Penanganan Keamanan dan Kedaruratan, TNI AU Bangun Pos Jaga di 15 Bandara NTT
Keberadaan pos jaga TNI AU di setiap bandara merupakan amanat undang-undang. Pemerintah daerah mendukung langkah tersebut.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
KUPANG, KOMPAS – Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara berencana membangun pos jaga pada 15 bandara di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Selain memperkuat sistem keamanan bandara dan pertahanan udara, kehadiran pos juga dapat membantu penanganan darurat bencana mengingat NTT merupakan daerah rawan bencana.
”Rencana akan dibangun pos di 15 bandara. Untuk sementara sudah ada tiga yang dibangun, kemudian beberapa hari ke depan akan dibangun dua lagi. Selebihnya sedang dalam persiapan,” kata Komandan Pangkalan Udara El Tari Kupang Marsekal Pertama TNI Aldrin Petrus Mongan, kepada Kompas, Sabtu (9/4/2022).
Tiga pos yang dimaksud berada di Bandara Tambolaka di Kabupaten Sumba Barat Daya, Bandara Komodo di Manggarai Barat, dan Bandara Frans Seda di Sikka. Selanjutnya, Bandara Bere Tallo di Belu dan Bandar Udara Mali di Alor. Di NTT terdapat 15 bandara, tiga di antaranya berskala internasional, yakni El Tari, Komodo, dan Frans Seda.
Menurut Aldrin, kehadiran pos TNI AU itu untuk membantu pengamanan di bandara mengingat ke depan akan semakin tinggi aktivitas penerbangan setelah pandemi Covid-19 perlahan terkendali. Kondisi ini mendorong orang-orang bepergian menggunakan pesawat udara, dari dan menuju NTT.
Selain itu, lanjut Aldrin, kehadiran pos dan dukungan pesawat juga dapat membantu penanganan kedaruratan, seperti bencana alam. Mobilisasi bantuan berupa barang serta personel tanggap darurat dapat berjalan cepat jika menggunakan pesawat udara milik TNI AU, seperti Hercules.
Berdasarkan pengalaman ketika NTT dilanda badai Seroja pada April 2021, pengiriman bantuan terlambat lantaran minimnya angkutan udara. Areal parkir di beberapa bandara juga sempit. Ketika itu, Bandara El Tari Kupang ditutup. Beberapa bandara yang lain ditutup selama lebih dari satu minggu.
Wakil Gubernur NTT Josef A Nae Soi mendukung rencana pendirian pos jaga TNI AU tersebut. ”Kebetulan saya dulu saat jadi anggota DPR jadi pimpinan pansus (panitia khusus) dalam penyusunan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan. Dalam undang-undang itu dijelaskan, pos angkatan udara harus ada dan itu wajib hukumnya,” ujarnya.
Menurut Josef, kehadiran TNI AU di sejumlah bandara juga memperkuat representasi negara. Oleh karena itu, ia berjanji akan membantu mengomunikasikan hal ini dengan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan. Di tingkat daerah, ia akan menyampaikan hal itu kepada semua bupati di NTT.
HUT TNI AUJosef menghadiri upacara peringatan HUT Ke-76 TNI Angkatan Udara yang bertempat di Lanud El Tari Kupang pada Sabtu pagi. Ia mengucapkan terima kasih kepada TNI AU yang telah mendukung upaya pemerintah daerah dalam berbagai program pembangunan serta bantuan ketika terjadi kedaruratan bencana di daerah itu.
Menyongsong puncak HUT itu, Lanud El Tari mengadakan berbagai kegiatan, seperti serbuan vaksinasi Covid-19, pembuatan sumur bor, donor darah, operasi katarak, dan pemberian kacamata gratis. Operasi katarak menyasar 1.000 orang di sejumlah daerah di NTT.
”Selama ini warga menunggu informasi operasi katarak yang biasa digelar gratis. Namun, karena pandemi Covid-19, akhirnya tidak jalan. Kami senang sekali sekarang bisa dapat kesempatan ini,” ucap Martha (60), warga Kota Kupang, yang ikut dalam operasi katarak.