Minyak Goreng di Kendari Masih Tembus Rp 50.000 Per Liter
Meski pemerintah telah menghapus kebijakan HET, harga minyak goreng di Kendari, Sulawesi Tenggara, masih sangat tinggi, mencapai Rp 50.000 per liter. Tidak hanya itu, stok di sejumlah ritel juga masih kosong saat ini.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Harga minyak goreng di Kendari, Sulawesi Tenggara, masih menembus Rp 50.000 per liter. Hal ini tidak lepas dari masih sulitnya mencari stok minyak goreng di sejumlah tempat.
Di sejumlah pasar di Kendari, minyak goreng hanya dijual sejumlah pedagang, Kamis (17/3/2022). Harganya terbilang tinggi, Rp 90.000-Rp 100.000 per dua liter. Ambo Dalle (54), pedagang di Pasar Basah Mandonga, menjual satu kemasan minyak dua liter seharga Rp 90.000. Dia mengaku membelinya dengan harga tinggi, Rp 85.000 per dua liter.
”Belinya bahkan harus sampai ke perbatasan. Jadi, kalau mau dijual murah pasti kami rugi,” kata Ambo, Kamis siang.
Ambo mengatakan, tidak nyaman dengan kondisi ini. Ia serba salah menentukan strategi berdagang. Di tengah ketidakpastian harga dan pasokan, ia khawatir merugi apabila telanjur mengeluarkan modal besar. Namun, kata Ambo, harus tetap membeli minyak goreng untuk menjaga pelanggan tetap datang.
”Makanya, kami sekarang jual minyak curah dan minyak kelapa juga. Mau stok minyak kemasan premium susah carinya dan harganya tidak jelas,” kata Ambo.
Pedagang lainnya, Winda (36), menyampaikan, baru mendapatkan minyak goreng lagi pada Kamis pagi. Lebih dari satu bulan, ia berhenti berdagang minyak goreng akibat stok sulit dan harga mahal.
Dia menjualnya dengan harga Rp 100.000 per dua liter atau Rp 50.000 per liter. ”Kami ambilnya Rp 90.000-an. Jadi, harus ada selisih biar untung. Tapi, kami ambil sedikit saja karena harga belum jelas apakah mau turun atau tetap,” ujarnya.
Kondisi di pasar ritel juga serupa. Stok minyak goreng masih kosong sejak tiga pekan lalu dan belum juga terisi kembali.
Zakiah (62), pedagang makanan di Kendari, menuturkan, dirinya telah mendatangi dua pasar dan sejumlah toko ritel sejak Kamis pagi. Selain stok susah, harga minyak goreng kemasan juga masih sangat mahal.
Kondisi ini, ujar Zakiah, membuat pedagang kecil sepertinya kesulitan untuk memenuhi kebutuhan produksi makanan. ”Kami mau kasih naik harga juga nanti diprotes pembeli, dan makanan tidak laku. Jadi serba salah,” ucapnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sultra Siti Saleha mengungkapkan, kondisi stok dan harga minyak di wilayah seputaran Kendari dan Sultra memang belum normal. Hingga Kamis siang, harga minyak masih tinggi dengan stok terbatas.
Menurut Saleha, pihaknya masih terus memantau dan mengawasi minyak goreng di pasaran. Kerja sama dengan aparat kepolisian juga dilakukan untuk meminimalkan potensi penimbunan atau praktik jual-beli dengan harga tidak wajar.
”Kami sebenarnya kemarin lagi adakan pasar murah, tetapi tiba-tiba ada aturan pemerintah untuk berlakukan harga normal minyak goreng. Jadi, kami juga bingung dan khawatir harga tidak juga normal,” kata Saleha.
Sebelumnya, pemerintah akan mencabut ketentuan tentang harga eceran tertinggi minyak goreng yang baru digulirkan pada 1 Februari 2022. Harga minyak goreng kemasan sederhana dan premium akan dilepas sesuai dengan mekanisme pasar.