Beberapa titik bencana hidrometeorologi terjadi di Lawang, Kabupaten Malang, akibat hujan berkategori ekstrem. Bencana ini memakan satu korban meninggal.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·4 menit baca
KOMPAS/DEFRI WERDIONO
Kendaraan dari arah Malang menuju Surabaya dan sebaliknya tengah melintas di titik tebing yang longsor di Jalan Tol Pandaan-Malang atau tepatnya di Kilometer 78-79, di wilayah Desa Sidodadi, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Rabu (9/3/2022). Longsor tebing tol terjadi pada Selasa (8/3/2022) sore akibat hujan deras.
MALANG, KOMPAS — Seorang warga yang sebelumnya dilaporkan hanyut saat memantau arus sungai di Dusun Ngamarto, Kelurahan Lawang, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa (8/3/2022) sore, akhirnya ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa, Rabu (9/3/2022) pagi.
Korban bernama Sa’ad (55), warga Dusun Sumberwuni, Desa Kalirejo, Kecamatan Lawang. Ia ditemukan di Desa Ngapuk. Karena medan alur sungai menuju Sumberwuni tidak memungkinkan, jenazah korban dievakuasi melalui Purwodadi di Kabupaten Pasuruan.
Pelaksana Tugas Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang Sadono Irawan mengatakan, saat peristiwa terjadi, korban tengah memantau arus sungai di belakang tempat kerjanya. ”Bantaran tempat dia berpijak ambrol sehingga korban jatuh dan hanyut,” ujarnya.
Sementara itu, sepanjang Rabu, masyarakat Desa Srigading, Kecamatan Lawang, bergotong royong membersihkan lingkungan dari sisa-sisa material banjir bandang yang menerjang desa itu. Bersama petugas BPBD dan TNI, warga membersihkan lingkungan dari lumpur yang menggenangi halaman rumah dan jalan.
Rumpun bambu dan potongan kayu yang menutup aliran sungai juga disingkirkan menggunakan bantuan alat berat. Adapun data kerusakan masih diinventarisasi.
KOMPAS/DEFRI WERDIONO
Petugas tengah membersihkan jalan dari material tebing yang longsor di Jalan Tol Pandaan-Malang atau tepatnya di Kilometer 78 di wilayah Desa Sidodadi, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Rabu (9/3/2022). Longsor tebing tol itu terjadi pada Selasa (8/3/2022) sore akibat hujan deras.
Menurut warga, banjir bandang terjadi akibat hujan deras disertai petir yang berlangsung sejak pukul 13.00 pada Selasa kemarin. ”Sore, sekitar pukul 16.30, hujan reda, tetapi air bercampur lumpur datang dari arah Bukit Supit Urang yang ada di sisi utara desa. Setelah itu, hujan deras turun lagi,” ujar Sigit (55), salah satu warga Srigading.
Komandan Komando Distrik Militer (Kodim) 0818 Malang-Batu Letnan Kolonel (Inf) Taufik Hidayat mengatakan, pihaknya menerjunkan lebih dari 100 personel untuk membantu membersihkan lingkungan dari material banjir. Mereka dibagi dalam empat kelompok.
”Selain normalisasi aliran sungai (yang tertutup material), kami juga ikut membantu membersihkan jalan dari lumpur agar tidak licin,” ujar Taufik di lokasi bencana. Untuk menangani bencana hidrometeorologi, menurut Taufik, personel TNI bersiaga selama sisa musim hujan. Jika sewaktu-waktu dibutuhkan, mereka siap diterjunkan.
Kepala BPDB Kabupaten Malang Bambang Istiawan menyatakan, banjir luapan sungai menerjang dua RW (75 keluarga) di Desa Srigading. Rumah warga terendam air bercampur lumpur dengan ketebalan 10-25 centimeter. ”Penyebanya hujan deras. Sementara sungai tidak mampu menampung debit air yang besar,” ujarnya di lokasi bencana.
Bambang pun mengimbau masyarakat tetap waspada dan berhati-hati. Menurut dia, potensi hujan deras masih ada hingga musim kemarau tiba.
Selain di Srigading, hujan deras pada Selasa sore juga mengakibatkan bencana di desa lain di Kecamatan Lawang. Bencana yang dimaksud mulai dari tebing longsor di ruas Tol Pandaan-Malang Kilometer 78 di Desa Sidodadi; tanah longsor di Desa Sidoluhur yang menutup akses jalan antardesa; serta tanah longsor di Jalan Ngamarto, Lawang.
KOMPAS/DEFRI WERDIONO
TNI bersama masyarakat dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Malang, Rabu (9/3/2022), tengah membersihkan sungai dari material banjir bandang yang menutup arus sungai di Desa Srigading, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Dari pengamatan Kompas, Rabu siang, proses pembersihan tepi bahu Jalan Tol Pandaan-Malang dari material longsoran tebing masih terus dikerjakan. Penanganan titik longsor dilakukan dengan melibatkan kendaraan berat.
Longsor terjadi di beberapa titik dalam radius sekitar 200 meter, baik di tebing sisi timur (ruas Surabaya-Malang) ataupun di sisi barat (ruas Malang-Surabaya). Aktivitas penanganan sisa-sisa material longsor berdampak pada arus lalu lintas yang lewat. Hanya satu lajur yang dipakai untuk melintas pada tiap-tiap jalur.
Sementara itu, dihubungi secara terpisah, Koordinator Bidang Analisa dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Klimatologi Malang Ahmad Luthfi mengatakan, hujan yang terjadi pada Selasa sore terpantau masuk kategori ekstrem.
”Kemarin memang tampak ada anomali yang bisa menyebabkan hujan deras. Jadi ada fenomena belokan angin, angin di lapisan atas dan pertumbuhan awan sehingga dampaknya tidak hanya di Malang, tetapi juga merata di wilayah Jawa Timur,” ujarnya.
Menurut Luthfi. potensi hujan dalam kategori ekstrem masih ada di Bulan Maret-April atau sebelum musim hujan berganti kemarau. ”Kita masih di musim hujan sehingga potensinya (cuaca esktrem) masih ada. Kita sudah melewati fase puncak musim dan akan melewati periode peralihan,” katanya.
Oleh karena itu, masyarakat, lanjut Luthfi, perlu waspada setiap saat karena kawasan Malang merupakan daerah berbukit-bukit dengan curah hujan tinggi. Hal ini menimbulkan kerawanan tersendiri dibandingkan dengan daerah lain.