Minibus Terseret Arus Banjir di Deli Serdang, Empat Orang Tewas
Sebuah minibus terseret arus banjir sungai yang meluap ke atas jembatan di Desa Simeme, Kabupaten Deli Serdang. Sopir berhasil menyelamatkan diri, sementara empat penumpangnya meninggal.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Sebuah minibus Toyota Avanza terseret arus banjir sungai yang meluap ke atas Jembatan Pamah di Desa Simeme, Kecamatan Deli Tua, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Sopir berhasil menyelamatkan diri. Namun, empat penumpangnya meninggal.
Korban meninggal adalah Azri (2), Fahri (14), dan Putri (30), warga Desa Jati Kesuma, Kecamatan Namorambe. Deli Serdang. Sementara korban lainnya, Syasa (12), adalah warga Kecamatan Pancur Batu. Mobil dikemudikan Rahmat (30), warga Desa Jati Kesuma.
”Seluruh korban meninggal karena terjebak di dalam mobil. Kami juga sudah berhasil mengangkat mobil yang terendam di sungai,” kata Sariman Sitorus dari bagian Humas Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Medan, Senin (28/2/2022).
Sariman mengatakan, mobil itu melintas di Jembatan Pamah saat hujan turun sangat deras, Minggu (27/2/2022) sekitar pukul 23.00. Airnya bahkan meluap ke atas jembatan. Ketika mobil melintas di jembatan, arus sungai lmenyeret mobil hingga jatuh ke sungai.
Masyarakat yang mengetahui minibus masuk ke sungai itu langsung melakukan pencarian pada Minggu malam. Namun, karena hujan yang sangat deras dan keterbatasan peralatan, mereka tidak bisa menemukan korban.
Mereka melaporkan kejadian itu ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Deli Serdang dan Kantor SAR Medan. Tim pun langsung turun melakukan operasi pencarian. ”Kami mencari korban dengan menyisir sungai mulai dari lokasi kejadian ke arah hilir,” kata Sariman.
Pencarian dilakukan dengan menyusuri sungai menggunakan perahu karet. Tim juga berjalan kaki di tepi sungai. Hingga akhirnya, mobil naas itu ditemukan di dasar sungai pada Senin sekitar pukul 10.41. Mobil terseret sekitar satu kilometer dari lokasi awal jatuh. Tim SAR gabungan dibantu warga setempat lantas menarik mobil tersebut dengan tali dan dievakuasi ke pinggir sungai.
”Petugas menyelam untuk memeriksa mobil yang terendam air itu dan menemukan empat korban berada di dalam mobil. Semuanya meninggal,” kata Sariman.
Banjir di Medan
Banjir juga melanda sejumlah daerah di Medan setelah hujan deras turun sejak Minggu malam hingga Senin pagi. Sebagian besar banjir mulai surut pada Senin siang.
”Dampak banjir paling besar berada di sekitar sungai. Sebagian warga dievakuasi ke tempat yang lebih aman,” kata Kepala BPBD Kota Medan M Husni.
Husni mengatakan, dampak banjir paling parah berada di permukiman sekitar Sungai Deli. Air meluap hingga menggenangi permukiman warga dengan tinggi 30-50 sentimeter.
Salah satu permukiman yang direndam banjir adalah Kelurahan Aur. Hampir semua rumah di daerah yang menjadi langganan banjir itu terendam air. Pada Senin dini hari, mereka mengungsi. ”Namun, air sudah surut pada Senin pagi. Kami pun sudah kembali ke daerah kami,” kata Fitri, kepala lingkungan di Kelurahan Aur.
Fitri mengatakan, saat ini warga membersihkan rumah dari genangan lumpur. Namun, tidak banyak perabot yang terendam banjir. Saat musim hujan seperti sekarang, sebagian besar warga sudah memindahkan barang-barangnya ke tempat yang lebih tinggi agar tidak terendam banjir.
Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I Medan, Utami Al Khairiyah, mengatakan, masyarakat diimbau mewaspadai hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang dan badai petir di sejumlah wilayah di Sumut.
”Potensi paling besar berada di lereng barat, pantai barat, pegunungan, lereng timur, dan pantai timur Sumut,” kata Utami.
Hujan lebat pada Senin hingga Selasa diperkirakan terjadi di wilayah Karo, Dairi, dan Pakpak Bharat. Masyarakat pun diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan saat berkendara khususnya saat hujan deras turun. Masyarakat diminta menghindari daerah rawan bencana seperti luapan air sungai dan jalan di daerah perbukitan yang rawan longsor.