Relokasi Dimulai, PKL Malioboro Mulai Pindah ke Tempat Baru
Relokasi pedagang kaki lima di kawasan wisata Malioboro, Kota Yogyakarta, resmi dimulai, Selasa (1/2/2022). Para PKL pun mulai memindahkan barang dagangan ke tempat berjualan baru yang telah disiapkan pemda.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·4 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Proses relokasi pedagang kaki lima di kawasan wisata Malioboro, Kota Yogyakarta, resmi dimulai, Selasa (1/2/2022). Para PKL pun mulai memindahkan barang dagangan ke tempat berjualan baru yang telah disiapkan pemerintah daerah. Meski begitu, sebagian PKL masih tampak berjualan di trotoar kawasan Malioboro.
Berdasarkan pantauan Kompas, Selasa siang, sejumlah pedagang kaki lima (PKL) tampak mendatangi dua tempat relokasi di kawasan Malioboro. Tempat pertama adalah Teras Malioboro I yang berlokasi di bekas lahan Gedung Bioskop Indra, sementara tempat kedua adalah Teras Malioboro II di lahan bekas kantor Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Di Teras Malioboro I, PKL terlihat datang membawa barang-barang dagangan mereka. Sebagian PKL juga sudah mulai menata barang jualannya di lemari khusus yang disediakan oleh Pemerintah Daerah DIY. Lemari tersebut berfungsi untuk menyimpan sekaligus memajang barang dagangan para PKL.
Ketua Paguyuban PKL Malioboro-Ahmad Yani (Pemalni) Slamet Santoso mengatakan, para PKL anggota paguyuban tersebut mulai pindah ke Teras Malioboro I pada Selasa ini. Sebagian PKL itu bahkan sudah ada yang mulai berjualan di Teras Malioboro I. ”Teman-teman anggota Pemalni sudah mulai masuk Teras Malioboro I,” katanya.
Slamet memaparkan, total ada 431 PKL anggota Pemalni yang akan pindah ke Teras Malioboro I. Dia mengakui, belum semua PKL bisa pindah pada Selasa ini karena pemindahan barang dagangan akan berlangsung bertahap hingga Senin (7/2/2022) mendatang.
“Kami instruksikan pemindahan ini secara bertahap supaya tidak terjadi kerumunan dan tidak banyak kendala di lapangan. Tanggal 7 Februari nanti sudah masuk semua,” ujar Slamet.
Meski begitu, Slamet menyatakan, para PKL anggota Pemalni sudah tidak berjualan di trotoar kawasan Malioboro mulai Selasa ini. Hal ini sesuai dengan Surat Edaran Wali Kota Yogyakarta yang disampaikan kepada para PKL. “Mulai hari ini sudah tidak boleh berjualan di lorong (trotoar) Malioboro karena sudah ada Surat Edaran Wali Kota,” katanya.
Akan tetapi, berdasarkan pantauan Kompas pada Selasa siang, sebagian PKL masih ada yang berjualan di trotoar Malioboro. Terkait kondisi itu, Slamet berharap, seluruh PKL segera pindah ke tempat relokasi yang sudah disiapkan. Hal ini agar para pengunjung yang datang ke Malioboro langsung menuju ke Teras Malioboro I dan Teras Malioboro II jika ingin berbelanja.
Ukuran lapak
PKL yang mendapat jatah lapak di Teras Malioboro II juga mulai mendatangi tempat tersebut. Pada Selasa pagi, sejumlah PKL tampak melihat-lihat lapak atau tempat berjualan yang menjadi jatah mereka. Beberapa di antara mereka bahkan membawa meteran untuk mengukur luas lapak tersebut.
Berbeda dengan di Teras Malioboro I, para PKL yang menempati Teras Malioboro II tidak mendapat lemari untuk menyimpan dan memajang barang dagangan mereka. Para PKL di Teras Malioboro II hanya mendapat satu petak lahan sebagai lapak berjualan. Oleh karena itu, mereka harus membawa rak atau lemari sendiri untuk menyimpan dan memajang barang dagangan.
Teras Malioboro II merupakan tempat berjualan yang bersifat sementara. Menurut rencana, tempat tersebut hanya akan ditempati oleh para PKL selama dua tahun. (Srie Nurkyatsiwi)
Salah seorang PKL, Ida Lestari (42), mengatakan, dirinya mendapat jatah lapak seluas 120 sentimeter (cm) x 120 cm di Teras Malioboro II. Luas lapak itu lebih kecil dibandingkan lapak di trotoar Malioboro yang berukuran 120 cm x 200 cm. Meski begitu, Ida mengaku pasrah dengan ukuran lapak yang diterimanya di Teras Malioboro II.
“Terimanya seperti ini, mau gimana lagi. Kita cuma bisa nerima apa yang didapat,” kata Ida yang sehari-hari berjualan tas di kawasan Malioboro.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah DIY Srie Nurkyatsiwi mengatakan, mulai Selasa ini, PKL di kawasan Malioboro memang mulai pindah ke Teras Malioboro I dan Teras Malioboro II. Dia menyebut, total ada 1.836 PKL yang direlokasi ke dua tempat tersebut. Sebanyak 799 PKL ditempatkan di Teras Malioboro I, sementara 1.037 PKL ditempatkan di Teras Malioboro II.
Srie memaparkan, sesuai dengan Surat Edaran Wali Kota Yogyakarta, PKL tidak boleh berjualan lagi di trotoar kawasan Malioboro. Meski begitu, para PKL masih diperbolehkan meletakkan gerobak di trotoar Malioboro hingga 7 Februari 2022. Sementara mulai 8 Februari, sudah tidak boleh ada gerobak PKL yang ditempatkan di trotoar Malioboro.
Srie mengakui, fasilitas yang diterima PKL di Teras Malioboro I berbeda dengan Teras Malioboro II. Selain itu, kondisi kedua tempat tersebut juga berbeda jauh. Teras Malioboro I merupakan gedung tiga lantai yang dilengkapi sejumlah fasilitas, misalnya eskalator dan lift. Sementara itu, Teras Malioboro II hanya berupa deretan lapak yang berada di bangunan semiterbuka.
Srie menuturkan, Teras Malioboro II merupakan tempat berjualan yang bersifat sementara. Menurut rencana, tempat tersebut hanya akan ditempati oleh para PKL selama dua tahun. Dalam kurun waktu dua tahun itu, Pemda DIY akan membangun tempat baru di kawasan Malioboro untuk menampung para PKL yang berjualan di Teras Malioboro II.