Alami Kecelakaan Saat Pengamanan Demonstrasi, Perwira Brimob Polda Sultra Meninggal
Perwira di Brimob Polda Sultra, Inspektur Dua Imam Agus Husein, meninggal setelah pengamanan aksi nasional di Kendari. Imam mengaku sesak napas hingga dilarikan ke rumah sakit, tetapi tidak tertolong.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Perwira di Brimob Polda Sulawesi Tenggara, Inspektur Dua Imam Agus Husein (27), meninggal setelah pengamanan aksi nasional di Kendari, Senin (11/4/2022). Imam mengaku sesak napas hingga dilarikan ke rumah sakit. Namun, nyawanya tidak tertolong. Imam akan dimakamkan di kampung halamannya di Medan.
Kepala Bidang Humas Polda Sultra Komisaris Besar Ferry Walintukan menyampaikan, Ipda Imam meninggal di RS Bhayangkara pada Senin sekitar pukul 17.30 Wita. Ia dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami sesak napas sekitar pukul 15.30 Wita.
”Setelah mengalami sesak, beliau dilarikan ke rumah sakit. Setelah dilakukan berbagai tindakan, nyawa Ipda Imam tidak bisa tertolong,” kata Ferry, Senin malam.
Menurut Ferry, almarhum memang bertugas di DPRD Sultra dalam pengamanan aksi mahasiswa. Imam bersiap di mobil Barracuda, dan tidak berhadapan dengan peserta aksi.
”Jadi memang tidak ada hubungannya dengan aksi tadi siang. Beliau bertugas di dalam mobil selama pengamanan aksi. Kejadiannya juga setelah aksi yang sempat ricuh beberapa waktu,” katanya. ”Tapi untuk kronologi lengkapnya, kami masih tunggu dari tim yang sedang mengumpulkan informasi.”
Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas, Ipda Imam yang bertugas sebagai Kanit II Subden II Gegana Brimob Polda Sultra melakukan patroli pembubaran massa. Ia berkeliling di mobil dengan posisi pintu yang setengah terbuka.
Akan tetapi, di perempatan Jalan Made Sabara dan Brigjen M Yoenoes, Kelurahan Korumba, pintu mobil tersebut tertabrak kendaraan lain. Pintu lalu menghantam bagian dada Imam. Ia masih sempat mengatur sejumlah personel sebelum mengeluh sesak di dada.
Wakil Komandan Detasemen Gegana Polda Sultra Ajun Komisaris I Gusti Komang Sulastra menyampaikan, meninggalnya Imam merupakan kehilangan besar bagi satuan Brimob pada khususnya, dan kepolisian pada umumnya. Terlebih lagi, almarhum baru dua tahun bertugas setelah menjalani pendidikan.
”Jenazah almarhum akan diterbangkan ke kampung halaman di Medan untuk dimakamkan. Jenazah akan diterbangkan besok pagi,” tuturnya.
Sebelumnya, aksi ribuan mahasiswa di Kendari berakhir bentrok. Ribuan mahasiswa dari berbagai universitas di Kendari, Sulawesi Tenggara, menggelar aksi nasional pada Senin. Mereka berkumpul di kantor DPRD Sultra sejak Senin pagi hingga siang.
Sejumlah perwakilan lembaga dan organisasi bergantian orasi menyuarakan pendapat. Mereka menolak wacana tiga periode, penundaan pemilu dan pilkada, kenaikan harga barang, hingga kenaikan pajak.
Aksi yang semula berlangsung damai lalu berubah drastis. Sejumlah lemparan terjadi pada 13.30 Wita. Lemparan batu dari mahasiswa dibalas dengan tembakan gas air mata dari aparat. Bentrokan tidak terelakkan.
Situasi kacau terjadi di sekitar kantor DPRD Sultra, dan lapangan eks-MTQ Kendari. Aparat lalu mendesak mahasiswa mundur dengan tembakan gas air mata beruntun. Aparat juga mengejar sejumlah mahasiswa dan menangkap beberapa orang.