Harga Minyak Goreng di Muaro Jambi Tinggi, Perajin Kerupuk Stop Produksi
Sejumlah pelaku usaha rumah tangga memilih berhenti beroperasi untuk sementara waktu menunggu perkembangan harga minyak goreng kembali normal.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·2 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Sebagian masyarakat Kabupaten Muaro Jambi, Jambi, masih harus membeli minyak goreng dengan harga Rp 23.000 hingga Rp 25.000 per liter. Kondisi ini menyulitkan laju roda ekonomi usaha kecil menengah yang amat bergantung pada minyak goreng.
Suwarni, pelaku usaha kerupuk, Senin (28/3/2022), mengatakan, tingginya harga minyak goreng membuatnya mengurangi produksi. Dua pekan lalu, ia menghentikan produksi karena tidak memiliki stok minyak goreng.
Hal senada disampaikan Bardi, perajin gorengan. Ia sempat memilih tidak berdagang. ”Kalau dipaksakan tetap jualan, harga gorengan harus dinaikkan. Kasihan pelanggan,” ujarnya.
Petani di Desa Pudak, Kecamatan Kumpeh Ulu, Aminah, mengatakan, minyak goreng berharga murah masih langka meski tempat tinggalnya hanya berjarak sekitar 7 kilometer dari Kota Jambi.
Saat ini, yang tersedia adalah minyak goreng kemasan Rp 23.000-Rp 25.000 per liter. Ia hanya bisa berhemat agar tidak terlalu sering membeli minyak goreng.
Kepala Polda Jambi Inspektur Jenderal Albertus Rachmad Wibowo menginstruksikan jajarannya untuk mengecek situasi ini. Jika masih ditemukan minyak goreng curah dengan harga melampaui eceran tertinggi, perlu dilaporkan.
Kepala Bidang Humas Polda Jambi Komisaris Besar Mulia Prianto menyebutkan, pengecekan harga jual minyak goreng curah akan menyasar pasar, toko, minimarket, hingga distributor dan pabrik. ”Pengecekan mulai dari ketersediaan dan juga harganya,” katanya.
Pengawasan soal ketersediaan minyak goreng curah itu untuk mengantisipasi kelangkaan bahan makanan dan lonjakan harga menjelang masa Ramadan. Dia juga meminta warga melaporkan beragam bentuk penyimpangan ke nomor layanan bantuan polisi, 085360555222.
”Laporan ini agar segera dapat kami tindak lanjuti,” katanya.