Kasus Aktif di Kalsel Naik Drastis, Diduga Didominasi Omicron
Kasus aktif Covid-19 di Kalimantan Selatan naik drastis dalam dua minggu terakhir. Laju penularan yang sangat cepat diindikasikan akibat dominasi varian Omicron. Percepatan vaksinasi diperlukan.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Kasus aktif Covid-19 di Kalimantan Selatan naik drastis dalam dua minggu terakhir, dari 93 kasus pada 28 Januari menjadi 2.638 kasus pada 10 Februari. Laju penularan yang sangat cepat itu diindikasikan akibat dominasi varian Omicron.
Pada Kamis (10/2/2022), tercatat penambahan 443 kasus positif sehingga jumlah total kasus aktif menjadi 2.638 kasus. Angka ini sekitar 3,63 persen dari total kasus positif di Kalsel sejak pandemi Covid-19. Pada hari yang sama, satu pasien Covid-19 dilaporkan meninggal sehingga jumlah kematian menjadi 2.401 kasus atau 3,30 persen.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel Muhamad Muslim mengatakan, ada korelasi antara lonjakan kasus aktif saat ini dan sejumlah sampel yang sudah terkonfirmasi positif varian Omicron. Dari 17 sampel yang sudah dikirim ke laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan di Jakarta, sebanyak 14 sampel dinyatakan positif Omicron.
”Kalau melihat laju kasus aktif sekarang ini, tidak tertutup kemungkinan atau patut diduga varian Omicron lebih mendominasi. Dugaan itu berdasarkan banyaknya sampel yang probable (diduga Omicron),” kata Muslim di sela-sela kegiatan vaksinasi Covid-19 serentak yang digelar Kepolisian Daerah Kalsel di Gedung Sultan Suriansyah, Banjarmasin, Kamis (10/2/2022).
Menurut Muslim, penularan varian Omicron di Kalsel diindikasikan akibat transmisi lokal, terutama melalui perjalanan antardaerah. Adanya indikasi itu karena beberapa pasien Covid-19 varian Omicron yang dirawat di Kalsel berasal dari Jakarta, Surabaya, dan Semarang.
Untuk itu, warga Kalsel diimbau lebih disiplin menjalankan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 dengan menerapkan 3M hingga 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilitas).
Penularan varian Omicron di Kalsel diindikasikan akibat transmisi lokal, terutama melalui perjalanan antardaerah. Adanya indikasi itu karena beberapa pasien Covid-19 varian Omicron yang dirawat di Kalsel berasal dari Jakarta, Surabaya, dan Semarang. (Muhamad Muslim)
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor melalui Surat Edaran Nomor 443.33/612/Dinkes/2022 tentang Peningkatan Upaya Pengendalian Covid-19 menginstruksikan pemerintah kabupaten/kota, antara lain, untuk mengawasi pemanfaatan aplikasi Peduli Lindungi dan pelaksanaan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 secara ketat di tempat-tempat kegiatan masyarakat, seperti pusat perbelanjaan, tempat wisata, fasilitas umum, tempat ibadah, dan berbagai acara masyarakat.
Sahbirin juga minta pengetatan pemeriksaan terhadap pelaku perjalanan di pintu masuk Provinsi Kalsel, seperti bandara, pelabuhan, dan perbatasan darat antarprovinsi, serta kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerumunan. Kemudian, menyiapkan dan mengaktifkan kembali isolasi terpusat di wilayah masing-masing.
”Kami juga mengimbau agar kegiatan masyarakat yang berpotensi menimbulkan kerumunan untuk sementara direm dulu. Semua warga, terutama yang berisiko atau rentan, terus didorong untuk bisa menerima vaksin lengkap (dua dosis) serta vaksin penguat (booster),” ujar Muslim.
Percepatan vaksinasi
Kepala Polri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo dalam kunjungan kerja ke Kalsel untuk meninjau kegiatan vaksinasi Covid-19 serentak di Gedung Sultan Suriansyah mengingatkan jajaran forum koordinasi pimpinan daerah (forkopimda) untuk membantu percepatan program vaksinasi nasional.
”Kasus Covid-19 varian Omicron terus meningkat dan menjadi kewaspadaan kita semua. Untuk menghadapinya perlu akselerasi vaksinasi di wilayah-wilayah yang cakupan vaksinasinya belum 100 persen,” katanya.
Menurut Sigit, vaksinasi pertama, kedua, dan ketiga (booster) sangat penting untuk kekebalan komunitas. Dari data yang ada, mereka yang sudah divaksin memang tetap bisa terkena varian Omicron. Namun, kebanyakan yang sudah divaksin dua kali atau bahkan tiga kali hanya mengalami gejala ringan dibandingkan dengan mereka yang belum divaksin.
”Saya juga selalu mengingatkan untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan. Salah satunya menggunakan masker, yang sudah harus menjadi kebiasaan rutin,” katanya.
Sigit juga meminta daerah-daerah mengaktifkan kembali pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berskala mikro. Dengan adanya PPKM mikro, mereka yang positif Covid-19 bisa ditangani dengan baik dan cepat. Mereka bisa menjalani isolasi di tempat-tempat yang telah disiapkan. ”Kita harus bisa menjaga agar laju penyebaran Omicron dapat dikendalikan,” ujarnya.