Sempat Terendah, Aceh Gelar Berbagai Program demi Pacu Vaksinasi
Aceh sempat berada di urutan paling bawah vaksinasi pada Mei 2021 dengan cakupan 3,17 persen. Namun, pada Februari 2022, Aceh berada pada peringkat ke-18 secara nasional.
Oleh
ZULKARNAINI
·3 menit baca
BANDA ACEH — Satuan Tugas Penanggulangan Covid-19 Aceh terus berupaya meningkatkan realisasi vaksinasi. Hingga Minggu (13/2/2022), sebanyak 3.525.767 warga atau 87,5 persen telah memperoleh vaksinasi dosis pertama. Adapun Aceh sempat menduduki peringkat terbawah jangkauan vaksinasi.
Juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Aceh, Saifullah Abdulgani, menuturkan, jumlah warga yang divaksin terus bertambah. Pemerintah setempat membuka gerai vaksinasi gratis di lokasi-lokasi strategis agar mudah diakses warga.
”Sementara vaksinasi dosis II sebanyak 1.624.544 orang atau 40,3 persen dan vaksinasi booster (penguat) sudah menjangkau 75.746 orang,” kata Saifullah.
Ia mengatakan, Aceh sempat berada di urutan paling bawah vaksinasi pada Mei 2021 dengan cakupan 3,17 persen. Namun, pada Februari 2022, Aceh berada pada peringkat ke-18 secara nasional. ”Kami bekerja keras mengatasi ketinggalan tersebut dengan menggelar vaksinasi massal di banyak tempat di seluruh Aceh,” kata Saifullah.
Selain Pemerintah Provinsi Aceh, vaksinasi massal juga digelar oleh Polri, TNI, swasta, dan komunitas warga. Tim satgas juga menerapkan sistem jemput bola ke sekolah, pesantren, dan pusat keramaian.
Saifullah menuturkan, vaksinasi menurut kelompok sasaran tenaga kesehatan mencapai 66.818 orang atau 118,3 persen, melebihi target. Untuk tenaga kesehatan, sebanyak 43.542 orang atau 77,1 persen telah mendapatkan vaksin penguat.
Bukan hanya kelompok tenaga kesehatan, jangkauan vaksinasi bagi kelompok lansia dan remaja juga naik signifikan. Realisasi vaksinasi untuk warga lansia mencapai 271.035 orang atau 79,9 persen dan remaja usia 12–17 tahun mencapai 455.272 orang atau 78,9 persen.
”Kami optimistis cakupan vaksinasi akan terus meningkat sejalan karena kesadaran masyarakat akan pentingnya vaksinasi itu semakin baik,” ujar Saifullah.
Usaha meningkatkan vaksinasi tidak mudah. Pemprov Aceh harus meningkatkan kesadaran warga di tengah gempuran hoaks yang deras. Beberapa kali penyelenggara memberikan hadiah kepada peserta vaksin, mulai dari sembako, barang elektronik, hingga tiket umrah.
Kepala Dinas Kesehatan Aceh Hanif mengatakan, tidak sedikit warga Aceh termakan informasi hoaks soal vaksinasi. Isu tentang kehalalan dan efek buruk seusai divaksin membuat warga menolak vaksin. Namun, melalui sosialisasi yang masif, jangkauan vaksinasi perlahan meningkat.
Disinformasi terkait vaksinasi sempat membuat warga menolak vaksin. Pada awal program vaksinasi untuk remaja, siswa banyak yang kabur dan orangtua menolak. Pada September 2021, sekelompok warga di Aceh Barat Daya bahkan merusak fasilitas vaksinasi massal.
Pada awal program vaksinasi untuk remaja, siswa banyak yang kabur dan orangtua menolak. Pada September 2021, sekelompok warga di Aceh Barat Daya bahkan merusak fasilitas vaksinasi massal.
Aceh menjadi perhatian nasional saat jangkauan vaksinasi masih relatif rendah. Pejabat negara, mulai dari Presiden, Wakil Presiden, Menteri Dalam Negeri, hingga Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, bergiliran melakukan kunjungan. Pasca-kunjungan para pejabat negara, cakupan vaksinasi di Aceh perlahan naik. Tekanan dari pemerintah pusat membuat Pemprov semakin serius melakukan vaksinasi.
Salah seorang warga Banda Aceh, Muhammad Saifullah (26), menuturkan, awalnya dia ragu untuk menjalani vaksinasi karena takut pada efek sampingnya. Namun, setelah banyak teman dekatnya menjalani vaksinasi, dia baru berani mendaftarkan diri ke gerai vaksinasi. ”Saya sudah vaksin dua kali, aman tidak ada efek samping,” kata Saifullah.