Cegah Kerumunan, Imlek di Jateng Dirayakan Terbatas
Tahun baru Imlek di Jawa Tengah dirayakan secara terbatas di tengah peningkatan kasus Covid-19. Perayaan yang berpotensi menimbulkan kerumunan ditiadakan.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Pergantian tahun baru Imlek 2573 di Jawa Tengah dirayakan terbatas dan dengan protokol kesehatan ketat di tengah peningkatan kasus Covid-19. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meminta para bupati dan wali kota berpatroli untuk memastikan tidak ada kerumunan sekaligus kembali mengedukasi masyarakat terkait penerapan protokol kesehatan.
Beberapa hari terakhir, peningkatan kasus Covid-19 kembali terjadi di sejumlah daerah di Jateng. Daerah-daerah yang sebelumnya nihil kasus aktif Covid-19 kembali mencatatkan kasus baru. Selain itu, sejumlah kluster penularan baru juga ditemukan di beberapa wilayah, antara lain Kota Tegal, Kota Surakarta, Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Jepara, Sukoharjo, dan Wonogiri.
Hingga Minggu (30/1/2022), jumlah kasus aktif Covid-19 yang dicatatkan di Jateng sebanyak 674 orang. Jumlah itu meningkat sebanyak 81 kasus dibandingkan sehari sebelumnya. Kendati mulai ada kenaikan kasus, ketaatan masyarakat terhadap protokol kesehatan dinilai mengendur.
”Kerumunan dalam perayaan Imlek akan dibatasi. Saya minta bupati/wali kota untuk keliling hari ini sampai dengan besok, ketemu dengan warga untuk sosialisasi protokol kesehatan,” kata Ganjar dalam Rapat Satuan Tugas Penanganan Covid-19 di Kompleks Kantor Gubernur Jateng, Senin (31/1/2022).
Patroli juga akan digelar oleh Kepolisian Daerah Jateng pada malam pergantian tahun baru Imlek. Selain patroli, Polda Jateng juga akan menempatkan personelnya untuk pengamanan di seluruh wihara dan kelenteng.
”Aktivitas masyarakat diperkirakan meningkat saat libur Imlek. Untuk mengantisipasi kepadatan dan kerumunan, Polda Jateng akan mengamankan sejumlah tempat publik lain, seperti jalan tol, jalan pantura, bandara, pelabuhan, maupun tempat wisata,” ujar Kepala Bidang Humas Polda Jateng Komisaris Besar Iqbal Alqudusy.
Di Kelenteng Tay Kak Sie, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang, Imlek akan dirayakan dengan pembatasan ketat. Umat yang datang dibatasi maksimal 50 persen dari kapasitas, diharuskan memakai masker, serta menjaga jarak selama beribadah.
”Kami sudah menyiapkan tempat cuci tangan dan bilik disinfektan. Sebelum masuk ke dalam kelenteng, semua orang harus dicek suhu tubuhnya, diminta cuci tangan, dan masuk ke bilik disinfektan untuk didisinfeksi,” kata Pengurus Kelenteng Tay Kak Sie, Andre.
Selain itu, lanjut Andre, umat yang selesai beribadah diimbau langsung pulang dan tidak berkerumun di kelenteng. Pertunjukan barongsai yang biasanya digelar, tahun ini kembali ditiadakan untuk menghindari kerumunan orang.
Sementara itu, di Kota Pekalongan, perayaan Imlek juga akan digelar sederhana serta tidak memicu kerumunan. Terlebih, kasus aktif Covid-19 di wilayah itu tercatat 13 orang. Adapun sebelumnya, satu kasus Covid-19 Omicron sempat terdeteksi di wilayah tersebut.
”Kami minta agar perayaan Imlek dilakukan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang ada. Sebab, pandemi Covid-19 ini belum berakhir,” ungkap Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Pekalongan, Ahmad Marzuqi.