Ratusan Warga Mengungsi Akibat Tanah Bergerak di Tegal, Pemerintah Siapkan Relokasi
Pemerintah Kabupaten Tegal, Jateng menyiapkan rencana relokasi bagi warga terdampak tanah bergerak di Desa Dermasuci, Kecamatan Pangkah. Warga diharapkan mau direlokasi demi keselamatan mereka.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
SLAWI, KOMPAS — Sedikitnya 238 rumah warga di Desa Dermasuci, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, rusak akibat bencana tanah bergerak, Sabtu-Minggu (12-13/2/2022). Dampaknya, sebanyak 296 warga mengungsi. Pemerintah setempat menyiapkan lahan relokasi bagi warga yang rumahnya rusak berat.
Sebelumnya, hujan deras memicu tanah bergerak di Desa Dermasuci. Tidak ada korban jiwa akibat kejadian itu. Namun, 238 rumah tercatat rusak. Sebanyak 50 rumah rusak ringan, 90 rumah rusak sedang, dan 98 rumah rusak berat.
Setelah kejadian, warga yang rumahnya terdampak bencana diungsikan ke sejumlah tempat seperti sekolah dan rumah warga. Hingga Senin (14/2/2022), 296 orang dari 98 keluarga masih mengungsi.
Kondisi rumah-rumah terdampak, sebagian besar kosong ditinggal penghuninya. Rumah-rumah itu terlihat retak-retak, miring hingga lebih dari 30 derajat, dan lantainya terbelah. Bahkan ada yang sudah rata dengan tanah.
"Rumah saya retak-retak. Kategorinya rusak ringan tetapi saya tetap mengungsi karena takut rumah ambruk. Sampai hari ini, tanah di sekitar rumah masih terus bergerak," ujar Waningsih, salah satu warga, Senin.
Waningsih menuturkan, bersama anak dan suaminya masih akan terus mengungsi sampai situasi aman. Ia berharap, bisa mendapat bantuan perbaikan rumah dari pemerintah.
Menurut Kepala Desa Dermasuci Mulyanto, kerusakan juga terjadi pada kantor pemerintahan desa, masjid dan sekolah. "Selain itu, ada jalanan yang ambles dengan lebar beragam, mulai dari 50 sentimeter hingga 10 meter. Saat ini, sudah ditangani sementara dengan cara diuruk," kata Mulyanto.
Mulyanto menyebut, bencana tanah bergerak yang terjadi di wilayahnya sudah sering terjadi. Namun, bencana yang skalanya besar, sampai membuat banyak rumah warga rusak terjadi setiap lima tahun sekali.
"Sepengamatan saya, bencana tanah bergerak di Desa Dermasuci ini seperti ada siklusnya. Setiap lima tahun sekali pasti ada bencana tanah bergerak yang parah. Tahun lalu dan tahun sebelumnya ada sih, tetapi tidak terlalu parah," imbuh Mulyanto.
Dihubungi terpisah, Sekretaris Daerah Kabupaten Tegal Widodo Joko Mulyono menuturkan, telah mengevakuasi warga terdampak ke sejumlah titik pengungsian. Bahan makanan dan barang-barang keperluan warga juga terus disalurkan.
Selain penanganan pengungsi, Pemkab Tegal juga menyiapkan upaya relokasi warga. Warga-warga yang rumahnya rusak akan direlokasi ke sebuah lahan kosong yang telah dibeli pemerintah setempat pada 2017.
"Saat ini ada lahan seluas 7.000 meter persegi yang tersedia. Lahan yang kami beli lima tahun lalu itu memang kami peruntukkan bagi warga terdampak tanah bergerak. Sayangnya, waktu itu, tidak banyak warga yang mau direlokasi," tutur Joko.
Menurut Joko, ada sekitar 50 rumah tipe 36 yang bisa dibangun di lahan seluas 7.000 meter tersebut. Rumah-rumah itu diprioritaskan untuk warga yang rumahnya rusak berat. Adapun, sisanya akan dianggarkan lagi.
Pembangunan rumah untuk relokasi warga itu, disebut Joko akan dimulai, Selasa (15/2/2022) pagi. Pembangunan yang dilakukan gotong royong bersama TNI, polisi, dan warga itu ditargetkan selesai bulan depan.
"Selama menunggu pembangunan rumah selesai, warga kami harapkan bisa bersabar dulu bertahan di pengungsian. Kami juga berharap, warga mau menempati rumah-rumah itu nantinya. Hal ini kami lakukan demi keselamatan warga," ucap Joko.
Berdasarkan pemetaan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tegal, ada sejumlah saerah yang rawan bencana tanah longsor dan tanah bergerak. Daerah itu antara lain, Kecamatan Bumijawa, Bojong, Jatinegara dan Balapulang.
Di musim hujan, warga diminta waspada dengan mengaktifkan ronda malam, terutama saat hujan deras melanda. Dengan begitu, jika sewaktu-waktu tanda-tanda longsor muncul, evakuasi bisa dilakukan dengan cepat.