Huntara Warga Korban Gempa Pasaman Barat Disiapkan
Hunian sementara warga yang rumahnya ambruk akibat gempa yang berpusat di Pasaman Barat bakal dibangun setelah pendataan rumah rusak dan masa tanggap darurat bencana berakhir pada 10 Maret 2022.
Oleh
YOLA SASTRA
·4 menit baca
PADANG, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat mulai menyiapkan rencana anggaran biaya atau RAB hunian sementara atau huntara bagi warga terdampak gempa M 6,1 yang mengguncang kawasan itu akhir Februari lalu. Huntara bakal dibangun setelah pendataan rumah rusak dan masa tanggap darurat bencana berakhir pada 10 Maret 2022.
Wakil Bupati Pasaman Barat Risnawanto, Minggu (6/3/2022), mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan komandan posko tanggap darurat bencana gempa. ”Hari ini (kami) akan membuat RAB huntara,” kata Risnawanto, ketika dihubungi dari Padang.
Sejumlah lembaga sudah mengajukan beberapa versi huntara, seperti dari PMI dan Universitas Diponegoro. Walakin, perlu ada penyamaan RAB huntara tersebut. Sebab, para donatur membutuhkan RAB final dalam membantu pembangunan huntara, berapa anggaran per unit huntara.
Selain RAB, kata Risnawanto, pembangunan huntara juga sedang menunggu hasil pendataan kerusakan rumah warga oleh tim dari sejumlah perguruan tinggi. Penyusunan RAB dan pendataan diupayakan selesai sebelum 10 Maret 2022, hari terakhir masa tanggap darurat bencana selama 14 hari.
”Perencanaan mulai hari ini sudah kami mulai sehingga setelah masa tanggap darurat berakhir, tindak lanjut pembuatan huntara, masa rehab-rekon ini, nyambung, tidak berhenti,” ujar Risnawanto. Selain itu, pembersihan puing-puing juga perlu dilakukan sebelum membangun huntara.
Komandan Posko Tanggap Darurat Bencana Letnan Kolonel Letnan Kolonel Hary Bakty mengatakan, pihaknya sudah menyampaikan kepada Wakil Bupati Pasaman Barat agar membuat standar huntara. Sejauh ini posko juga masih menunggu data kategori kerusakan rumah akibat gempa. ”Setelah itu, didapat berapa jumlah huntara yang dibutuhkan,” kata Hary, yang juga Komandan Distrik Militer 0305 Pasaman ini.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar Rumainur mengatakan, tim dari beberapa perguruan tinggi di Sumbar sudah diturunkan untuk mendata kategori kerusakan rumah warga akibat gempa di Pasaman Barat dan Pasaman, yakni rusak berat, sedang, ringan. Mereka adalah 120 mahasiswa teknik sipil dan arsitektur yang sudah dilatih BNPB.
Warga yang rumahnya rusak berat, mereka minta ada huntara dulu. Memang lebih nyaman huntara dibandingkan tenda. (Rumainur)
”Sudah diterjunkan, (saat ini) hari ketiga. Semoga seminggu atau paling lama sepuluh hari tuntas penghitungannya. Sehingga, (pembangunan huntara) bisa segera dimulai. Warga yang rumahnya rusak berat, mereka minta ada huntara dulu. Memang lebih nyaman huntara dibandingkan tenda,” kata Rumainur.
Data BPBD Sumbar 6 Maret 2022 pukul 10.00 menyebutkan, gempa bermagnitudo 6,1 pada 25 Februari 2022 yang berpusat di Kecamatan Talamau, Pasaman Barat, ini menyebabkan 19 korban jiwa, 4 hilang, 51 luka berat, dan 405 luka ringan di Pasaman Barat dan Pasaman.
Sementara itu, jumlah rumah rusak mencapai 6.596 unit dari kategori ringan, sedang, hingga berat. Rinciannya, 4.831 rumah di Pasaman Barat, 1.736 rumah di Pasaman, 27 rumah di Limapuluh Kota, dan masing-masing 1 rumah di Agam dan Padang Pariaman. Jumlah tersebut belum termasuk kerusakan fasilitas umum.
Separuh kembali
Rumainur menambahkan, sebagian besar pengungsi sudah kembali ke rumah atau sekitar rumah masing-masing. Warga sudah relatif tenang terhadap potensi gempa susulan, longsor, dan hoaks yang beredar.
Pengungsi yang rumahnya masih bisa ditempati kembali ke rumah. Adapun yang rumahnya rusak dan tidak bisa ditempati tinggal di tenda sekitar rumah. ”Kalau ada di dekat rumah, tetangga, saudara, mereka lebih nyaman,” kata Rumainur.
Rumainur belum punya data pasti jumlah warga yang masih bertahan di titik-titik pengungsian. Namun, ia memperkirakan lebih dari separuh pengungsi sudah kembali ke rumah. Meskipun demikian, data pengungsi yang tercatat di BPBD masih tinggi karena warga yang kembali ke rumah dan sekitar rumah masih mendapat pasokan bantuan.
Menurut Risnawanto, pemkab sudah mengarahkan warga kembali ke rumah atau sekitar rumah masing-masing. Warga yang telah kembali disiapkan dan didirikan tenda keluarga di sekitar rumah mereka.
“Kebutuhan tenda keluarga masih kurang. Namun, pengiriman tenda keluarga masih berjalan dari berbagai lembaga, kabupaten/kota, dan lainnya. Masih diterima (jika ada kiriman) karena ini menjadi kebutuhan para pengungsi sebelum huntara dibangun,” kata Risnawanto.
Meskipun kembali ke rumah atau sekitar rumah, posko masih memasok segala kebutuhan warga terdampak gempa, seperti sembako. Adapun stok sembako hingga sepekan ke depan masih cukup. ”Banyak bantuan dari masyarakat, perusahaan, komunitas, dan lainnya,” ujarnya.
Berdasarkan data BPBD Sumbar hingga Minggu pukul 10.00, jumlah pengungsi yang tercatat 19.084 orang. Rinciannya, 13.877 orang di Pasaman Barat dan 5.207 orang di Pasaman.