Korban Tewas Kecelakaan Bus di Bantul Jadi 13 Orang
Kecelakaan bus pariwisata di Bantul, DIY, menewaskan 13 orang. Polisi mengevaluasi jalur wisata yang sebagian berada di perbukitan dengan kontur jalan curam.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·4 menit baca
BANTUL, KOMPAS — Korban meninggal akibat kecelakaan tunggal bus pariwisata di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (6/2/2022) siang, bertambah menjadi 13 orang. Adapun 34 orang lainnya terluka. Polisi akan mengevaluasi sejumlah jalur wisata di DIY yang sebagian berada di areal perbukitan dengan kontur jalan curam.
”Ada yang meninggal di TKP (tempat kejadian perkara) dan ada juga di rumah sakit. Kemudian korban luka sebanyak 34 orang,” kata Kepala Kepolisian Resor Bantul Ajun Komisaris Besar Ihsan dalam konferensi pers, Minggu malam, di Bantul.
Kecelakaan tunggal bus pariwisata itu terjadi di Jalan Imogiri-Dlingo, tepatnya di dekat obyek wisata Bukit Bego, Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Bantul. Peristiwa terjadi sekitar pukul 14.00. Kondisi jalan di lokasi itu penuh dengan tanjakan, turunan, dan kelokan.
Ihsan menjelaskan, bus pariwisata itu membawa rombongan family gathering karyawan perusahaan konfeksi di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Rombongan hendak berwisata ke sejumlah destinasi di DIY. Salah satu destinasi wisata yang dikunjungi adalah kawasan hutan pinus di wilayah Mangunan, Kecamatan Dlingo, Bantul.
Setelah mengunjungi hutan pinus, bus tersebut turun melalui Jalan Imogiri-Dlingo. Namun, sesampainya di turunan dekat Bukit Bego, bus oleng. Menurut Ihsan, berdasarkan keterangan saksi di dalam bus, sopir bus terlihat panik saat bus melaju di turunan tersebut.
Saksi juga menyebut, saat itu sopir bus tampak memainkan persneling untuk mengurangi kecepatan laju kendaraan. Namun, bus tidak bisa dikendalikan sehingga oleng dan menabrak tebing di lokasi.
Sopir bus tampak memainkan persneling untuk mengurangi kecepatan laju kendaraan. Namun, bus tersebut tidak bisa dikendalikan sehingga oleng dan menabrak tebing di lokasi. Berdasar keterangan saksi itu, ada indikasi rem bus tersebut tidak berfungsi alias blong. (Ihsan)
Ihsan menyebut, berdasarkan keterangan saksi itu, ada indikasi rem bus tidak berfungsi alias blong. ”Inilah yang menyebabkan kendaraan oleng kemudian menabrak tebing sebelah utara jalan sehingga menyebabkan bagian depan dan samping ringsek,” katanya.
Ihsan menambahkan, setelah kecelakaan itu, para korban dibawa ke tiga rumah sakit di Bantul, yakni Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati, Rumah Sakit Nur Hidayah, dan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul.
Menurut Ihsan, dalam kecelakaan tersebut, sopir bus juga meninggal. Sementara itu, sejumlah korban luka-luka, termasuk tiga anak balita, masih menjalani perawatan di rumah sakit. ”Sebagian besar korban menderita luka di kepala, termasuk ada tiga anak balita yang saat ini masih dalam proses pengobatan,” ujarnya.
Siti Rahayuningsih dari Humas RSUD Panembahan Senopati mengatakan, rumah sakit itu menerima 20 korban dari peristiwa kecelakaan tersebut. Dari 20 orang itu, 7 orang luka ringan, 2 orang luka sedang, 4 orang luka berat, dan 7 orang meninggal.
”Untuk korban meninggal saat ini sudah dilakukan pemulasaraan jenazah. Untuk korban yang luka ringan menjalani rawat jalan sehingga malam ini diperbolehkan pulang. Yang luka sedang masih menjalani perawatan kemudian yang luka berat akan dipindahkan ke ruang rawat intensif karena cedera kepala berat,” kata Siti.
Sementara itu, Manajer Humas RS PKU Muhammadiyah Bantul Wahyu Priyono mengatakan, ada 16 orang korban yang dibawa ke rumah sakit tersebut. Dari 16 orang itu, 10 orang masih dirawat, 5 orang meninggal, dan 1 orang menjalani rawat jalan.
Evaluasi
Setelah kejadian tersebut, Ihsan mengimbau bus-bus pariwisata untuk sementara tidak melintasi jalan di lokasi kecelakaan. Selain itu, Polres Bantul akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Bantul untuk melakukan evaluasi terhadap kondisi jalur di lokasi kejadian.
Apalagi, pada tahun 2017, kecelakaan bus pariwisata juga terjadi di jalan Imogiri-Dlingo dekat Bukit Bego. Saat itu, dua orang meninggal. ”Tentunya kita tidak berharap kejadian ini berulang kembali. Kami dari polres akan segera melaksanakan rapat koordinasi dengan pemerintah daerah,” ujar Ihsan.
Wakil Direktur Lalu Lintas Polda DIY Ajun Komisaris Besar Hendra Gunawan mengatakan, pihaknya akan menurunkan tim untuk menganalisis kecelakaan tersebut. Analisis itu diperlukan untuk mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan kecelakaan itu. ”Apakah dari faktor jalannya, faktor pengemudi, kendaraan, ataupun cuaca,” katanya.
Hendra menambahkan, hasil analisis akan didiskusikan dengan pihak-pihak terkait untuk evaluasi dan tindak lanjut. Evaluasi juga akan dilakukan terhadap jalur-jalur wisata di DIY yang sebagian berada di dataran tinggi. ”Apalagi DIY juga merupakan daerah wisata yang menjadi tujuan wisata utama di Indonesia selain Bali. Tentunya kita akan antisipasi dengan upaya-upaya bersama stakeholder terkait untuk menekan kejadian kecelakaan lalu lintas,” ungkap Hendra.