Operasi Pasar Tak Juga Atasi Kelangkaan Minyak Goreng di Makassar
Ramadhan di depan mata, tapi belum ada tanda-tanda harga minyak goreng segera normal. Kini, harga bahan kebutuhan pokok lainnya juga beranjak naik.
Oleh
RENY SRI AYU ARMAN
·2 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Kelangkaan minyak goreng di Makassar, Sulawesi Selatan, dan wilayah sekitarnya hingga kini masih terjadi meskipun pemerintah telah beberapa kali menggelar operasi pasar. Jika pun ada, harganya mahal. Kelangkaan dan naiknya harga minyak goreng kini diikuti kenaikan harga berbagai kebutuhan pokok.
Beberapa kali operasi pasar minyak goreng dan sejumlah kebutuhan pokok digelar, tapi tak juga membuat harga turun dan kebutuhan warga terpenuhi. Di swalayan, minimarket, dan pasar tradisional, minyak goreng lebih sering kosong. Kalaupun ada, harganya mencapai Rp 20.000 per liter.
Di beberapa swalayan atau toko besar, minyak goreng hanya sesekali tersedia dengan jumlah terbatas. Biasanya, saat dikeluarkan dan disimpan di rak, tak butuh waktu lama hingga akhirnya habis.
”Saya bingung cari minyak goreng. Ke mana-mana habis. Pernah saya ke salah satu swalayan menunggu, tapi sampai berjam-jam minyak goreng tidak keluar. Jadi bingung kalau sampai masuk Ramadhan masih seperti ini,” kata Nursiah (48), warga Kecamatan Tamalanrea, Rabu (9/3/2022).
Beberapa kali operasi pasar minyak goreng digelar di ibu kota provinsi itu. Di setiap operasi pasar, warga bisa membeli minyak goreng sebanyak dua liter per orang. Namun, terbatasnya jumlah yang dijual membuat tak semua yang ikut antre bisa mendapatkan minyak goreng.
Ini seperti saat operasi pasar digelar Pemprov Sulsel bekerja sama dengan Perum Bulog, Selasa (8/3/2022). Dengan hanya 3.600 liter minyak goreng yang disediakan, masih banyak warga yang tak kebagian.
Kepala Divisi Regional Perum Bulog Sulselbar Bahtiar AS mengatakan, operasi pasar akan digelar secara berkala, tak hanya di Makassar, tetapi juga di daerah lain. ”Yang jelas stok di gudang Bulog cukup. Kami berharap maayarakat tenang dan tak perlu panik,” katanya.
Akhir Januari lalu, Bahtiar mengatakan, Bulog Divre Sulselbar mendatangkan 100.000 ton minyak goreng. Jumlah tersebut dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan warga, termasuk saat Ramadhan.
Namun, belum selesai persoalan minyak goreng, harga sejumlah kebutuhan pokok lain kini juga merangkak naik. Bawang merah, cabai rawit, dan sejumlah sayuran harganya mulai melambung di pasar.
Bawang merah, misalnya, kini dijual Rp 36.000 per kilogram dari sebelumnya Rp 30.000 per kg. Sementara itu, cabai rawit dijual Rp 40.000 per kg dari sebelumnya Rp 35.000 per kg.