Pemerintah akan terus mendorong ekspor berbagai komoditas, termasuk produk UMKM. Sejumlah sektor terbukti bertahan di tengah pandemi, bahkan ikut andil dalam peningkatan ekspor.
Oleh
RENY SRI AYU ARMAN
·3 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Di tengah pandemi yang terjadi hampir dua tahun terakhir, Sulawesi Selatan tetap mencatat peningkatan berbagai komoditas ekspor. Hingga Desember 2021, nilai ekspor Sulsel mencapai Rp 2,3 triliun. Capaian ini membuat Pemerintah Provinsi Sulsel terus bertekad mendorong peningkatan komoditas ekspor, termasuk produk usaha mikro, kecil, dan menengah.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Sulsel yang dikeluarkan Rabu (2/2/2022), ekspor pada Desember 2021 mencapai 162,58 juta dollar AS atau setara Rp 2,3 triliun. Jumlah ini meningkat 77,65 persen dibandingkan Desember tahun sebelumnya yang nilainya 91,51 juta dollar AS. Dibandingkan November tahun lalu dengan nilai ekspor 135,6 juta dollar AS, ekspor Desember juga masih lebih tinggi.
”Alhamdulillah, hal ini patut disyukuri. Ini bisa dicapai karena kerja sama semua pihak. Harapan kami tentu ini berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi dan juga kesejahteraan masyarakat,” kata Pelaksana Tugas Gubernur Sulsel A Sudirman Sulaiman di Makassar, Kamis (3/2/2022).
Ada lima komoditas utama yang diekspor pada Desember 2021, yaitu nikel, besi dan baja, biji-bijian berminyak, ikan dan udang, serta olahan makanan hewan.
Jepang, China, India, Malaysia, dan Filipina adalah negara-negara yang mendominasi tujuan ekspor pada Desember 2021.
Jika diakumulasi, ekspor Januari-Desember 2021 mencapai 1.438,60 juta dollar AS atau mengalami kenaikan 19,95 persen dari tahun 2020 yang nilainya 1.199,36 juta dollar AS.
”Kita terus mendorong peningkatan ekspor, termasuk produk-produk UMKM kita. Semoga upaya ini sebagai wujud untuk pemulihan perekonomian masyarakat,” kata Sudirman.
Sebelumnya, dalam kunjungan ke Makassar pada Senin (31/1/2022), Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan, pemerintah terus mendorong penguatan UMKM, termasuk ekspor berbagai produk ini. Karena itu, promosi dan pengemasan produk perlu terus diaktualisasikan sehingga produk Indonesia akan semakin diminati di mancanegara.
”Produk-produk (UMKM) kita sekarang ini sudah mulai banyak diekspor. Pada awalnya itu warga negara kita yang ada di luar negeri, tapi sekarang sudah diminati juga orang-orang luar negeri, terutama diaspora kita. Ternyata banyak sekali di beberapa benua Eropa, Amerika, dan produk kita tinggal kita dorong supaya kualitasnya lebih baik,” kata Wapres seusai memimpin Rapat Sosialisasi Mal Pelayanan Publik dan Pemberdayaan UMKM.
Wapres mengatakan, pemerintah terus mengakselerasi pengembangan sektor kewirausahaan nasional, salah satunya melalui UMKM. Berbagai stimulus, baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, telah dikeluarkan untuk mewujudkannya.
Pemerintah, kata Wapres, juga memberikan berbagai fasilitas dan mendorong, misalnya untuk permodalan, menyediakan KUR yang tiap tahun naik dan saat ini sekitar Rp 370 triliun. Kemudian berbagai stimulus berupa pengurangan pajak, penangguhan, dan sebagainya. Selain itu, percepatan perizinan melalui online single submission (OSS).
”Mulai dari kurasinya, bimbingannya, juga SDM supaya menghasilkan yang berkualitas, permodalannya, kemudian juga kemasannya, legalisasinya, bahkan sertifikasi halalnya ini dipandu, kemudian promosinya. Jadi ini dari hulu ke hilir,” tambahnya.
Terkait akselerasi UMKM di Sulawesi Selatan, Wapres menilai upaya yang dilakukan sudah baik. Untuk itu, Wapres mengimbau agar upaya-upaya tersebut dapat lebih dioptimalkan lagi ke depannya.