Keseriusan semua pihak dalam menangani pandemi masih sangat diperlukan. Apalagi jika ingin segera masuk ke endemi. Potensi penularan baru, termasuk lewat gelaran internasional seperti MotoGP perlu diantisipasi.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·4 menit baca
PRAYA, KOMPAS – Pandemi Covid-19 secara umum masih ada di Indonesia. Meski demikian, sudah ada wacana untuk merubah status pandemi ke endemi. Hanya saja, tetap perlu keseriusan semua pihak untuk menangani pandemi sehingga tidak meningkat kembali. Termasuk pada ajang internasional seperti MotoGP di Sirkuit Internasional Jalan Raya Pertamina Mandalika.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang juga Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Letnan Jenderal Suharyanto menyampaikan hal itu saat meninjau sarana isolasi dan vaksinasi di Rumah Sakit Mandalika, Pujut, Lombok Tengah, Selasa (15/3/2022).
Menurut Suharyanto, pandemi masih ada di Indonesia ditandai dengan keluarnya Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 24 Tahun 2021 yang diteken pada 31 Desember 2021 terkait perpanjangan penanganan pandemi Covid-19. Sejalan dengan itu, Satuan Tugas Nasional penanganan Covid-19 berlanjut, juga hingga ke daerah.
“Harapannya ini adalah tahun terakhir pandemi Covid-19. Oleh karena itu, sudah mulai ada pembicaraan merubah status pandemi ke endemi. Saya selaku ketua Satgas, menyusun anggaran penanganan Covid-19 hanya satu semester atau sampai Juli,” kata Suharyanto.
Menurut Suharyanto, berakhirnya pandemi, merupakan harapan seluruh bangsa Indonesia. Oleh karena itu, ia meminta agar seluruh pihak mulai dari tingkat pusat hingga daerah harus betul-betul serius menangani pandemi.
Suharyanto memaparkan, secara nasional kasus Covid-19 sudah cukup landai. Meski kasus Omicron lebih tinggi saat puncak dibandingkan dengan saat varian Delta tahun lalu, tetapi kasus kematian lebih rendah.
Menurut Suharyanto, puncak varian Delta pada Juli 2021, pada angka 56.000 untuk kasus tertinggi secara nasional, dengan korban meninggal lebih dari 2.000 lebih. Sementara itu Omicron tahun ini pada puncaknya mencapai 64.000 kasus dengan lebih dari 400 orang meninggal.
“Artinya dari perbandingan dua varian, Omicron walau konfirmasi positifnya tinggi tetapi tingkat kematian rendah. Sepersepuluh dari varian Delta,” kata Suharyanto.
Suharyanto menambahkan, beberapa hari terakhir kasus Inggris dan Hongkong melonjak dan kematian tinggi. Hal itu karena ada varian BA.2. Varian ini, sudah masuk Indonesia sekitar 20 persen.
“Tetapi kita semua tahu, ini penyakit baru, tidak ada satu pun yang bisa menganalisa rinci detail. Artinya kasus di Hongkong, Inggris, dan Indonesia berbeda,” kata Suharyanto.
Menurut Suharyanto, setelah ditelusuri, diketahui pada varian baru tersebut, kasus kematian di Hongkong dan Inggris tinggi. Tetapi yang meninggal didominasi warga lanjut usia dan mereka yang baru menerima satu kali vaksin.
“Kalau belajar dari pengalaman negara lain, berarti yang vaksin satu kali belum kuat untuk menangani, atau menghadapi varian apapun,” kata Suharyanto.
Oleh karena itu, kata Suharyanto, berbagai upaya dari pemerintah pusat, hingga daerah untuk mendorong vaskinasi, adalah langkah yang betul.
“Karena tameng menghadapi varian apapun, adalah vaksinasi. Itu yang menjadi dasar pemerintah, mulai dari Presiden hingga pemerintah daerah mendorong kita semua meningkatkan vaksinasi,” kata Suharyanto.
MotoGP Mandalika
Pada 18-20 Maret 2022 mendatang, NTB akan menjadi tuan rumah gelaran MotoGP di Sirkuit Internasional Jalan Raya Pertamina Mandalika, Kuta, Pujut, Lombok Tengah.
Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalillah yang turut mendampingi Kepala BNPB, menyatakan siap menyelenggarakan ajang balap motor paling bergengsi di dunia tersebut. Salah satunya dari capaian vaksinasi.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB Lalu Hamzi Fikri, capaian vaksinasi di NTB termasuk tinggi. Cakupan vaksin pertama sudah lebih dari 90 persen dan vaksinasi kedua sudah di atas 80 persen. Adapun Lombok Tengah, yang menjadi lokasi Mandalika, mencatat angka hampir sama, di atas 90 persen untuk vaksin pertama dan di atas 80 persen untuk vaksin kedua.
“Kerja sama semua pihak mulai dari Pemerintah Daerah, TNI, Polri, membuat capaian vaksinasi bisa kita genjot. Apalagi sekarang status PPKM level satu. Sehingga NTB Insya Allah siap untuk pelaksanaan MotoGP beberapa hari ke depan,” kata Rohmi.
Suharyanto menambahkan, pada rapat terbatas yang dipimpin Wakil Presiden Ma'ruf Amin Senin (14/3/2022) kemarin, NTB menjadi satu-satunyanya Provinsi yang masuk PPKM level I di luar Jawa dan Bali.
“Hal itu menunjukkan keseriusan Pemprov dan pemkab menghadapi ajang besar MotoGP,” kata Suharyanto.
Menurut Suharyanto, Mandalika menjadi perhatian besar karena ajang internasional, meningkatkan kepercayaan nasional dan internasional terhadap Indonesia dan NTB. Sehingga vaksinasi terus digenjot.
Khusus Mandalika, kata Suharyanto, akan tetap menerapkan travel bubble. Tetapi oleh Presiden Joko Widodo, diperbolehkan tanpa tes apapun dengan syarat vaksinasi dosis lengkap. Hal itu guna mempermudah MotoGP.
“Di satu sisi, Itu merupakan kelonggaran tetapi di sisi lain menjadi tantangan. Jangan sampai habis MotoGP, capain NTB dalam penanganan Covid-19 turun,” kata Suharyanto.
Oleh karena itu, kata Suharyanto, Satgas Nasional Covid-19 akan melakukan pendampingan. Mulai dari memberikan bantuan dana, bagi masker sebelum balapan, memantau pelaksaan di Mandalika, hingga pascakegiatan.