Sebanyak 27 Kapal Siap Beroperasi Layani Angkutan Mudik di Ambon
Sebanyak 27 kapal disiapkan untuk melayani perjalanan mudik dari dan menuju Kota Ambon. Warga yang hendak mudik diimbau mempersiapkan diri dengan mengikuti vaksinasi penguat dan membeli tiket lebih awal.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — Sebanyak 27 kapal siap beroperasi melayani pemudik dari dan menuju Ambon, Maluku. Penyiapan kapal itu untuk mengantisipasi lonjakan pemudik Lebaran tahun 2022 yang diperkirakan mencapai 234 persen dibandingkan tahun 2021. Pemudik pun diminta mengikuti program vaksinasi penguat demi melancarkan perjalanannya.
Kepala Seksi Lalu Lintas Angkutan Laut di Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Ambon Sugiman, Senin (18/4/2022) malam, mengatakan, 27 kapal itu terdiri atas 8 angkutan nasional, 14 angkutan regional, dan 5 angkutan lokal. Semua kapal dioperasikan enam perusahaan pelayaran, baik milik pemerintah maupun swasta.
”Setelah dua tahun tidak mudik, tahun ini banyak orang akan mudik. Lonjakannya berkali-kali lipat. Kami berharap pemudik mempersiapkan diri dengan baik, termasuk melaksanakan anjuran pemerintah, yakni mengikuti program vaksin penguat untuk mencegah penularan Covid-19,” katanya.
Warga yang sudah menjalani vaksinasi penguat bisa datang hanya membawa tiket. Sementara warga yang belum memenuhi persyaratan itu wajib menunjukkan surat keterangan sehat bebas Covid-19. Hal ini sekaligus mengklarifikasi informasi yang beredar bahwa hanya mereka yang sudah menjalani vaksinasi penguat yang boleh mudik.
Menurut Sugiman, pihaknya sudah menyiapkan fasilitas tambahan yang diperlukan untuk kelancaran mudik. Di Pelabuhan Yos Sudarso yang bakal paling sibuk, misalnya, kapasitas ruang tunggu pelabuhan hanya untuk 500 orang. Kapasitas ruangan itu dirasa tidak cukup ketika puncak arus mudik. Karena itu, dibangun tenda di luar ruang tunggu.
Sementara itu, Manager Operasional Pelni Cabang Ambon Muhammad Assagaff mengatakan, Pelni mengoperasikan 9 kapal Pelni dan 7 kapal perintis. Kapal Pelni yang sebelumnya hanya delapan ditambah satu kapal khusus untuk melayani rute Ambon-Sorong (Papua Barat). Rute ini diperkirakan mengalami lonjakan tinggi.
Menurut dia, saat ini Pelni menjual tiket hingga 100 persen dari ketersediaan tempat tidur di kapal. Jika permintaan tinggi, akan ada kebijakan penambahan kuota tiket. ”Rata-rata 500 penumpang untuk kapal besar dengan tipe 2.000 gros ton, 300 penumpang untuk kapal sedang dengan tipe 1.000 gros ton, dan 100 penumpang untuk kapal kecil dengan tipe 500 gros ton,” kata Assagaff.
Ia mengimbau warga agar membeli tiket lebih awal sehingga Pelni bisa menganalisis permintaan dan ketersediaan kapal. Jika armada yang tersedia tidak mencukupi kebutuhan, Pelni dan Kementerian Perhubungan akan mengambil kebijakan lanjutan. Pemerintah, lanjutnya, memahami tingginya keinginan masyarakat untuk mudik setelah dua tahun dilarang.
Sejumlah warga di Ambon menyambut gembira kebijakan pemerintah mengizinkan mudik tahun ini. Mereka sudah menyiapkan diri temasuk menjalani vaksinasi secara lengkap. Ada pula yang sudah membeli tiket untuk keluarga. Mereka khawatir tidak kebagian tiket lantaran banyak orang akan mudik.
”Saya dan keluarga sudah vaksin tiga kali. Kami ingin mudik. Rindu sekali dengan keluarga setelah dua tahun tidak pulang merayakan Lebaran di Buton (Sulawesi Tenggara),” kata La Alwi (40), warga pedagang di Pasar Mardika, Ambon.
Di sisi lain, pemudik di dalam wilayah Maluku berharap agar angkutan mudik yang disiapkan untuk mudik lokal dalam kondisi layak. Hal itu berkaca pada kejadian beberapa tahun sebelumnya, yakni pemerintah disebut hanya fokus memperhatikan mudik antarprovinsi. Pernah terjadi, kapal angkutan mudik mogok di tengah laut.
”Tahun 2019 kami mudik naik kapal feri dari Ambon ke Seram Timur. Dalam perjalanan, kapal rusak,” tutur Ismael Rumakat (40). Kapal tersebut ditarik kembali ke Ambon dan diganti kapal lain. Akibatnya, pemudik tidak bisa merayakan mudik di kampung, tetapi di atas kapal.