Lebih dari 2.000 Warga Terdampak Banjir di Tanah Laut, Kalsel
Banjir melanda sebagian wilayah Kabupaten Tanah Laut di Kalimantan Selatan setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah itu, Senin (7/3/2022). Lebih dari 2.000 warga terdampak. Warga diingatkan tetap waspada.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·2 menit baca
PELAIHARI, KOMPAS — Banjir melanda sebagian wilayah Kabupaten Tanah Laut di Kalimantan Selatan. Bencana banjir terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah tersebut dari pagi hingga sore hari pada Senin (7/3/2022). Lebih dari 2.000 warga terdampak. Hingga Selasa (8/3/2022), genangan air berangsur surut.
Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalsel pada Selasa melaporkan, bencana banjir di Tanah Laut melanda 10 desa dan kelurahan di 3 kecamatan, yaitu Pelaihari, Takisung, dan Panyipatan.
Banjir mengakibatkan 502 rumah terendam, dua titik jalan raya tergenang, dan satu pohon tumbang. Sebanyak 548 keluarga atau 2.125 warga di tiga kecamatan terkena dampaknya. Sebagian warga bahkan sempat dievakuasi.
”Banjir yang menggenangi wilayah Tanah Laut sempat setinggi 40 sentimeter sampai dengan 100 sentimeter. Namun, kondisinya kini sudah berangsur surut,” kata Azidin Noor, operator radio dan pendataan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Dinas Sosial Provinsi Kalsel di Banjarmasin, Selasa.
Menurut Azidin, banjir kali ini tidak sampai menimbulkan korban jiwa. Kerusakan rumah dan fasilitas umum juga tidak ada. ”Pemprov Kalsel melalui dinas sosial juga telah menyalurkan bantuan kepada warga dan mendirikan dapur umum,” ujarnya.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Banjarmasin Al Amrad mengatakan, pihaknya menerjunkan satu tim untuk memantau dan mengantisipasi apabila ada warga membutuhkan pertolongan maupun evakuasi karena terdampak banjir di Tanah Laut.
”Tim kami di lapangan sempat mengevakuasi ibu-ibu dan anak-anak ke kantor Desa Batu Tungku. Namun, banyak juga warga yang memilih mengungsi sendiri ke rumah sanak keluarganya yang tidak terkena banjir,” tuturnya.
Menurut informasi prakiraan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hujan dengan intensitas ringan hingga sedang yang dapat disertai petir atau kilat masih berpotensi terjadi di wilayah Tanah Laut hingga Kamis (10/3/2022).
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari lewat siaran pers mengatakan, BNPB mengimbau kepada seluruh komponen pemangku kebijakan di daerah dan masyarakat agar mengantisipasi potensi bencana susulan yang dapat dipicu faktor cuaca.
Upaya seperti pemantauan dan pengelolaan daerah aliran sungai (DAS), pembersihan sampah serta material lain yang dapat menyumbat aliran air, pemonitoran kondisi tanggul, jalan, dan jembatan hingga pemantauan debit air saat terjadi hujan lebat disarankan secara berkala.
”Untuk kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana susulan, masyarakat di sepanjang aliran sungai agar melakukan evakuasi sementara jika terjadi hujan terus-menerus dengan intensitas tinggi selama lebih dari satu jam. Perhatikan kondisi debit sungai dan hindari lereng curam yang minim vegetasi,” katanya.