masyarakat Jawa Timur, Lebaran juga menjadi momen merajut kembali kebersamaan dengan keluarga dan sanak saudara di kampung halaman. Karena itulah, mudik atau kepulangan ke tanah kelahiran menjadi sesuatu yang patut diperjuangkan dengan beragam jalan.
Indah Sulistyarini (36) sibuk melengkapi persyaratan pendaftaran mudik gratis di Kantor Dinas Perhubungan Kabupaten Sidoarjo, Kamis (21/4/2022). Tangannya dengan cekatan mengisi lembaran formulir yang disodorkan oleh petugas di posko pendaftaran.
Dari kolom identitas diri hingga daerah tujuan mudik tak ada yang ia lewatkan. Tak lupa pula dilampirkannya fotokopi kartu identitas diri, kartu keluarga, serta surat keterangan vaksin Covid-19 dosis ketiga. Indah menyempatkan diri meneliti kembali berkas-berkasnya, sebelum dia serahkan kembali ke petugas jaga.
”Syukur, kemarin saya dan suami berhasil vaksin dosis ketiga di puskesmas. Seandainya belum vaksin, pasti tidak bisa ikut mudik gratis karena kuotanya sangat terbatas,” ujar Indah.
Baca juga: Enam Daerah Sambut Pemudik di Masa Pandemi
Indah berencana merayakan Lebaran di kampung halaman ibunya di Desa Sambit, Kecamatan Sambit, Kabupaten Ponorogo. Sudah dua tahun ia tak pulang karena ada kebijakan larangan mudik selama masa pandemi Covid-19. Perempuan yang berdomisili di Kecamatan Candi, Sidoarjo, ini mengajak serta suami dan kedua buah hatinya, Galih (9) dan Putri (6).
Awalnya, Indah berencana mudik menggunakan bus umum dari Terminal Purabaya, Surabaya. Harga tiket bus saat normal sekitar Rp 40.000 per orang dan bisa naik menjadi Rp 60.000 per orang saat menjelang Lebaran. Untuk pergi-pulang, termasuk memperhitungkan berbagai kebutuhan selama perjalanan, dia harus merogoh kocek tak kurang dari Rp 500.000.
Namun, ia lega bisa menekan anggaran untuk perjalanan setelah mengetahui ada program mudik gratis dari Pemerintah Kabupaten Sidoarjo yang menyediakan 800 kursi. Dengan mudik gratis, dia bisa menghemat pengeluaran dan mengalihkannya untuk kebutuhan lain.
Keuangan keluarga Indah pas-pasan. Ia membantu pemenuhan kebutuhan dengan bekerja di rumah produksi telur bebek di Kampung Bebek, Sidoarjo. Adapun suaminya pekerja bangunan dengan penghasilan yang tidak menentu.
Perjuangan pulang ke kampung halaman tak hanya dilakukan oleh Indah. Abdurrahman (45), warga Surabaya, mengaku sudah dua hari ini mencari tiket pesawat carter (sewa) dari Surabaya menuju Sumenep, dilanjutkan ke Pulau Pagerungan. Sumenep merupakan salah satu kabupaten di Pulau Madura.
Adapun Pagerungan adalah daerah kepulauan di Kabupaten Sumenep. Perjalanan menuju Pagerungan hanya memerlukan waktu 45 menit dengan pesawat perintis berkapasitas 10 penumpang. Keberangkatan dari Bandara Juanda, Surabaya, transit Bandara Trunojoyo Sumenep, kemudian lanjut ke Pagerungan.
Baca juga: Bangkitnya Tradisi Mudik yang Sempat Mati Suri
”Perjalanan udara lebih hemat waktu dan biaya dibandingkan dengan lewat jalur darat dan laut karena memerlukan berhari-hari. Keterbatasan kapal dan ketidakpastian jadwal penyeberangan ke pulau menjadi penyebabnya. Apalagi jika ada ombak besar, kapal bisa istirahat berhari-hari,” kata Abdurrahman.
Ia berharap pemerintah menambah angkutan mudik ke wilayah kepulauan agar ia dan keluarganya bisa lebih leluasa mencecap kebersamaan di hari kemenangan. Mempererat kembali tali silaturahmi dan pada akhirnya turut serta menggeliatkan ekonomi masyarakat di pulau-pulau kecil seperti Pagerungan.
Perjalanan udara lebih hemat waktu dan biaya dibandingkan dengan lewat jalur darat dan laut karena memerlukan berhari-hari. Keterbatasan kapal dan ketidakpastian jadwal penyeberangan ke pulau menjadi penyebabnya. (Abdurrahman)
Melebihi Jabodetabek
Upaya Indah dan Abdurrahman merupakan gambaran kisah para pemudik di provinsi berjuluk ”Brang Wetan” ini. Lewat survei potensi pergerakan orang menyambut Lebaran 2022, Kementerian Perhubungan memprediksi Provinsi Jawa Timur menjadi daerah dengan pergerakan besar-besaran. Tak kurang dari 14,6 juta manusia akan bergerak dari daerah-daerah di Jatim. Angka ini melebihi pemudik yang berpotensi berangkat dari kawasan aglomerasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), yang jumlahnya sekitar 14 juta orang.
Di antara pemudik asal Jatim, terdapat orang-orang dengan pergerakan lokal seprovinsi, tersebar di 38 kabupaten dan kota di Jatim dari Pacitan hingga Banyuwangi. Tak hanya masyarakat yang tinggal di daratan, fenomena mudik juga dilakukan oleh masyarakat di wilayah kepulauan, seperti Madura yang memiliki empat kabupaten, yakni Bangkalan, Pamekasan, Sampang, dan Sumenep.
Keterbatasan moda trasportasi di daerah kepulauan memaksa pemudik pulang lebih awal agar tak kehabisan tiket kapal. Salah satunya, pemudik yang akan menuju Pulau Masalembu, Kabupaten Sumenep. Pada Kamis (21/4/2022), misalnya, ribuan orang berbondong menuju KM Sabuk Nusantara di Pelabuhan Tanjung Perak, Kota Surabaya, Jawa Timur.
Kemenhub memprediksi akan ada sekitar 1,4 juta orang se-Indonesia yang bepergian mudik menggunakan sarana transportasi laut pada Lebaran 2022. Pemerintah di tingkat pusat telah menyiapkan 1.186 kapal yang berasal dari PT Pelni, armada perintis, dan armada swasta, yang mampu mengangkut total 2,4 juta penumpang secara nasional.
Selain pemerintah level pusat, pergerakan mudik lokal secara besar-besaran juga mendorong Pemprov Jatim turun tangan. Salah satunya, menyiapkan fasilitas mudik bareng gratis ke 15 daerah tujuan. Sebanyak 100 armada bus berkapasitas 56 penumpang per unit disediakan untuk mengantarkan pemudik melepas kerinduan yang tertahan selama dua tahun belakangan.
”Alhamdulillah tahun ini kami kembali menyediakan program mudik bareng gratis. Ini menjadi bentuk perhatian kita guna memfasilitasi kegiatan mudik masyarakat Jatim yang aman, nyaman, dan sehat,” ujar Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
Fenomena mudik lokal besar-besaran di Jatim tak hanya mendorong pemerintah provinsi menyiapkan moda transportasi umum yang memadai. Pergerakan kendaraan pribadi, baik mobil maupun sepeda motor di jalur-jalur provinsi ataupun jalan nasional yang ada di Jatim, juga turut diperhatikan.
Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional VIII Surabaya Achmad Subki mengatakan, dari total jalan sepanjang 2.990,39 kilometer dan jembatan sepanjang 33.956 meter, mayoritas atau sekitar 92,61 persen dalam kondisi mantap. Artinya, jalan nasional di Jatim tersebut dalam keadaan siap digunakan untuk lalu lintas mudik.
”Secara umum jalan nasional Jatim sudah baik dan aman dilintasi kendaraan pemudik. Jembatan Ngaglik di Lamongan yang ambles beberapa waktu lalu juga sudah selesai diperbaiki. Bahkan, seluruh pekerjaan perbaikan jalan ataupun jembatan ditargetkan selesai pada H-10 demi kelancaran arus kendaraan,” ujar Subki.
Baca juga: Arus Mudik Mulai Terlihat di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya
Di sisi lain, tantangan penyelenggaraan mudik di Jatim adalah mencegah penyebaran Covid-19 karena masa pandemi yang belum berakhir. Terkait hal ini, Pemprov Jatim juga menyediakan beragam fasilitas layanan vaksinasi hingga malam hari untuk memudahkan warganya.
Seperti diberitakan, pemudik wajib sudah mendapat vaksin dosis ketiga sebagai syarat perjalanan jika tidak mau menjalani tes Covid-19.
Menyiapkan momen mudik perdana di tengah pandemi Covid-19 memang bukan perkara gampang. Butuh perjuangan dan semangat kebersamaan untuk mewujudkannya.