Prajurit TNI AU Tertembak di Bandara Ilaga, Tiga Pesawat Batal Mendarat
Kelompok kriminal bersenjata kembali menyerang Bandara Ilaga di Kabupaten Puncak. Aksi ini menyebabkan pesawat tak bisa mendarat dan bandara kembali ditutup.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Situasi di Kabupaten Puncak, Papua, memanas lagi setelah Bandar Udara Ilaga kembali diserang kelompok kriminal bersenjata, Sabtu (19/2/2022) sekitar pukul 07.56. Seorang anggota TNI Angkatan Udara tertembak dan tiga pesawat tidak bisa mendarat.
Komandan Resor Militer 173/Praja Vira Braja Brigadir Jenderal Taufan Gestoro mengatakan, prajurit yang tertembak adalah Prajurit Kepala Fermansyah. Dia terluka di bahu tembus ke punggung bagian kanan. ”Helikopter dari Timika telah dikirim ke Bandara Ilaga untuk mengevakuasi korban yang masih dalam kondisi sadar hingga saat ini,” katanya.
Untuk mencegah kejadian serupa, Taufan menyatakan, anggota TNI kini siaga di Bandara Ilaga. Upaya ini demi mengantisipasi serangan susulan kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang dapat mengganggu aktivitas di bandara.
”Total sekitar satu kompi atau 100 personel kini berada di Ilaga,” ujar Taufan.
Kepala Bandara Ilaga Herman Sujito mengungkapkan, serangan KKB menyebabkan dua pesawat dari Timika dan satu pesawat dari Nabire batal mendarat. Hal ini demi menjamin keselamatan awak pesawat dan penumpang.
Ia pun menyatakan kegiatan operasional di Bandara Ilaga untuk sementara dihentikan karena masalah keamanan. Bandara akan kembali dibuka setelah situasi telah benar-benar aman.
”Kami akan berkoordinasi dengan pihak keamanan terkait pelaksanaan operasional Bandara Ilaga pada Senin (21/2/2022). Untuk sementara bandara hanya dibuka untuk penerbangan yang bersifat darurat,” kata Herman.
Bandara Ilaga kini menjadi salah satu infrastruktur transportasi paling rawan di Republik ini. Sebelumnya KKB membakar menara pengawas dan ruang tunggu bandara pada 3 Juni 2021. Sehari kemudian, api sudah dipadamkan dan bandara kembali dikuasai aparat TNI-Polri.
Pihak operator juga menutup sementara Bandara Ilaga pada 31 Januari hingga 2 Februari 2022. Penutupan dilakukan setelah KKB pimpinan Numbuk Telenggen dua kali menyerang anggota Satgas Kodim Yonif Raider 408/Suhbrastha di Pos Koramil Distrik Gome pada 27 Januari 2022.
Tiga anggota TNI gugur dan satu anggota lainnya luka berat dalam dua insiden tersebut. Ketiga korban yang gugur adalah Sersan Dua Rizal Maulana Arifin, Prajurit Satu Tupel Alomoan Baraza, dan Prajurit Satu Rahman Tomilawa. Sementara Prajurit Satu Syaiful luka berat.
Potensi bahayanya makin tinggi karena Bandara Ilaga juga rawan akibat kondisi geografis yang sulit. Cuaca di wilayah itu sering berubah sangat drastis.
Padahal, peran Bandara Ilaga sangat vital untuk kehidupan warga. Banyak distribusi pangan dilakukan di bandara di ketinggian 2.500 meter di atas permukaan laut dan panjang landasan pacu mencapai 600 meter itu. Bandara ini melayani sekitar 50 kali penerbangan setiap hari dari pukul 06.00 hingga pukul 12.30 WIT.
Kepala Perwakilan Komnas HAM Wilayah Papua Frits Ramandey sangat menyesalkan aksi penyerangan kelompok bersenjata di Bandara Ilaga. Aksi ini dinilai sangat membahayakan penerbangan sipil dan mengganggu hak masyarakat untuk mendapatkan pelayanan umum.
Ia pun meminta aparat keamanan TNI dan Polri sebagai simbol negara hadir untuk menjamin situasi keamanan yang kondusif di Kabupaten Puncak. Sebab, aksi kelompok ini telah menyebabkan masyarakat setempat kehilangan haknya untuk mendapatkan rasa aman.
”Aksi ini sungguh melenceng jauh dari instruksi pimpinan besar mereka, seperti Goliath Tabuni. Goliath selalu menekankan agar anggotanya tidak menyerang fasilitas publik yang mengganggu pelayanan untuk masyarakat,” kata Frits.