Kasus di Jateng Mulai Menanjak, Ganjar: Aktifkan Lagi "Jogo Tonggo"
Jumlah kasus Covid-19 kembali menanjak di Jawa Tengah. Pemerintah kabupaten/kota diminta mengaktifkan lagi program ”Jogo Tonggo” dan menyiapkan tempat-tempat perawatan pasien.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Laju kasus Covid-19 di Jawa Tengah semakin menanjak. Kluster-kluster penularan mulai ditemukan di sejumlah kota dan kabupaten. Para bupati dan wali kota diminta siaga sembari tetap menggencarkan edukasi penerapan protokol kesehatan kepada masyarakat.
Hingga Minggu (30/1/2022), jumlah kasus aktif Covid-19 di Jateng sebanyak 674 orang. Jumlah itu meningkat sebanyak 81 kasus dibandingkan sehari sebelumnya. Bahkan, kenaikan tersebut juga terjadi di sejumlah daerah yang sebelumnya sudah nihil kasus aktif.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengungkapkan, kenaikan kasus terjadi di sejumlah kabupaten/kota, antara lain, Kota Tegal, Kota Surakarta, Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Jepara, Sukoharjo, dan Wonogiri. Ganjar meminta seluruh bupati dan wali kota di wilayahnya bersiaga menghadapi tren peningkatan kasus tersebut.
”Aktifkan kembali Jogo Tonggo dengan fungsi utama mengedukasi masyarakat untuk memakai masker. Kerumunan dan keramaian tolong ditunda dulu selama Februari ini. Kegiatan kesenian dan olahraga diperbolehkan tetapi dengan pembatasan,” kata Ganjar, Senin (31/1/2022).
Ganjar juga meminta pemerintah di kabupaten/kota menyiapkan tempat-tempat perawatan pasien Covid-19, baik di rumah sakit maupun tempat isolasi terpusat. Selain itu, mereka juga diminta mengirim sampel tes usap reaksi berantai polimerase (PCR) ke laboratorium kesehatan Kementerian Kesehatan di Semarang. Sampel-sampel itu akan diuji dalam pemeriksaan sekuens genomik untuk memastikan varian Covid-19 apa yang menginfeksi warga.
Ganjar juga meminta pemerintah di kabupaten/kota untuk menyiapkan tempat-tempat perawatan pasien Covid-19, baik di rumah sakit maupun tempat isolasi terpusat.
”Sejauh ini yang terpapar varian Omicron sebanyak sembilan orang. Sisanya varian Delta. Kalau yang Omicron ini sebagian besar sudah dinyatakan sembuh. Waktu hasilnya keluar bahwa itu varian Omicron, kondisi pasien sudah dinyatakan sembuh,” ucapnya.
Kluster sekolah
Ganjar juga menyebutkan, ada tiga kluster sekolah aktif di wilayahnya. Tiga kluster itu tersebar di Kota Tegal dan Kabupaten Banyumas. Di Kota Tegal, ada dua kluster sekolah dengan jumlah orang yang terpapar sebanyak enam orang dan dua orang. Sementara itu, di Banyumas, kluster Covid-19 di satu sekolah mengakibatkan 21 orang terpapar.
”Untuk pembelajaran tatap muka, saya minta dilakukan dua sif, masing-masing 50 persen. Enggak usah 100 persen dulu lah, nanti duduknya mepet-mepet. Kalau memang ada kluster, segera tutup," ujar Ganjar.
Secara terpisah, Kepala Kepolisian Daerah Jateng Inspektur Jendral Ahmad Luthfi memerintahkan anggotanya mengaktifkan kembali pencatatan kasus Covid-19. Pengetesan dan pelacakan juga diharapkan bisa digencarkan, terutama bagi pendatang dari luar kota.
”Tandai rumah warga yang terkonfirmasi positif dengan stiker isolasi mandiri. Beri perhatian khusus dan arahkan warga yang terkonfirmasi positif Covid-19, agar mau diisolasi di tempat isolasi terpusat," tutur Luthfi.
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang M Abdul Hakam mengatakan, peningkatan kasus Covid-19 diperkirakan terjadi hingga akhir Februari. Untuk menekan lonjakan kasus, pengetatan akan dilakukan Pemerintah Kota Semarang.
”Kita harus mulai lagi pengetatan di dalam setiap hal. Protokol kesehatan harus didisplinkan lagi. Lalu kita juga menyiapkan tempat tidur pasien, baik di rumah sakit maupun di tempat isolasi terpusat. Kami menyiapkan sekitar 1.000 tempat tidur,” ujar Hakam.
Hingga Senin, jumlah kasus aktif Covid-19 yang dicatatkan di Kota Semarang sebanyak 62 orang. Dari jumlah tersebut, 44 orang merupakan warga Kota Semarang dan 18 lainnya warga luar Kota Semarang.