Jenazah Delapan Korban KKB di Beoga Berhasil Dievakuasi
Upaya evakuasi delapan korban serangan kelompok kriminal bersenjata di Kampung Jenggeren, Kabupaten Puncak, ke Kabupaten Mimika berjalan lancar. Tim dokter langsung melakukan visum untuk mengetahui kondisi korban.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Tim Operasi Satgas Damai Cartenz bersama TNI berhasil mengevakuasi jenazah delapan korban serangan kelompok kriminal bersenjata di Kampung Jenggeren, Distrik Beoga Barat, Kabupaten Puncak, ke Kabupaten Mimika, Papua, Senin (7/3/2022). Delapan jenazah divisum tim dokter di Rumah Sakit Umum Daerah Mimika.
Kepala Satgas Humas Damai Cartenz Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal mengatakan, proses evakuasi delapan korban di lokasi kejadian menggunakan empat helikopter yang disiapkan TNI AD dan perusahaan Palapa Timur Telematika. Sebanyak sembilan personel gabungan Satgas Damai Cartenz dan TNI membawa para korban dari lokasi kejadian.
Ia memaparkan, proses evakuasi para korban berlangsung sejak pukul 07.30 WIT. Helikopter terlebih dahulu membawa para korban dari lokasi kejadian ke Distrik Sugapa, ibu kota Kabupaten Intan Jaya. Selanjutnya, dengan pesawat jenis twin otter milik maskapai Rimbun Air, delapan korban dibawa dari Sugapa dan tiba di Timika, ibu kota Kabupaten Mimika sekitar pukul 12.00 WIT.
”Proses evakuasi berjalan lancar walaupun di tengah kondisi rawan cuaca buruk. Berkat sinergitas Polri dan TNI, delapan korban berhasil dievakuasi sehingga bisa kembali ke kampung halamannya,” kata Ahmad.
Seperti diberitakan, KKB menyerang delapan pekerja dan seorang warga setempat yang berperan sebagai pemandu ketika sedang beristirahat di kamp pekerja, Kampung Jenggeren, Rabu (2/3/2022) sekitar pukul 03.00 WIT. Hanya Nelson Sarira, satu-satunya pekerja, yang berhasil selamat setelah melarikan diri dari lokasi kejadian. Sementara tujuh pekerja dan seorang tenaga pemandu tewas dalam insiden ini.
Adapun identitas tujuh pekerja yang meninggal adalah Bona Simanulang, Renal Tagasye, Bili Balion, Jamaludin, Sharil Nurdiansyah, Eko Septiansyah, dan Ibo. Warga lokal yang meninggal bernama Bebi Tabuni.
KKB pimpinan Aibon Kogeya terlibat aksi penyerangan para pekerja dan warga dengan menggunakan parang dan senjata api. Para pelaku berjumlah 10 orang.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Papua Komisaris Besar Faizal Ramadhani yang berada di Mimika menyatakan, pihaknya menyiapkan upaya penegakan hukum secara terukur setelah proses visum dan pemulangan jenazah para korban tuntas.
Polri menyiapkan upaya penegakan hukum secara terukur setelah proses visum dan pemulangan jenazah para korban telah tuntas.
”Kami akan menyiapkan langkah antisipasi agar aksi penyerangan para pekerja infrastruktur tidak terulang kembali. Diduga kelompok Aibon telah melarikan diri ke Intan Jaya setelah melaksanakan aksinya,” papar Faizal.
Direktur Utama PT Palapa Timur Telematika Leon Kakisina menyampaikan duka yang mendalam dan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada keluarga korban. Ia pun menyatakan perusahaan akan berupaya memfasilitasi dan mendampingi keluarga sampai jenazah korban dapat dipulangkan ke rumah masing-masing.
”Pekan ini merupakan duka yang mendalam dan kehilangan yang besar bagi PT Palapa Timur Telematika. Upaya kami membangun infrastruktur demi menjamin pelayanan telekomunikasi yang merata di masyarakat Papua mengalami gangguan keamanan yang menyebabkan korban jiwa dari rekan-rekan kami,” kata Leon.
Tahun ini, KKB tercatat sudah tujuh kali menyerang aparat keamanan di Papua dan Papua Barat, serta dua kali kepada warga. Di Papua, mereka dua kali menyerang polisi di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang. Empat serangan lain diarahkan kepada anggota TNI di Kabupaten Puncak.
KKB juga menyerang warga sipil di Kabupaten Puncak, Papua, yakni seorang pekerja jalan di Distrik Ilaga dan delapan warga sipil yang terlibat proyek Palapa Ring, di Kampung Jenggeren, Distrik Beoga Barat.
Sementara di Papua Barat, KKB menyerang anggota Batalyon Zeni Tempur 20/Pawbili Pelle Alang. Aksi itu dilakukan di pertengahan jalan antara Kampung Faan Kahrio dan Kampung Kamat, Distrik Aifat Timur Tengah, Kabupaten Maybrat.
Akibat aksi KKB tersebut, tiga anggota TNI dan delapan warga di Papua, serta satu anggota TNI di Papua Barat meninggal. Lima anggota TNI, dua anggota Polri, dan seorang warga juga terluka tembak.