Program Mudik Gratis Diadakan Lagi, Kemenhub Koordinasi dengan Pengusaha
Kementerian Perhubungan akan menyelenggarakan lagi program ”Mudik Gratis” tahun ini. Pembahasan terus dilakukan untuk mematangkan program yang terhenti dua tahun terakhir akibat pandemi Covid-19 itu.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Kementerian Perhubungan akan menyelenggarakan kembali program ”Mudik Gratis” pada tahun ini. Program tersebut sempat terhenti dua tahun terakhir akibat pandemi Covid-19. Pembahasan terus dilakukan untuk mematangkan pelaksanaan program tersebut. Koordinasi dengan pengusaha juga dijalin guna memastikan perlu tidaknya penambahan armada.
Program mudik gratis diadakan menyusul lampu hijau yang diberikan pemerintah pusat kepada masyarakat terkait aktivitas mudik pada Lebaran 2022. Dalam program tersebut, ada dua jenis angkutan yang akan digunakan, yakni bus dan truk. Truk menjadi kendaraan yang bakal mengangkut sepeda motor milik pemudik.
Sementara ini, kuota yang disediakan oleh Kementerian Perhubungan, yaitu 10.500 penumpang. Sebanyak 8.100 penumpang untuk arus mudik, sedangkan 2.400 penumpang untuk arus balik. Adapun jumlah bus yang disediakan sebanyak 350 unit, sedangkan untuk truk 34 unit.
”Jadi, setelah dua tahun kosong (tidak ada program Mudik Gratis), kami alokasikan sebesar ini dulu. Awal-awalnya memang sedikit. Ada permintaan untuk ditambah, tetapi kami masih harus koordinasi dulu dengan pihak-pihak lain,” kata Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Marta Hardisarwono di Terminal Tirtonadi, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Rabu (7/4/2022).
Marta menjelaskan, pihak-pihak lain yang diajak berkoordinasi ialah para pengusaha. Dari pengalaman sebelumnya, sejumlah pengusaha juga ada yang mengadakan program mudik gratis. Mereka, misalnya, asosiasi pengusaha jamu, makanan, hingga industri otomotif. Hasil koordinasi nantinya digunakan untuk menentukan perlu atau tidaknya penambahan armada dalam penyelenggaraan program mudik gratis.
Ditilik dari tahun-tahun sebelumnya, kuota mudik gratis yang disediakan tahun ini cenderung lebih sedikit. Misalnya, pada 2019, kuota yang tersedia sebanyak 54.000 penumpang. Artinya, kuota yang tersedia tahun ini hanya sekitar 10 persen dibandingkan dua tahun lalu.
Keterbatasan kuota, kata Marta, didasari survei Kementerian Perhubungan. Instansi tersebut memprediksi jumlah pemudik bisa mencapai 79,4 juta orang. Sebanyak 36,17 juta di antaranya, atau setara dengan 45,5 persen, memilih menggunakan kendaraan pribadi.
”Kami lihat animo pendaftarnya nanti. Ini memang awalnya dibuka kecil (kuotanya). Karena, menurut survei yang sudah kami lakukan, justru banyak yang memakai kendaraan pribadi,” kata Marta.
Euforia mudik dalam Lebaran kali ini diprediksi akan sangat tinggi. Sebab, sudah dua tahun terakhir ada larangan menjalankan tradisi pulang kampung tersebut.
Selain itu, Marta juga memahami, euforia mudik dalam Lebaran kali ini diprediksi akan sangat tinggi. Sebab, sudah dua tahun terakhir ada larangan menjalankan tradisi pulang kampung tersebut. Pihaknya mengantisipasi potensi penularan aktivitas tersebut dengan tak henti menyosialisasikan penerapan protokol kesehatan.
”Pemudik perlu memastikan dirinya sehat sebelum bepergian. Masker wajib dikenakan. Begitu juga jaga jarak. Hal-hal seperti ini terus kami sosialisasikan. Kewaspadaan terhadap potensi penularan Covid-19 harus selalu dijaga,” kata Marta.
Koordinator Terminal Tipe A Tirtonadi Kota Surakarta Joko Sutriyanto mengungkapkan, pihaknya sepenuhnya siap menerima para pemudik. Mekanisme penapisan kedatangan pemudik sudah disiapkan sejak jauh hari. Nantinya pengawasan protokol kesehatan bakal dilakukan seketat mungkin di terminal itu.
Lebih lanjut, kata Joko, para pemudik yang turun di terminal tersebut akan langsung diminta memindai QR Code untuk aplikasi Peduli Lindungi. Dengan mekanisme tersebut, semua pengunjung akan tercatat data perjalanannya sekaligus diketahui sudah memperoleh vaksinasi penguat atau belum. Sebab, vaksinasi penguat menjadi salah satu syarat utama yang harus dipenuhi pemudik jika ingin menempuh perjalanan jarak jauh.
”Misalnya, ada penumpang yang ternyata belum divaksinasi. Jika kondisinya baik, kami akan arahkan ke sentra-sentra vaksinasi di Kota Surakarta. Terlebih ada sentra vaksinasi yang juga membuka layanan malam hari,” kata Joko.