Ratusan warga mengungsi akibat banjir yang merendam Kota Bukittinggi, Sumatera Barat. Banjir dipicu curah hujan tinggi. Bantuan sudah disalurkan.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
PADANG, KOMPAS — Banjir lebih dari 1 meter merendam permukiman warga di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, akibat curah hujan tinggi. Hingga Selasa (1/2/2022) malam, sekitar 210 warga mengungsi. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bukittinggi dibantu petugas lainnya sedang berupaya menyedot genangan air.
Feri Candra (52), warga RT 001 RW 001, Kelurahan Pulai Anak Air, Kecamatan Mandiangin Koto Selayan, Bukittinggi, mengatakan, banjir terjadi sejak Selasa pukul 15.30. Hingga pukul 22.30, air masih menggenang. Ia bersama istri, anak-anak, dan sejumlah anggota keluarga lainnya masih bertahan di luar rumah menunggu air surut.
”Banjir masih menggenang. Di dalam rumah sekitar selutut (40 sentimeter). Biasanya banjir satu jam, lalu sudah habis airnya,” kata Feri ketika dihubungi dari Padang, Sumbar, Selasa malam.
Feri menuturkan, banjir yang melanda pada Selasa sore dipicu hujan deras di Bukittinggi dan sekitarnya. Batang Malang, salah satu anak sungai di sana, meluap. Banjir semakin parah akibat kiriman air dari daerah Padang Luar, Kabupaten Agam.
Di rumah Feri, ketinggian air mencapai 70 sentimeter. Adapun di rumah warga lain di RW 001 Kelurahan Pulai Anak Air ketinggiannya hingga 1 meter dan di luar rumah 1,5 meter. Warga sekitar mengungsi dari rumah masing-masing.
”Karena mendadak, barang-barang elektronik, kasur, dan sebagainya tidak bisa diselamatkan. Sekarang kami masih berjaga-jaga di sekitar rumah, menunggu air surut. Belum tahu apakah bisa masuk rumah malam ini atau tidak,” ujar Feri.
Kepala Pelaksana BPBD Bukittinggi Ibentaro Samudra mengatakan, hingga Selasa pukul 22.25, genangan air mulai surut. Adapun warga mengungsi ke tenda pengungsian atau ke rumah kerabat ataupun tetangga. ”Sebanyak 210 warga yang mengungsi besok pagi kemungkinan bisa kembali ke rumah. Sekarang hujan sudah reda,” kata Ibentaro.
Data BPBD Bukittinggi menyebutkan, 376 orang dari 96 keluarga atau rumah terdampak banjir. Rinciannya, 135 orang dari 34 keluarga atau rumah di Kelurahan Tarok Dipo, 205 jiwa dari 50 keluarga atau rumah di Kelurahan Pulai Anak Air, serta 36 jiwa dari 12 keluarga di Kelurahan Birugo. Selain itu, satu kantor BPR dan satu Koramil juga terendam.
Ibentaro melanjutkan, saat ini BPBD bersama petugas dari instansi lainnya masih melakukan pengawasan dan pengamanan di sekitar lokasi. Titik-titik yang masih tergenang banjir masih diupayakan untuk disedot airnya. Dinas Sosial sudah menyalurkan bantuan makanan dan selimut.
Menurut Ibentaro, banjir dipicu hujan deras selama sekitar 1,5 jam, baik di Bukittinggi maupun di Padang Luar Agam. Akibatnya, dua sungai yang melintasi Bukittinggi meluap, yaitu Batang Tambuo dan Batang Agam. Drainase tak sanggup menampung luapan air. Ketinggian air yang tercatat oleh BPBD Bukittinggi sekitar 60 sentimeter.
”Drainase tidak masalah. Banjir dipicu curah hujan tinggi, ditambah kiriman air dari Padang luar. Lokasi banjir sekarang ini memang daerah rawan banjir karena lokasinya rendah dan berada di sekitar bantaran sungai,” ujarnya.