Antisipasi Gelombang Ketiga, Kota Magelang Buka Lagi Tempat Isolasi Terpusat
Kota Magelang kembali siagakan tempat isolasi terpusat di Hotel Borobudur. Dengan segala fasilitasnya, isoter ini siap menampung pasien dengan gejalan ringan atau tanpa gejala.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Pemerintah Kota Magelang, Jawa Tengah, membuka kembali tempat isolasi terpusat atau isoter di Hotel Borobudur, Jalan Ahmad Yani. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi gelombang ketiga lonjakan kasus Covid-19 yang diprediksi akan terjadi Februari ini.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Magelang Yis Romadhon mengatakan, mulai Rabu (2/2/2022), Hotel Borobudur sudah siap untuk menerima pasien. ”Mulai malam ini, Hotel Borobudur siap menerima pasien Covid-19 dengan gejala ringan atau tanpa gejala,” ujarnya, Rabu (2/2/2022).
Adapun pada Rabu malam direncanakan ada puskesmas yang akan langsung merujuk pasien ke Hotel Borobudur. Hotel Borobudur memiliki 37 kamar dengan total kapasitas mampu menampung 74 pasien. Tempat isolasi terpusat ini bisa digunakan untuk masyarakat umum Kota Magelang ataupun aparatur sipil negara (ASN) serta pegawai badan usaha milik daerah (BUMD) yang bekerja di lingkup Kota Magelang.
Segenap masyarakat kembali diimbau menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Selain itu, masyarakat juga diminta mengurangi mobilitas.
Saat ini, di Kota Magelang terdapat tiga pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19. Namun, belum ada yang terdeteksi terkonfirmasi varian Omicron.
Wali Kota Magelang M Nur Aziz mengatakan, kembali munculnya kasus Covid-19 mengindikasikan mulai terjadi gelombang ketiga Covid-19. Oleh karena itu, segenap masyarakat kembali diimbau menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Selain itu, masyarakat juga diminta mengurangi mobilitas. ”Kurangi mobilitas, kurangi aktivitas bepergian, batasi pergi hanya untuk keperluan mendesak saja,” ujarnya.
Sejak 1 Februari 2022 lalu, Kota Magelang yang sebelumnya bertahan di PPKM level 1 selama dua bulan lebih akhirnya berubah status menjadi PPKM level 2. Kondisi ini, diakui Aziz, terjadi karena mulai mengendurnya upaya pelacakan. ”Lama bertahan di status level 1 PPKM, kami mulai terlena. Kami abai dan tidak memenuhi target tes pelacakan per hari,” ujarnya.
Pemerintah Kota Magelang ditargetkan melakukan tes pelacakan kepada lebih dari 100 orang per hari. Namun, selama PPKM level 1, tes hanya dilakukan pada kurang dari 100 orang per hari.
Juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Magelang, Nanda Cahyadi Pribadi, mengatakan, saat ini di Kabupaten Magelang terdapat 20 pasien Covid-19 yang masih menjalani perawatan. Dari jumlah tersebut, empat pasien dirawat di rumah sakit dan 16 orang menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing.
Demi menekan risiko penularan kepada anggota keluarga di sekitarnya, Nanda mengatakan, pihaknya sebenarnya sudah berupaya mengarahkan pasien dengan gejala ringan menjalani perawatan di tempat isolasi terpusat di Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Salaman. ”Isoter sudah kami siapkan. Namun, semua pasien Covid-19 tetap bersikeras ingin menjalani isolasi mandiri di rumah saja,” ujarnya.
Di awal 2022, kasus baru Covid-19 kembali bermunculan di Kabupaten Magelang. Sebagian besar pasien Covid-19 mengaku mengalami gejala sakit setelah sebelumnya bepergian ke luar kota atau kebetulan tinggal serumah dengan anggota keluarga yang memang sering pergi ke luar daerah.
Menyikapi kondisi ini, Nanda meminta semua warga Kabupaten Magelang mengurangi aktivitas bepergian ke luar kota. Sekalipun hingga saat ini belum ada satu pun pasien terdeteksi varian Omicron, semua warga diminta tetap berhati-hati dan menjalankan protokol kesehatan secara ketat karena varian Omicron bisa menular dengan cepat.