Aparat keamanan gabungan TNI-Polri memperkuat pengamanan seluruh area bandara. Pihak keamanan menjamin Bandara Ilaga kembali beroperasi pada Kamis ini.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS - Aparat gabungan Polri/TNI memperkuat pengamanan Bandar Udara Ilaga di Kabupaten Puncak, Papua. Bandara itu ditutup sementara untuk penerbangan komersial selama tiga hari terakhir karena terkendala kondisi keamanan.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Papua Komisaris Besar Faizal Ramadhani saat ditemui di Jayapura pada Rabu (2/2/2022) mengatakan, aparat gabungan akan memperkuat area sekeliling Bandara Ilaga. Hal ini untuk mencegah ulah kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Numbuk Telenggen.
Ia menuturkan, kelompok Numbuk Telenggen beranggotakan lebih kurang 30 orang dengan sekitar 10 pucuk senjata api. Kelompok ini dua kali menyerang Pos Satgas Kodim Yonif Raider 408/Suhbrastha pada 27 Januari 2022, pukul 05.28 WIT dan pukul 08.20 WIT.
Tiga anggota TNI gugur dan satu orang lainnya luka berat dalam dua insiden tersebut. Tiga orang gugur, yakni Sersan Dua Rizal Maulana Arifin, Prajurit Satu Tupel Alomoan Baraza, dan Prajurit Satu Rahman Tomilawa. Sementara Prajurit Satu Syaiful terluka berat.
”Kelompok Numbuk masih di sekitar area Distrik Gome. Polisi dan TNI akan memperkuat pengamanan di seluruh area bandara dan sejumlah daerah ketinggian,” kata Faizal.
Ia menyatakan, Bandara Ilaga akan beroperasi kembali pada Kamis (3/2/2022) untuk penerbangan komersial. Ada dua kompi pasukan Satgas Damai Cartenz yang bertugas di Puncak hingga akhir tahun 2022. Adapun jumlah Satgas Damai Cartenz sebanyak 1.824 anggota Polri dan 101 prajurit TNI. Satgas ini tersebar di lima kabupaten yang rawan aksi KKB, yakni Nduga, Intan Jaya, Pegunungan Bintang, Puncak, dan Yahukimo.
”Satgas Cartenz tidak hanya melaksanakan program humanis. Upaya penegakan hukum tetap dilaksanakan untuk mencegah aksi kelompok ini,” tegas Faizal.
Juru bicara Jaringan Damai Papua, Yan Christian Warinusy, berharap, kedua belah pihak yang bertikai, yakni Organisasi Papua Merdeka dan aparat keamanan, bisa menghentikan konflik. Tujuannya agar masyarakat di Puncak tidak terhambat bisa mendapatkan pelayanan publik dan sarana transportasi udara.
”Diperlukan jeda antara kedua pihak yang bertikai atas nama kemanusiaan. Situasi keamanan yang tidak kondusif menyebabkan tenaga kesehatan, guru, dan pilot pesawat tidak berani beraktivitas,” tutur Yan.
Kepala Bandara Ilaga Herman Sujito mengungkapkan, kontak tembak rawan terjadi di sejumlah daerah yang berdekatan dengan Bandara Ilaga. Kedua daerah ini adalah Eromaga dan Gome.
Bandara Ilaga berada di atas ketinggian 2.500 meter di atas permukaan laut dan panjang landas pacu mencapai 600 meter. Bandara ini melayani sekitar 50 kali penerbangan setiap hari dari pukul 06.00 hingga pukul 12.30 WIT.
Bandara ini tidak hanya rawan gangguan KKB, tetapi juga sering terjadi kecelakaan pesawat karena kondisi geografis dan cuaca yang sering kali berubah sangat drastis. Sebelumya, KKB membakar menara pengawas dan ruang tunggu Bandara Ilaga pada tanggal 3 Juni 2021. Sehari kemudian, api sudah dipadamkan dan bandara kembali dikuasai aparat TNI/Polri.
”Jarak kedua daerah ini sangat berdekatan dengan Bandara Ilaga, yakni 3-4 kilometer saja. Masih terjadi kontak tembak pada Sabtu pekan lalu. Kondisi ini sangat membahayakan pesawat yang akan mendarat,” ungkap Herman.
Bupati Puncak Willem Wandik mengatakan tidak bisa melaksanakan program pembangunan secara maksimal selama dua tahun terakhir. Hal ini disebabkan masalah gangguan keamanan dan pandemi Covid-19. ”Kami berharap pada tahun 2022 tidak terjadi lagi masalah. Kami ingin fokus melaksanakan program pembangunan yang sangat dibutuhkan masyarakat setempat,” harap Willem.